Bioetanol merupakan bahan bakar nabati yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk menggantikan bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbarui. Sementara buah nanas yang biasa dikonsumsi hanya diambil buahnya saja, sedangkan bagian kulit nya hanya dijadikan limbah buah yang dibuang begitu saja, padahal dalam kulit nanas memiliki kandungan gula dan karbohidrat yang cukup tinggi, sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol. Tujuan dari penelitian agar dapat memanfaatkan limbah kulit nanas untuk dijadikan bahan baku pembuatan bioetanol serta mengetahui kadar bioetanol yang dihasilkan. Adapun metode yang digunakan yaitu fermentasi menggunakan Saccharomyces Cerevisiae terimobilisasi dalam butiran alginate. Kulit nanas di buat serbuk yang selanjutnya dihidrolisis menggunakan asam klorida dengan variasi konsentrasi 1M, 2M, dan 3M. Larutan gula yang dihasilkan dari proses hidrolisis kemudian diukur kadar gulanya menggunakan refraktometer gula setelah itu difermentasi oleh Saccharomyces Cerevisiae terimobilisasi dalam butiran alginate selama 4 hari. Alkohol yang terbentuk diukur kadar alkoholnya menggunakan refraktometer alkohol, kemudian butiran alginate yang digunakan diukur diameternya menggunakan jangka sorong. Pada proses hidrolisis, konsentrasi asam mempengaruhi perolehan konsentrasi gula. Konsentrasi gula terbesar dihasilkan yaitu dengan menggunakan HCl 3 M dimana konsentasi yang dihasilkan 21OBrix. Konsentrasi alkohol tertinggi yang dihasilkan sebesar 55% volume oleh yeast terimobilisasi dalam butiran alginate dengan diameter 2,86 mm.