Khotibum Umam
IAIN Madura

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Tinjauan Sosiologi Terhadap Relasi Agama Dan Budaya Pada Tradisi Koloman Dalam Memperkuat Religiusitas Masyarakat Madura Abd Hannan; Khotibum Umam
RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual Vol 5 No 1 (2023): Juni
Publisher : Prodi Sosiologi Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/resiprokal.v5i1.284

Abstract

Studi ini fokus mengkaji relasi agama dan budaya pada tradisi Koloman, peran dan pengaruhnya dalam memperkuat religiusitas masyarakat Madura ditinjau dari perspektif sosiologi agama. Penelitian ini merupakan studi lapangan yang dikerjakan dengan mempergunakan jenis penelitian kualitatif. Adapun data yang digunakan berasal dari dua sumber, yakni data primer dan data sekunder. Dengan mempergunakan perspektif teori sosiologi agama studi ini mendapati tiga temuan penelitian; Pertama, Koloman dalam tradisi masyarakat Madura merupakan tradisi lokal yang memuat makna slametan, permohonan doa, medium penguat silaturahmi, dan penghormatan terhadap leluhur atau nenek moyang yang telah berjasa besar dalam mendirikan Madura; Kedua, meski Koloman pada awalnya dikenal masyarakat sebagai tradisi lokal, namun dalam perkembangan berikutnya Koloman mengalami proses akulturasi dengan nilai dan ajaran agama Islam. Relasi antara agama dan budaya dalam tradisi Koloman terbentuk melalui proses kontak dan konfirmasi. Pada relasi kontak, Koloman dan agama dinilai sebagai realitas berbeda, namun pada aspek tertentu dinilai memiliki kesamaan, kesamaan tersebut ada pada eksistensi keduanya yang sama-sama mengambil tempat dalam ruang sosial masyarakat. Adapun pada relasi konfirmatif, agama dan budaya dinilai sebagai realitas sosial yang saling melengkapi satu sama lain. Dalam kaitan ini, Koloman sebagai wujud tradisi dan kebudayaan menjadi medium penyebaran atau dakwah agama. Demikian sebaliknya, agama menjadi kontrol kebudayaan sehingga pelaksanaan Koloman menjadi lebih bermakna karena di dalamnya memuat dimensi spiritual dan keagamaan. Ditinjau dari perspektif sosiologi agama, dimensi spiritual dan keagamaan dalam tradisi Koloman tercermin dalam tiga nilai, yakni nilai keyakinan (i'tiqodiyah), nilai etik (khuluqiyah), dan terakhir adalah nilai sosial (amaliyah).