Penelitian ini dilatarbelakangi oleh standar kecantikan yang terkonstruksi dalam masyarakat yang hanya menilai kecantikan dari luar melupakan kecantikan dari dalam. Hal ini, menyebabkan banyak wanita, khususnya mahasiswi untuk berlomba-lomba menjadi cantik menurut standar yang dikonstruksi oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dan menjelaskan motif, pengalaman dan makna dalam penerapan kecantikan dalam sebagai standar untuk melanggar standar kecantikan fisik mahasiswa Universitas Garut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan paradigma konstruktivistik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi partisipan, studi dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah lima mahasiswi Universitas Garut dan tiga narasumber yang telah dipilih oleh peneliti. Pengambilan informan dilakukan melalui purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motif penerapan inner beauty sebagai standar melanggar standar kecantikan fisik mahasiswi terbagi menjadi dua yaitu motif karena dan motif karena. Motif ini menitikberatkan pada tujuan untuk mencapai sesuatu sedangkan motif karena menitikberatkan pada alasan dan penyebab orang tersebut melakukan sesuatu agar percaya diri, bisa hidup tenang, aman, mendapatkan keadilan bagi semua perempuan, lebih menarik, menyenangkan. Pengalaman mahasiswa yang mengaplikasikan inner beauty memiliki pengalaman membanggakan diri, dapat menjadi lebih percaya diri dan dapat membuat orang tertarik. Sedangkan mahasiswa memaknai inner beauty sebagai kecantikan yang tampak dalam diri, sebagai kebaikan yang muncul dari hati dan dimaknai sebagai sifat baik dan kepribadian yang baik.