Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pendampingan Guru Sekolah Minggu terhadap Perkembangan Iman Anak sebagai Pengikut Kristus di Gereja Presbyterian Evangelical Indonesia, Terindak, Kalimantan Barat Sergi Fatu; Ester Agustini Tandana; Agus Santoso
SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 (2023): SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Oktober 2023) - PROGRESS
Publisher : Indonesia Christian Religion Theologians Association and Widya Agape School of Theology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/servire.v3i2.133

Abstract

This article discusses the important role and challenges faced by Sunday school teachers at Gereja Presbyterian Evangelical Indonesia, Terindak, Kalimantan Barat in the kingdom of God. Despite serving faithfully, their ministry often falls short of the expectations of the Sunday school children. Sunday school teachers need to understand the spiritual growth of children and become mentors who have a better understanding of the individuality of the children they serve compared to pastors and other ministers. They also need to master child psychology to build good relationships and guide them with love and understanding. Additionally, Sunday school teachers are required to use creative teaching methods to capture children's interest. They must also be good role models and provide support in their daily lives. The nurturing of children's growth in accordance with the church's goals depends on the role of Sunday school teachers as agents of change. Furthermore, thorough preparation before teaching and diligent instruction are important factors in effectively teaching so that the children being served can grow in true faith in Christ. Artikel ini membahas peran penting dan tantangan yang dihadapi oleh guru sekolah Minggu Gereja Presbyterian Evangelical Indonesia, Terindak, Kalimantan Barat dalam kerajaan Allah. Meskipun mereka melayani dengan setia, seringkali pelayanan mereka tidak sesuai dengan harapan anak-anak sekolah Minggu. Guru sekolah Minggu perlu memahami pertumbuhan rohani anak-anak dan menjadi mentor yang lebih memahami pribadi anak-anak yang dilayaninya daripada pendeta dan pelayan lainnya. Mereka juga perlu menguasai psikologi anak untuk menjalin hubungan yang baik dan menuntun mereka dengan kasih dan pengertian. Di samping itu, guru sekolah Minggu dituntut untuk menggunakan metode pengajaran yang kreatif agar mampu menarik minat anak. Mereka juga harus menjadi teladan yang baik dan memberikan dukungan dalam kehidupan sehari-hari. Pemeliharaan pertumbuhan anak-anak yang sesuai dengan tujuan gereja tergantung pada peran guru sekolah Minggu sebagai agen perubahan. Selain itu, persiapan yang matang sebelum mengajar dan pengajaran yang tekun merupakan faktor penting dalam mengajar dengan efektif agar anak-anak yang dilayani bertumbuh dalam iman yang benar kepada Kristus.
KARAKTERISTIK PERIBADAHAN KRISTEN BERDASARKAN POLA PENYATAAN-RESPONS DALAM KELUARAN 3:1-12 Prayogo Edward Limengka; Budianto Lim; Agus Santoso
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 4 No. 2 (2023): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.4, No.2, June 2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v4i2.132

Abstract

Within two thousand years of the long history of Christianity, Christian worship has been evolving. In the process, distortions often occur and shift the focus of worship. Worship that should focus on the person, works, and initiative of the Trinity has been focusing on humans’ needs and initiative. Therefore, we need to revisit the characteristics of Christian worship conveyed in the Bible. Though a literature study, the writer examined Exodus 3:1-12 and found ten worship characteristics based on revelation-response pattern. Characteristics related to God’s revelation are: (1) worship involves the real presence of God, (2) worship is mediated by Christ, (3) worship is initiated by God, (4) worship employs common elements of our lives, (5) worship proclaims God’s identity, (6) worship remembers God’s saving acts, (7) worship demands our response, and (8) worship engages our senses. Characteristics related to human’s response are: (1) our response involves our body, emotion, and will and (2) our response corresponds to the revealed identity of God.   Sepanjang dua ribu tahun sejarah Kekristenan, peribadahan Kristen sudah mengalami proses “evolusi” yang panjang. Dalam proses tersebut, tidak jarang terjadi distorsi-distorsi karena pergeseran fokus peribadahan. Peribadahan yang seharusnya berfokus kepada pribadi, karya, dan inisiatif Allah Tritunggal pada akhirnya berfokus pada kebutuhan dan inisiatif manusia. Untuk itu, kita perlu melihat kembali karakteristik peribadahan Kristen yang dinyatakan Alkitab. Melalui studi literatur, penulis menggali teks Keluaran 3:1-12 dan menemukan sepuluh karakteristik peribadahan berdasarkan pola-penyataan-respons. Karakteristik yang terkait dengan penyataan Allah ialah: (1) kehadiran pribadi Allah secara langsung, (2) terjadi melalui perantaraan Kristus, (3) terjadi berdasarkan inisiatif Allah, (4) mungkin terjadi dengan melibatkan aspek kehidupan yang natural, umum, atau common, (5) menyatakan identitas dan jati diri Allah, (6) menyatakan karya dan perbuatan Allah, (7) menuntut manusia memberikan respons, dan (8) bersifat imanen dan nyata. Kemudian, karakteristik yang berkaitan dengan respons manusia ialah: (1) bersifat holistik, yaitu melibatkan tubuh, emosi, kehendak, dan (2) berpadanan dengan identitas dan jati diri Allah.
Paralelisme Yanus dalam Habakuk 3: Pendekatan analisis semantik dan struktur Agus Santoso; Pujiastuti Liza Sindoro; Bobby Kurnia Putrawan
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 9, No 2: Agustus 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v9i2.640

Abstract

Ancient Near Eastern poetry has a different style from poetry known in Indonesia. One distinctive style of Semitic poetry is the style known as Parallelismus Membrorum. Among this type of parallelism, there is a very distinctive style of Parallelism, which in the mid-20th century was known as Janus parallelism. This paper reviews some of the Janus Parallelism in one of the Hebrew books, the book of the prophet Habakkuk, chapter 3. This paper uses a method of structure and semantics analysis of poetry. By knowing this type of Janus Parallelism, it is expected that translators of Hebrew poetry, in particular, and Semitic poetry, in general, should be careful because it turns out that in Semitic poetry, there is a literary style of this Semitic poem. AbstrakPuisi Timur Tengah Kuna memiliki gaya yang berbeda dengan puisi yang dikenal di Indonesia. Salah satu gaya khas puisi Semit adalah gaya yang dikenal dengan Parallelismus Membrorum. Di antara jenis paralelisme ini, ada satu gaya paralelisme yang sangat khas, yang pada pertengahan abad ke-20 ini ditemukan yang dikenal dengan istilah teknis paralelisme Yanus. Makalah ini mengulas beberapa paralelisme Yanus pada salah satu kitab Ibrani, yaitu kitab nabi Habakuk pasal 3. Makalah ini memakai metode analisa struktur puisi dan semantis. Dengan mengetahui jenis paralelisme Yanus ini, maka diharapkan para penerjemah puisi Ibrani pada khususnya dan puisi rumpun Semit pada umumnya harus berhati-hati, karena ternyata dalam puisi Semit terdapat gaya sastra puisi.