Ihfan Rahmawadi
Universitas Mataram

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Nede Ritual in Mount Sulung Lombok Saipul Hamdi; Rosiady Husaenie Sayuti; Ari Gunawan; Ihfan Rahmawadi
Tsaqofah Vol. 21 No. 1 (2023): January-June 2023
Publisher : Departement of History and Islamic Civilization, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/tsaqofah.v21i1.8194

Abstract

This article aims to examine the practice of the nede rite among the Sasak people of Lombok, West Nusa Tenggara. The Nede ritual is an everyday activity that combines diverse customary traditions, cultures, and Islamic beliefs to pray to God for rain in a kemaliq or sacred spot. Commonly, Muslims recount istisqo prayers to request rain, but in this Sasak Islamic community, they have invented a unique tradition known as the Nede ritual. The extended drought that resulted in crop failure of the community's agricultural products pushed the community to undertake the Nede ceremony. The complexities of Nede ritual practice inspire inquiry into the ritual's history, stages, symbolic meaning, and community engagement. This study employs a qualitative methodology with a phenomenological approach. The data was gathered through observation and in-depth interviews with traditional authorities, religious leaders, and members of local communities. The findings revealed that the nede ritual was first done in the 1970s when the community suffered from a lengthy drought and could not harvest. This extended drought stumped the community until one of the indigenous elders had a dream and received directions from supernatural creatures to execute a rite on a sacred rock on Mount Sulung. The Nede ritual is not only intricate in execution but also rich in meaning at each level. The rite is accompanied by traditional gendang beleq music. Other data indicate that community participation in this ritual is robust, and they have open access to some stages.
Strategi Pemerintah Desa dalam Penanganan Stunting Berbasis Modal Sosial di Desa Bilebante, Lombok Tengah Saipul Hamdi; Dewi Satria Elmiana; Ikmal Maulana; Nurul Haromain; Ihfan Rahmawadi; Firdaus Abdul Malik
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 18 No 2 (2023): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN VOL.18 NO.2 DESEMBER 2023
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47441/jkp.v18i2.346

Abstract

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linear dalam status gizi rendah yang dapat diartikan sebagai kondisi pada seseorang dengan tubuh pendek atau sangat pendek karena malnutrisi. Prevalensi stunting di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) naik dari 31,4% pada tahun 2021 menjadi 32,7% pada tahun 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi yang dikembangkan pemerintah desa di Bilebante dalam mengatasi permasalahan stunting, yang mana Desa Bilebante, Lombok Tengah, yang mana sukses dalam mengembangkan program kampung Keluarga Berencana yang erat kaitannya dengan pengendalian pola hidup sehat dan manajemen keluarga di masyarakatnya. Penelitian ini juga melakukan stakeholder mapping dan pemetaan modal sosial untuk menemukan formulasi kebijakan yang tepat dalam mengatasi isu stunting di NTB, sehingga dapat dihasilkan suatu rekomendasi kebijakan yang dapat di replikasi pada sejumlah desa lainnya yang ada di wilayah provinsi NTB. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan (Juni-Agustus 2023) dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Adapun teknik pengambilan data melalui observasi, wawancara mendalam, focus group discussion (FGD) dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini meliputi, pemerintah desa, bidan desa, kader posyandu, karang taruna, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), tokoh adat, ibu hamil, ibu bayi dua tahun, dan masyarakat lokal lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elaborasi kebijakan dan penguatan modal sosial oleh pemerintah Desa Bilebante dapat meodorong percepatan pembangunan di berbagai bidang. Sikap masyarakat yang kolaboratif dan peran aktif dari berbagai stakeholder mengantarkan Desa Bilebante berhasil menekan angka stunting secara signifikan dalam tiga tahun jalannya program.