Yohanes Sukendar
Sekolah Tinggi Pastoral Yayasan Institut Pastoral Indonesia

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PELAKSANAAN DIALOG KEHIDUPAN OLEH UMAT KATOLIK DENGAN UMAT MUSLIM DI PAROKI MARIA DIANGKAT KE SURGA MALANG Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui sampai sejauh mana pelaksanaan dialog kehidupan yang dilakukan oleh umat Katolik dengan umat Muslim. Penelitian ini dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk baik dari segi suku maupun agama. Maka mau tidak mau setiap yang mengakui diri sebagai Bangsa Indonesia harus hidup dengan sesamanya yang berkeyakinan lain. Bangsa Indonesia ini mayoritas penduduknya beragama Muslim, maka umat Katolik yang merupakan minoritas mau tidak mau harus hidup bersama dengan mereka yang beragama Muslim. Maka umat Katolik dituntut untuk mampu membangun kehidupan yang rukun dengan sesamanya khususnya yang beragama Muslim. Dalam kenyataannya kehidupan bersama itu sering terjadi gesekan antara umat beragama. Pelaksanaan dialog dalam penelitian ini dibatasi pada dialog kehidupan. Dengan dialog kehidupan dimaksudkan kegiatan dialog dalam kenyataan hidup sehari-hari, baik dalam kehidupan biasa maupun hari raya keagamaan Khususnya Natal dan Idhul Fitri maupun hari raya kenegaraan, khususnya 17 Agustus. Pelaksanaan dialog kehidupan yang dilaksanakan oleh Umat Katolik di Paroki Maria diangkat ke Surga, dapat dikatakan cukup baik karena hasil pengolahan data secara keseluruhan dengan menggunakan score menunjukkan hasil 2,30.
PERJALANAN IMAN WANITA SAMARIA (Yoh 4: 1-42) Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam Injil Yohanes 4:1-42 dikisahkan tentang percakapan Yesus dengan wanita Samaria di sebuah sumur di Sikhar. Tulisan ini bukan sebuah tafsiran atas perikop tersebut, melainkan uraian tentang perjalanan iman wanita Samaria. Wanita Samaria itu mula-mula mengenal Yesus sebagai orang Yahudi. Setelah tahu bahwa Yesus mengenal kehidupan pribadinya, maka ia mengakui Yesus sebagai nabi. Lebih lanjut setelah Yesus berbicara tentang penyebah yang benar, wanita itu mengakui Yesus sebagai Mesias. Dan akhirya bersama dengan orang-orang Samaria lain, wanita itu mengakui Yesus sebagai Penyelamat dunia. Perjalanan iman wanita Samaria itu jelas dibawah bimbingan Yesus. Peran Yesus sungguh menentukan perjalanan iman wanita Samaria itu. Demikian iman kita pun bertumbuh dan berkembang secara perlahan. Untuk dapat bertumbuh dan berkembang iman harus melalui ujian dan juga membutuhkan bimbingan orang lain. Pengakuan iman harus bersifat pribadi, tidak lagi bergantung pada orang lain.
MENGEMBANGKAN PERSAUDARAAN INSANI (TINJAUAN BIBLIS) Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 4 No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini ada banyak perpecahan dan pertikaian antara manusia, yang disebabkan oleh berbagai macam perbedaan dan kepentingan. Untuk menanggapi hal tersebut baru-baru ini Paus Fransiskus mengumandangkan keinginannya supaya umat Katolik mengembangkan persaudaraan insansi, yaitu relasi dengan sesama manusia yang tidak lagi dibatasi oleh sekat-sekat agama, ras, budaya, suku dan sebagainya. Dengan mengembangkan persaudaraan insani, diharapkan terjalinlah persaudaraan antara manusia, sehingga bumi di mana kita tinggal ini sungguh-sungguh damai. Tulisan ini bermaksud untuk mencoba menyoroti tentang tema tersebut dari sudut pandang Kitab Suci. Tulisan ini dibagi ke dalam tiga bagian, yang pertama tinjauan Perjanjian Lama, yang kedua tinjauan dari Perjanjian Baru dan ketiga kesimpulan.
Gambaran Anak Sekolah Dasar Mengenai Yesus Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Yesus Kristus dalah pokok utama iman Kristen. Bagi umat Kristen Yesus adalah Tuhan, Anak Allah, penyelamat dan bahkah adalah Allah yang menjilma menjadi manusia. Di sekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi tema Yesus selalu dibicarakan. Di Sekolah Dasar tema tentang Yesus berkaitan dengan kisah hidup-Nya mulai dari lahir, karya, sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga. Juga dibicarakan tentang sikap-sikap Yesus misalnya, Yesus yang berbelas kasih, Yesus sang pengampun dan sebagainya. Penulis mencoba mengadakan survey kepada anak-anak Katolik Sekolah Dasar kelas III dan IV tentang siapa Yesus dan gambaran mereka tentang Yesus. Survey ini dilaksanakan baik untuk anak Katolik yang bersekolah di sekolah negeri maupun juga sekolah Katolik. Hanya saja penulis tidak membuat pembedaan paham antara anak yang bersekolah di sekolah negeri maupun yang disekolah katolik. Survey ni hanya ingin tahu siapa Yesus menurut anak-anak, artinya apa pemahaman anak sekolah dasar tentang Yesus dan bagaimana mereka menggambarkan sosok Yesus bagi diri anak sendiri.
Pengaruh Penggunaan Handphone di Kalangan Remaja Katolik Terhadap Komunikasi Keluarga di Stasi Santo Paulus Seberaya Paroki Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga Kabanjahe Yohanes Sukendar; Alni Vera Br. Depari
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

English: This paper investigates whether or not the influence of mobile phone use among Catholic youth on family communication. Is there any influence on mobile phone use among Catholic teenagers in their communication with their parents or family members? Whether the communication of teenagers with members becomes increasingly locked up by using mobile phones or has no influence at all, it means that the teenagers still communicate well even if they use a mobile phone. The study involved 31 Catholic teenagers in one of the stasi in Kabanjahe Parish, North Sumatera. The analysis of the research’s results was conducted statistically with the Y regression significance test against X and correlation test. Hypothesis testing with a value of -17.19 exceeds the F table value of 4.18 which means there is an influence of mobile phones on negative communication: the higher the use of mobile phones and the ability of users, the lower the communication with family members. Correlation calculation of -0.433 states that there is an inverse (negative) relationship which means the higher the use of mobile phones the lower the communication with family members and the lower the time of mobile phone use the higher the communication with the family. Bahasa Indonesia: Tulisan ini bermaksud menyelidiki ada tidaknya pengaruh penggunaan handphone di kalangan remaja Katolik terhadap komunikasi keluarga. Apakah ada pengaruh penggunaan handphone di kalangan remaja Katolik dalam komunikasinya terhadap orang tua atau anggota keluarganya. Apakah komunikasi remaja dengan anggota menjadi semakin berkurung dengan menggunakan handphone ataukah tidak ada pengaruh sama sekali, artinya para remaja tetap berkomunikasi dengan baik biarpun ia menggunakan handphone. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yang melibatkan 31 remaja Katolik di salah satu stasi di Paroki Kabanjahe Sutamera Utara. Analisa hasil penelitian dilakukan secara statistik dengan uji signifikansi regresi Y terhadap X dan uji korelasi. Pengujian hipotesis dengan nilai -17,19 melebihi nilai F tabel sebesar 4,18 yang berarti ada pengaruh handphone terhadap komunikasi yang bersifat negatif: semakin tinggi penggunaan handphone dan kemampuan pengguna maka semakin rendah berkomunikasi dengan anggota keluarga. Penghitungan korelasi sebesar -0,433 menyatakan ada hubungan yang bersifat terbalik (negatif) yang berarti semakin tinggi penggunaan handphone semakin rendah berkomunikasi dengan anggota keluarga dan semakin rendah waktu penggunaan handphone semakin tinggi berkomunikasi dengan keluarga.