Yohanes Sukendar
Sekolah Tinggi Pastoral Yayasan Institut Pastoral Indonesia

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Pendidikan Iman Anak di Paroki Yohanes Maria Vianney Cilangkap Jakarta Timur Bulu Arianche; Yohanes Sukendar; Fransisca Widya Agustiningtyas
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 1 No. 5 (2021): Mei
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.974 KB) | DOI: 10.56393/intheos.v1i5.540

Abstract

Pola asuh orang tua ialah segala bentuk dan proses interaksi antara orang tua dan anak yang dapat mempengaruhi terhadap perkembangan kepribadian anak yang meliputi aspek pembentukkan karakter, moralitas, pengetahuan, keterampilan dan lain-lain termasuk aspek iman. Sedangkan pendidikan iman adalah lebih pada upaya menumbuhkan sikap hidup beriman. Peran orang tua dalam mengasuh anak sangatlah penting sebab orang tua adalah guru pertama dan utama dalam keluarga. Untuk mengetahui sejauh mana pola asuh orang tua terhadap pendidikan iman anak, maka dilakukan penelitian pada keluarga-keluarga katolik di Wilayah III Yeremia Paroki St Yohanes Maria Vianney-Cilangkap- Jakarta Timur. Peneliti menggunakan teknik pengambilan data dengan menyebarkan angket epada 40 responden. Peneliti menggunakan bentuk penelitian kuantitatif asosiatif. Peneliti menyimpulkan bahwa pada umumnya pola asuh orang tua dalam pendidikan iman anak menggunakan polaasuh demokrasi yaitu pola asuh yang menggunakan pendekatan rasional dan demokratis yang selalu mengutamakan kehangatan dan menerima tingkah laku asertif anak mengenai peraturan, norma dan nilai-nilai
Pengaruh Kursus Persiapan Perkawinan Terhadap Keharmonisan Keluarga di Paroki Santa Maria Bunda Karmel Mansalong Yohanes Sukendar; Teresia Ose; Imiu Imiu
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 1 No. 5 (2021): Mei
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.5 KB) | DOI: 10.56393/intheos.v1i5.541

Abstract

Kursus persiapan perkawinan adalah bentu merupakan bentuk pelayanan Gereja yang sangat penting bagi kehidupan keluarga, karena pelayanan ini menanamkan makna, tujuan, dan sifat dari perkawinan dan hidup berkeluarga berdasarkan ajaran iman Katolik kepada calon pasangan suami-istri. Melalui pelayanan ini Gereja ingin melindungi dan menjaga kesucian dan martabat perkawinan sebagai sakramen. Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: Apakah ada Pengaruh Kursus Persiapan Perkawinan Terhadap Keharmonisan Kehidupan Keluarga Katolik? Sejauh mana tingkat keberhasilan Kursus Persiapan Perkawinan Untuk Keharmonisan Keluarga Katolik yang diselenggarakan Di Paroki Santa Maria Bunda Karmel Mansalong? Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif,untuk mencari ada tidak nya pengaruh kursus perkawinan terhadap keharmonisan keluarga. Dengan teknik sampling yang digunakan adalah kuota sampling dengan jumlah 30 keluarga.pengolahan data dengan menggunakan rumus F(%) prosen dan regresi yang disebarkan kepada keluarga Katolik Paroki St. Maria Bunda Karmel Mansalong. Maka, kesimpulannya adalah ada pengaruh positif kursus persiapan perkawinan terhadap keharmonisan keluarga katolik. Dengan demikian H0 dan H1 diterima.
Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Iman Anak Usia Dini di Lingkungan St. Yohanes Maria Vianney Yohanes Sukendar; Vincentius Ariandy Yovie Kristiyanto
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 1 No. 5 (2021): Mei
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.136 KB) | DOI: 10.56393/intheos.v1i5.544

Abstract

Artikel ini merupakan uraian hasil penelitian tentang peran orang tua dalam Pendidikan Iman anak usia dini. Artikel ini akan membahas tentang peran orang tua dalam Pendidikan iman anak usia dini, maka yang akan menjadi pokok permasalahan dalam artikel ini adalah apa peran orang tua di lingkungan St. Yohanes Maria Vianney terhadap Pendidikan iman anak usia dini dalam keluarga. Untuk mengetahui sejauh mana orang tua memberikan pembinaan iman bagi anaknya maka perlu diadakan penelitian. Dari penelitian tersebut akan diketahui sampai sejauh mana peran orang tua dalam Pendidikan iman anak usia dini di lingkungan St. Yohanes Maria Vianney. Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dalam bentuk pengambilan sampel dan bentuk penelitian kuantitatif. Responden penelitian adalah 37 pasangan suami istri yang ada di Lingkungan Paroki St. Yohanes Maria Vianney. Dari hasil pengolahan data, hasil yang diperoleh peneliti menyimpulkan bahwa pada umunya peran orang tua dalam Pendidikan iman anak usia di Lingkungan St. Yohanes Maria Vianney, menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan menggunakan rumus F prosen dan Chi kuadrat. Hasil keseluruhan yang diperoleh lebih besar dari nilai yang di tentukan yang berarti bahwa peran orang tua dalam Pendidikan iman anak usia dini di Lingkungan St. Yohanes Maria Vianney sangat baik.
Keterlibatan Umat dalam Pendalaman Iman dan Doa Bersama di Lingkungan Santo Yoseph Paroki Maria Diangkat ke Surga Malang Yohanes Sukendar; Roberta Sestriani
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 1 No. 6 (2021): Juni
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56393/intheos.v1i6.548

Abstract

Tulisan ini bermaksud untuk menguraikan hasil penelitian tentang keterlibatan umat dalam pendalaman iman dan doa lingkungan. Penelitian ini meneliti apakah ada perbedaan yang signifikan dalam keterlibatan umat dalam hal pendalaman iman dan doa bersama di lingkungan Santo Yoseph. Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterlibatan umat antara bapak-bapak dan ibu-ibu dalam pendalaman iman dan doa bersama di lingkungan Santo Yoseph. Hasil yang diperoleh dari penelitian mengenai keterlibatan umat dalam pendalaman iman dan doa bersama bahwa, secara keseluruhan keterlibatan umat dalam pendalaman iman dan doa bersama di lingkungan Santo Yoseph cukup baik. Secara keseluruhan tidak ada perbedaan yang signifikan antara keterlibatan bapak-bapak dengan ibu-ibu, artinya tidak ada yang lebih tinggi keterlibatannya maupun lebih rendah keterlibatannya. Dari hasil penelitian ini, penulis menyarankan bagi pengurus di lingkungan Santo Yoseph, hendaknya pengurus lingkungan dapat dengan adil dan teliti untuk memberi kesempatan kepada umat untuk terlibat dalam pendalaman iman dan doa bersama sebagai petugas serta memberi pemahaman mengenai pentingnya keterlibatan umat dalam hidup menggereja dan membantu umat beriman mendewasakan imannya.
PARTISIPASI UMAT KATOLIK DALAM KEGIATAN PENDALAMAN IMAN DI LINGKUNGAN – LINGKUNGAN PAROKI MARIA DIANGKAT KE SURGA KEUSKUPAN MALANG Yohanes Sukendar; Intansakti Pius X; Emmeria Tarihoran; ME Kakok Kurniantono; Irminus Sabinus
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v1i1.5

Abstract

Para Peneliti bertolak dari kenyataan bahwa doa lebih disukai daripada pendalaman iman. Pada hal tugas Gereja yang utama adalah mewartakan. Menurut teori sosiologi Emile Durheim ada hubungan antara keterlibatan seseorang dengan pastisipasi. Untuk itu mau dicoba menemukan data tentang hubungan antara partisipasi umat Katolik dalam Pendalaman Iman di lingkungan dengan integrasinya dalam lingkungan. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa ada korelasi positif antara partisipasi umat dalam pendalaman iman dengan integrasinya dalam lingkungan, maksudnya semakin umat berintegrasi semakin tinggi partisipasinya dalam pendalaman iman.
MENYEMBAH YAHWEH BERHALA GAYA BARU? Paskalis Edwin Nyoman Paska; Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v1i1.14

Abstract

YHWH, nama kudus untuk Yang Ilahi, pada awalnya diucapkan oleh orang Yahudi, meski belum bisa dipastikan bagaimana mereka mengucapkannya. Namun, dalam perkembangannya, nama itu tidak diucapkan demi penghormatan kepada Yang Ilahi. Ketika bertemu dengan nama ini, orang Yahudi melafalkannya dengan Adonai (Tuanku), atau Hasyem (Nama itu). Cara melafalkan ini mempengaruhi cara menerjemahkan Kitab Suci. Pada umumnya, untuk menghindari penyebutan nama YHWH penerjemahan mengikuti gaya Yahudi, yakni dengan mengikuti lafalnya. Inggris, misalnya, dengan The Lord, atau Italia dengan Il Signore. Dalam bahasa Indonesia kata itu dilafalkan dengan TUHAN. Sekelompok orang di Indonesia salah memahami makna pelafalan itu, sehingga mereka menuduh TUHAN itu menerjemahkan kata YHWH yang tidak bisa diterjemahkan. Mereka menekankan kata YHWH harus diterjemahkan dengan Yahweh, padahal nama itu tidak biasa diucapkan, bahkan oleh orang Israel sendiri. Pernyataan bahwa memakai kata TUHAN adalah sesat dan orang hanya boleh memakai terjemahan Yahweh merupakan sebuah bentuk berhala, karena mempunyai ciri-ciri berhala, yakni membuat Allah lain dengan menyempitkan Allah hanya pada konsepnya sendiri.
KATEKESE DALAM KONTEKS SOSIO-RELIGIUS MENURUT PETUNJUK UMUM KATEKESEDAN RELEVANSINYA BAGI PENGEMBANGAN KATEKESE DI PAROKI Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 2 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan katekese atau pendalaman iman banyak dilaksanakan di paroki-paroki, biarpun minat umat untuk kegiatan katekese paroki ini masih kalah jauh dibandingkan dengan kegiatan devosi. Kadang-kadang tema-tema yang diberikan dalam katekese paroki belum mengarah ketujuan tertentu, kecuali katekese persiapan menerima sakramen. Petunjuk Umum Katekese yang dikeluarkan oleh kongregasi untuk Imam pada tahun 2010, dalam artikel 193 sampai dengan 201 membahas tentang katekese dalam konteks sosio-religius. Katekese dalam konteks sosio- religius ini sangat tepat untuk dikembangkan dalam paroki-paroki, sebab katekese ini membimbing umat dalam rangka: menghadapi situasi Indonesia yang kompleks dan plural; kegiatan devosi-devosi populer yang banyak dilaksanakan oleh umat; kegiatan ekumene; dialog dengan agama- agama dan kepercayaan lain serta katekese dalam hubungannya dengan gerakan-gerakan religius baru.
LIMA PEREMPUAN DALAM SILSILAH YESUS MENURUT INJIL MATIUS (Mat 1:1-17) Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini bermaksud menganalisa kelima perempuan dalam Injil Matius 1:1-17. Kelima perempuan itu ialah: 1) Tamar perempuan Kanaan, (Kej 38:1-30). 2) Rahap, perempuan Kanaan yang menjadi pelacur, tetapi ia berjasa melindungi mata-mata orang Israel (Yos 2:1-24); 3)Rut, perempuan asing berasal dari Moab. (Bacalah kitab Rut). 4) Istri Uria (Batsyeba), adalah perempuan korban nafsu Daud. Keempat perempuan itu mempunyai kisah perkawinan dengan unsur skandal atau cemoohan. Tetapi mereka adalah sarana aktif Roh Allah untuk menurunkan Mesias. 5) Maria. Situasi perkawinan Maria juga aneh, karena mengandung tanpa melalui hubungan seksual dengan calon suaminya. Yusuf adalah seorang yang benar dan suci dalam keputusannya untuk menceraikan Maria. Tetapi Allah menjelaskan bahwa Maria adalah seorang yang lebih suci daripada Yusuf, karena Maria adalah sarana utama Roh Kudus. Dalam rahimnya terkandung Yesus Kristus. Metode yang digunakan adalah analisa teks. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa dengan memasukkan kelima perempuan itu Matius mau menunjukkan bahwa karya keselamatan Allah tidak terhalangi oleh dosa manusia. Bahkan Allah juga menggunakan orang-orang berdosa untuk melaksanakan karya keselamatan-Nya.
PENGAMPUNAN MENURUT KITAB SUCI PERJANJIAN BARU Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini bermaksud menganalisa paham “pengampunan” menurut Kitab Suci Perjanjian Baru. Melalui analisa teks-teks dalam Kitab Suci mencoba menemukan makna dari pengampunan. Menurut Kitab Suci pengampunan yang berarti pembebasan atau pelepasan dari dosa atau kesalahan. Iman kristiani mewartakan bahwa Allah adalah Bapa yang baik hati yang suka mengampuni. Allah adalah Bapa yang baik hati yang suka mengampuni. Kebaikan Allah ini ditampakkan dalam hidup dan karya Yesus. Kita sebagai manusia diundang untuk bertobat dan memperoleh pengampunan dosa. Namun demikian ada konsekuensinya yaitu kitapun harus bersedia mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita. Pengampunan selalu erat kaitannya dengan Kristus yang telah wafat di kayu salib yang mencurahkan darah-Nya untuk pengampunan dosa. Seperti Allah yang selalu mengampuni, demikian pula kita juga harus mengampuni sesama kita tanpa batas. Yesus memberi kuasa kepada para murid-Nya untuk mengampuni dosa. Menurut Gereja Katolik, kuasa itu dilanjutkan oleh para pengganti para Rasul yaitu para Uskup dan rekan kerjanya yaitu para imam. Uskup dan imam dalam Gereja Katolik memiliki kuasa mengampuni dosa berkat sakramen Tahbisan yang diterimanya.
KORELASI ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DENGAN KEBERHASILAN SISWA SEKOLAH DASAR DI MALANG Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 3 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan apakah ada korelasi antara kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik (PAK) dengan keberhasilan siswa dalam memperoleh nilai untuk rapor dan kehidupan siswa. Hanya saja dalam penelitian ini tidak semua komptensi guru diukur. Dari empat komptensi yang seharusnya dimiliki oleh guru, yang mau diteliti dalam penellitian ini adalah komptensi pedagogi. Komptensi pedagogi adalah kemampuan guru pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pendapat dari Petunjuk Umum Katekese bahwa proses pembelajaran bidang studi PAK yang paling menentukan adalah peranan Guru. Maka jika kemampuan guru dalam bidang pedagogi sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam hasl nilai dan kehidupan rohaninya sebagai anak Katolik. Metodologi yang dgunakan adalah kuesioner dan nilai raport. Subyek penelitian adalah semua Guru PAK SD di Malang dan murid-murid. Khusus untuk murid- murid dibatasi kelas 4 sampai 6 dan diambil antara 3 sampai 6 siswa. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa korelasi komptensi pedagogi Guru Agama Katolik dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran PAK, diperoleh hasil 0,237, artinya ada korelasi antara komptensi Guru Agama Katolik dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Semakin tinggi hidup rohani dan kemampuan pedagogi Guru Agama Katolik semakin tinggi pula partisipasi siswa dalam pembelajaran.