Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search
Journal : PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara

ANALISA VARIASI DEBIT AIR SEBAGAI REFRIGERAN SEKUNDER PADA BAGIAN INDOOR UNIT AIR CONDITIONER (AC) TERHADAP PERFORMA SISTEM REFRIGERASI Baiti Hidayati; Ferry Irawan; Apriyansyah Apriyansyah
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 2 No 1 (2016): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1107.698 KB)

Abstract

Air Conditioner (AC) Split 1/2 PK menggunakan media air sebagai secondary refrigeran merupakan salah satu sistem baru pengkondisian dari AC split biasa yang direnofasi pendistribusiannya. AC split 1/2 PK dimodifikasi menjadi AC yang memiliki dua jenis refrigeran, yaitu refrigeran primer (R-22) dan sekunder (air). Dari permasalahan ini, perlu diketahui hubungan antara performansi AC Split dan variasi debit air yang masuk ke evaporator. Sehingga dapat mengetahui pengaruh debit air keluaran dari liquid coolerl menuju evaporator terhadap performansi AC split 1/2 PK menggunakan media air sebagai secondary refrigerant. Penelitian tentang refrigerasi dan tata udara telah banyak di lakukan untuk mendapatkan performansi terbaik, dengan meninjau dari pengaruh komponen utama mesin itu sendiri atau dari luar komponen utama mesin pendingin. Seperti penambahan refrigerant sekunder sebagai fluida tambahan untuk membantu efektifitas dari sistem pendinginan untuk sekala besar dan jumlah debit air yang akan mengalir pada indoor unit AC. Oleh karena itu, Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan performa dan efisiensi yang baik dengan mengatur jumlah debit air yang yang mengalir. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah memvariasi debit air keluaran dari liquid cooler menuju indoor unit. Debit air yang divariasikan adalah debit air pada sudut valve dengan bukaan 300, 600, dan 900. Pada tiap bukaan keran diperoleh data berupa suhu kompresor, suhu kondensor, suhu ekspansi, suhu evaporator, tekanan tinggi dan tekanan rendah. Sehingga diperoleh nilai Coefficient of Performance (COP) dan efisiensi. Dari pengolahan data didapatkan COP sebesar 4,8 pada sudut bukaan 900, 4,9 pada sudut bukaan 600 dan 5 pada bukaan sudut 300. Dari hasil perhitungan dan analisis dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan COP pada sistem refrigerasi apabila debit air pada keluaran cooling coil semakin kecil.
ANALISA PERFORMANCE PENGARUH JUMLAH KANDUNGAN GARAM (NaCI) PADA INDUSTRIAL ICE BLOCK MAKER SEBAGAI SECONDARY REFRIGERAN Baiti Hidayati; Hendradinata Hendradinata
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 2 No 2 (2016): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.764 KB)

Abstract

Ice Block merupakan salah satu jenis es yang banyak digunakan untuk keperluan domestik, produksi Ice Blockbanyak digunakan untuk proses pengawetan suatu prodak dalam jangka waktu tertentu. Industrial Ice BlockMaker Trainer adalah salah satu alat yang digunakan untuk membuat Ice Block dengan menggunakan Naclsebagai refrigeran sekunder. Jumlah kandungan garam (NaCl) sebagai refrigeran sekunder tentu mempengaruhiperformance suatu sistem pendingin dan hasil akhir yang didapat. Untuk itu maka dilakukan penelitianpengaruh jumlah kandungan garam pada proses pembuatan Ice Block menggunakan Industrial Ice Block Maker.Tujuannya yaitu untuk memperoleh performance dan efek pendinginan yang baik. Penelitian ini menggunakanmetode eksperimen dengan membandingkan empat variasi larutan garam (NaCl) yaitu 10%, 15%, 20% dan 25%dengan pengambilan data per 60 menit sebanyak 3 kali. Data yang diambil berupa tekanan dan temperatur. Daridata yang diambil maka akan didapat nilai entalpi dan COP pada masing-masing proses dengan siklus kompresiuap. Hasil penelitian menunjukan bahwa suhu maksimal yaitu -19.9830C COPactual terbaik pada persentasecampuran larutan garam (NaCl) 25% pada menit ke 180 yaitu 1,7 dan efisiensi terbesar terjadi pada persentasecampuran larutan garam (NaCl) 20% pada menit ke 120 yaitu 34,48%.
UJI PERFORMANSI PEMANFAATAN PANAS DISCHARGE KOMPRESOR SISTEM KOMPRESI UAP MENGGUNAKAN REFRIGERAN R-22 TERHADAP SISTEM ABSORBSI Haryanto Haryanto; Baiti Hidayati
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 2 No 2 (2016): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.345 KB)

Abstract

AC digunakan untuk keperluan kenyamanan manusia. Jenis AC yang banyak beredar di masyarakat yaitu ACdengan sistem pendingin kompresi uap. Pada sistem ini akan terjadi pembuangan kalor pada keluaran kompresormelalui kondensor untuk merubah fase uap tekanan dan suhu tinggi menjadi cairan dengan suhu dan tekananyang sedikit lebih rendah. Dengan adanya proses pembuangan kalor uap keluaran kompresor, penulisbermaksud untuk memanfaatkan kalor tersebut tersebut untuk proses penguapan refrigeran pada alat AbsorptionRefrigeration Trainer . Kapasitas AC yang digunakan untuk pemanfaatan panas kondensor sebesar 1 HP dengansistem kompresi uap dan akan digunakan untuk proses penguapan pada mesin pendingin absorpsi. Pengambilandata dilakukan setiap 15 menit. Dari pengujian dapat disimpulkan bahwa dengan memanfaatkan panas kondesorsistem kompresi uap 1 HP menggunakan R-22, ternyata tidak mampu membangkitkan sistem absorbsi. Dengankata lain belum mampu menguapkan refrigeran amonia pada sistem absorbsi dan tidak mampu mendinginkankabin evaporator.
PERFORMA MESIN HARD ICE CREAM MAKER KAPASITAS 1 PK MENGGUNAKAN REFRIGERAN R22 DAN MC22 Baiti Hidayati
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 3 No 1 (2017): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.495 KB)

Abstract

Perkembangan bidang teknologi pendingin dan tata udara semakin berkembang hingga saat ini denganperkembangan kebijakan dibidang perlindungan lingkungan dan penghematan energi. Implementasinya dari sisirefrigeran dilakukan dengan penggantian jenis refrigeran dari jenis R-22 ke jenis yang lebih ramah lingkunganseperti MC22. Musicool adalah refrigeran dengan bahan dasar hydrocarbon alam dan termasuk dalam kelompokrefrigerant ramah lingkungan, dirancang sebagai alternatif pengganti freon yang merupakan refrigeran sintetikkelompok halocarbon yang masih memliki potensi merusak alam. Adapun tujuan penelitian ini adalah untukmembandingkan performance Hard Ice Cream Maker dengan menggunakan Refrigeran R22 dan MC22. Darihasil penelitian didapatkan bahwa dengan menggunakan R22 pada Hard Ice Cream Maker COPcarnot 5,6 ,COPactual 2,9 dan efisiensi 51,1% sedangkan dengan menggunakan MC22 COPcarnot 5,6 , COPactual 4,7 danefisiensi 83,9%. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan MC22 lebih efektifdibandingkan R22.
COMMISSIONING MESIN SHOW CASE SOSIS AYAM DENGAN MENGGUNAKAN REFRIGERAN MC 134 Azharuddin Azharuddin; Baiti Hidayati; Muhammad Efran Pratama
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 3 No 1 (2017): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1407.101 KB)

Abstract

Commissioning pada alat showcase mesin pendingin sosis berperan penting agar mesin showcase pendinginsosis tidak mengalami kegagalan perancangan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tahapan commissioning,mengatur dan menyeimbangkan mesin showcase pendingin sosis. Metode yang digunakan meliputi 4 tahapyaitu pemeriksaan pada saat saat mesin off, pemeriksaan pada saat mesin on, pengujian kinerja mesin, danpemeriksaan prosedur keamanan dan intruksi penggunaan alat. Pada pemeriksaan kondisi mesin off yaitumelakukan penyesuain komponen alat dengan spesifiikasi data desain, pada pemeriksaan kondisi on yaitudengan melakukan pengamatan komponen atau bagian dari mesin, pada pemeriksaan kinerja alat yaitudilakukan pengukuran data kemudian dilakukan penyesuain dengan data perencanaan, dan pada pemeriksaanprosedur keamanan dan intruksi penggunaan alat terdiri dari pemeriksaan catatan prosedur kemanan dan intruksipenggunaan alat. Dari penelitan commissioning yang di lakukan dapat disimpulkan bahwa ditemukannyamasalah pada proses pemipaan dimana ditemukan adanya kebocoran halus pada pipa. Kemudian diperbaikidengan cara pengelasan kembali. Adapun hasil yang di dapat dari proses commissioning iyalah berupa bukumanual operasional dan keamanan, spesifikasi alat, wiring diagram, piping diagram Show Case Pendingin SosisDari beberapa tahapan commissoning tersebut maka diperoleh kesimpulan bahwa perakitan alat telah sesuaidengan perencanaaan.
ANALISA PENGARUH PANJANG PIPA KAPILER TERHADAP PERFORMASI HARD ICE CREAM MAKER DENGAN MENGGUNAKAN R-22 DAN MC-22 Baiti HidayatI; Ardiansyah Ardiansyah
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 5 No 1 (2018): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.284 KB)

Abstract

Pipa kapiler sebagai media penyempitan atau untuk menurunkan suhu dan tekanan agar suhu yangdiinginkan dapat tercapai.Pipa kapiler adalah pipa yang memiliki diameter paling kecil jika dibandingkandengan pipa lainnya.Cairan refrigeran memasuki pipa kapiler hampir melayani semua sistem refrigerasi yangberukuran kecil seperti trainer hard ice cream maker. Untuk membedakan cepatnya suatu proses pendinginanmaka penulis melakukan analisis dengan perbedaaan pada panjang pipa kapiler dengan menggunakanrefrigerant R-22 dan MC-22 pada siklus refrigerasi kompresi uap. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kerjakompressor, kapasitas pendinginan, dan performance terhadap perbedaan panjang pipa kapiler dan refrigerantR-22 dan MC-22.Metodelogi dimulai dari persiapan alat seperti pipa kapiler, R-22 dan MC-22, selanjutnyamelakukan pengambilan data yaitu berupa temperatur dan tekanan.Pengambilan temperatur diambil dibagianevaporator, kompressor, dan kondensor serta pengambilan tekanan refrigeran pada masing-masing bagiantersebut. Dan kemudian dimasukkan ke diagram P-h diagram untuk mengetahui tekanan dan entalphy setelahdidapat nilai tersebut dilakukan perhitungan kerja kompressor, kapasitas pendinginan, dan performance (COP)dan dimasukkan kedalam tabel dan grafik. Berdasarkan analisa dan pembahasan, didapat kesimpulan bahwakerja kompressor yang paling tinggi adalah 651 W dengan panjang pipa kapiler 2 meter menggunakan R-22sedangkan kerja kompressor yang paling rendah adalah 393 W dengan panjang pipa kapiler 1 metermenggunakan refrigeran MC-22. Untuk kapasitas pendinginan yang paling tinggi adalah 2,2 KW denganpanjang pipa kapiler 1 meter menggunakan refrigerant R-22, sedangkan kapsitas pendinginan yang palingrendah adalah 0.7 KW dengan panjang pipa kapiler 1 meter menggunakan refrigerant MC-22. Untukperformance (COP) yang paling tinggi adalah 4,4 dengan panjang pipa kapiler 1 meter menggunakan refrigerantR-22, sedangkan performance (COP) yang paling rendah adalah 1,5 dengan panjang pipa kapiler 1 metermenggunakan refrigerant MC-22.
DESIGN THERMAL SHOWCASE KUE Haryanto Haryanto; Baiti Hidayati
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 5 No 1 (2018): Jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (521.884 KB)

Abstract

Salah satu teknologi pengawetan yang sering diterapkan manusia dalam usaha untuk memperpanjangmasa simpan suatu pangan adalah pendinginan. Banyak sekali bahan pangan atau makanan yang saat ini telahmenjadi produk kebutuhan manusia dimana dalam pengolahannya mengalami proses pendinginan, salah satunyaadalah produk kue. Untuk menjaga kualitas kue tetap dalam kondisi yang diinginkan, dibutuhkan suatu alat yangdapat menunjang agar kue tersebut tidak cepat rusak.Tujuandarirancang bangun showcasekue iniadalahmelakukan perhitungan total beban pendingin, dapat melakukan pemilihan komponen-komponen showcase kuesesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan dan merancang alat showcase untuk kue. Showcase adalah suatu mediayang berfungsi sebagai pemajang suatu produk yang dapat menambah nilai jual dari produk kue tersebut. Padaperancangan dan pembangunan showcase kue dilakukan secara bertahap. Dimulai dengan pengumpulan data,perhitungan beban pendingin meliputi : beban kalor konduksi, beban produk dan beban infiltrasi. Sertamelakukan perhitungan sebagai metode untuk menentukan kapasitas daya yang dibutuhkan. Berdasarkanperancangan yang dilakukan maka komponen yang dihasilkan yaitu daya kompresor sebesar 77,46 W, dayakondensor sebesar 335,574 W, pipa kapiler panjang 1,96 m dengan diameter 0,63 mm dan daya evaporatorsebesar 258,106 W serta COP yang dimiliki sebesar 3,3.
PERENCANAAN SISTEM TATA UDARA GEDUNG BPD/LPM KANTOR KEPALA DESA LUMPATAN II Baiti Hidayati; Haryanto Haryanto; Zuria Pebrianty
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 5 No 2 (2018): jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.795 KB)

Abstract

Pengkondisian udara adalah perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu, kelembaban, kebersihan danpendistribusian-nya secara serentak guna mencapai kondisi nyaman yang diperlukan oleh orang yang berada didalam suatu ruangan. Selain itu, pengkondisian udara dapat didefinisikan suatu proses mendinginkan udarasehingga mencapai temperatur dan kelembaban yang ideal. Dalam pemasangan dan penggunaannya, sistem tataudara memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pemakaian tata udara yang tidak tepat dengan kebutuhannya akanmengakibatkan pemborosan, baik itu energi maupun biaya yang cukup mahal. Setiap bangunan atau ruanganselain mempunyai kondisi beban pendinginan puncak juga mempunyai beban total pendinginan ruangan, yangbiasanya berubah-ubah setiap jamnya. Sehingga dalam hal ini diperlukan survey langsung dan perhitunganuntuk menentukan beban pendinginan Perhitungan menggunakan metode CLTD ( Cooling Load TemperatureDifference ) berdasarkan ASHRAE Handbook Fundamental 1993. Perhitungan beban pendingin berdasarkandata-data yang ada, dan kemudia hasil dari perhitungan disesuaikan dengan jenis sistem tata udara. Hasil akhirdiperoleh ialah Total beban pendingin maksimum pada beban puncak adalah sebesar 90.554,30 Btu/hr (7,55 tonrefrigerasi). Sehingga didapatlah kapasitas beban pendingin untuk Gedung BPD/LPM adalah 10 PK. Maka jenisAlat Pengkondisian Udara yang dipilih adalah tipe AC Split, karena ukuran gedung yang tidak terlalu luas danAC Split juga tidak memakan banyak tempat, lebih hemat energi dan biaya.Kata kunci : Pengkondisian udara, Beban pendingin, CLTD, AC split.
RANCANG BANGUN MINI MICROCONTROLLER BERBASIS ARDUINO DI MESIN SOFT ICE CREAM MAKER Ozkar Firdaus Homzah; Baiti Hidayati; Rachmat Subekti
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 5 No 2 (2018): jurnal PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.907 KB)

Abstract

Data Logger adalah alat yang dapat mempermudah pekerjaan dalam melakukan suatu pengamatan kondisipada suatu kondisi yang di amati. Adapun tujuan untuk itu penulis bermaksud memprogram sertamengaplikasikan data logger berbasis MicrocontrollerArduino untuk merekam data suhu, tekanan, arus listrik,tegangan listrik, untuk dapat menguji performa pada mesin refrigerasi soft ice cream maker. Adapun manfaatperancangan adalah tidak perlu lagi melakukan pengambilan data manual pada saat melakukan uji performamesin soft ice cream maker serta mencatat nilai data yang diukur secara bersamaan tanpa harus di kontrolmanual, sehingga menghemat waktu pekerjaan.Perakitansistem kontrol temperatur pada mesin soft ice creammaker dimana sensor suhu diletakkan disamping kabin bawah.sistem kontrol temperatur yang dimasukkankedalam Microcontroller oleh programmer dan setelah dilakukan uji coba apabila suhu -6⁰C ( ditampilkan padaserial monitor arduino) kompresor mati, jika suhu -1⁰C ( ditampilkan pada serial monitor arduino) kompresorhidup. pengujian dinyatakan berhasil setelah di dapat data berupa data suhu, tekanan, arus listrik, teganganlistrik dan juga dapat melakukan pengontrolan suhu kabin bawah.Setelah dilakukan pengujian pada mesin softice cream maker, DataReal Time selama 1 jam 30 menit, didapat nilai rata – rata , T1 = -8,16⁰C , T2 = 31,96⁰C, T3= 53,58⁰C , T4= 2,21⁰C, T5 = -3⁰C.Tegangan = 223,41 Volt, Arus Listrik = 1,51A , Ps = 24,78 Psig danPd= 176,29 Psig.Kata kunci: Rancang bangun, Microcontroller Atmega328, Soft Ice Cream Maker, kompresor
ANALISA PENGURANGAN KADAR UAP AIR PADA KENTANG MENGUNAKAN METODE DEHUMIDIFIER Baiti Hidayati Hidayati; Hendradinata Hendradinata Hendradinata; Reza Wahyudi Wahyudi
PETRA : Jurnal Teknologi Pendingin dan Tata Udara Vol 6 No 1 (2019): JURNAL PETRA
Publisher : Politeknik Sekayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.517 KB)

Abstract

Dehumidifikasi merupakan salah satu proses yang dapat di gunakan untuk menurunkan kadaruap air di udara sehingga mengakibatkan kelembaban udara menjadi turun, kemudian akan memberipengaruh pada kentang, pengurangan uap air pada kentang mengunakan sistem refrigerasi denganmenambah heater. bertujuan untuk menganalisa pengurangn kadar uap air pada kentang. Alat yangdigunakan recirculating air condentioning unit dengan mengunakan dehumidifier pada variasitemperatur yang berbeda yaitu: 60°C, 80°C dan 100°C. cara penganalisa dalam pengambilan data kaliini adalah analisa data kuantitatif yang bersifat pengelolaan data angka–angka dari hasil percobaanyang peneliti lakukan dengan menggunakan waktu percobaan 60 menit, 120 menit 180 menit, 240menit, 300 menit. Berdasarkan hasil peneliti pada temperatur 60°C, menunjukkan bahwa pengurangankadar uap air dengan waktu 60 menit, 120 menit, 180 menit, 240 menit, dan 300 menit. denganpersentase susut masing-masing yaitu 29%, 44%, 60%, 74%, 81%, pada temperatur 80°C, didapatkanpersentase susut masing-masing sebesar 36%, 62%, 79%,85%, 86%, selanjutnya pada temperatur100°C di dapatkan persentase susut masing-masing yaitu 40%, 63%, 78%, 86%, 87%. Maka,berdasarkan hasil analisa data pengukuran dan pembahasan yang dilakukan dapat disimpulkanbahwa untuk proses pengurangan kadar uap air pada kentang yaitu dengan mengunakan dehumidifierpada temperatur 100°C menit ke 300 menit persentase susutnya menjadi 87%.Kata Kunci: Dehumidifier, Kentang, Heater, Presentase susut.