Stephani Intan M. Siallagan
Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Memaknai “Kehendak-Mulah Yang Jadi” Berdasarkan Lukas 22:42 dan Aplikasinya bagi Peningkatan Iman Anggota Gereja Toraja Monika Jerry D. Londongna; Stephani Intan M. Siallagan; Deflit Dujerslaim Lilo
DIEGESIS: Jurnal Teologi Kharismatika Vol 6, No 1: Juni 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53547/diegesis.v6i1.243

Abstract

The aim of this study is to find out the meaning of "Thy will be done" according to the Bible in Luke 22:42, to find the right application for the lives of Toraja Church members of the Gloria Buttutanga, Buakayu Klasis. The authors begin with an overview and background of Luke 22:42, as well as an analysis of the text and then describes the understanding of church members Gloria Church about "Thy will be done" and the practices of life that members of the Gloria Church should have based on the meaning of "Thy will be done" from Luke 22:42. The qualitative research methods used in this research are literature review and a field study. For literature studies, the researcher also used the hermeneutic method, while field studies are carried out by observation and interview.  First, the phrase "Thy will be done" in Luke 22:42 can be interpreted as a form of total surrender and perfect obedience from Jesus. Second, members of the Toraja Church congregation in Gloria Buttutanga who are still weak in faith due to the suffering of life experienced should surrender themselves to God in totality and continue to live in obedience despite the suffering of life.Keywords: God's will; obedience; faith; the suffering of life.AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna “Kehendak-Mulah Yang Jadi” menurut Alkitab dalam Lukas 22:42 untuk menemukan penerapan yang tepat bagi kehidupan anggota Gereja Toraja Jemaat Gloria Buttutanga, Klasis Buakayu. Penulis memulai dengan gambaran umum dan latar belakang Lukas 22:42, serta analisis teks dan selanjutnya memaparkan pemahaman anggota jemaat Gloria Buttutanga Klasis Buakayu tentang “kehendak-Mulah yang jadi” dan praktek kehidupan yang harus dimiliki oleh anggota Jemaat Gloria berdasarkan makna “kehendak-Mulah yang jadi” dari Lukas 22:42. Metode penelitian kualitatif yang digunakan dalam peneltian ini adalah studi pustaka dan studi lapangan. Untuk studi pustaka, penulis gunakan juga metode hermeneutik sedangkan studi lapangan dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Temuan penelitian ini yaitu: pertama, frasa “Kehendak-Mulah Yang Jadi” di dalam Lukas 22:42 dapat dimaknai sebagai bentuk penyerahan diri total dan ketaatan yang sempurna dari Yesus. Kedua, anggota jemaat Gereja Toraja di Gloria Buttutanga yang masih lemah imannya karena penderitaan hidup yang dialami, seyogianya menyerahkan diri kepada Tuhan secara totalitas dan tetap hidup dalam ketaatan meski berada dalam penderitaan hidup.Kata kunci: kehendak Allah; ketaatan; iman; penderitaan hidup
Analisis Penggunaan Nyanyian Jemaat Nuansa Etnik Dalam Ibadah di Gereja Toraja Asri Melinda; Stephani Intan M. Siallagan
Cantata Deo: Jurnal Musik dan Seni Vol. 2 No. 1 (2024): Cantata Deo: Jurnal Musik dan Seni
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STAKPN Sentani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69748/jmcd.v2i1.167

Abstract

Nyanyian Jemaat Nuansa Etnik merupakan nyanyian bernuansa Toraja, merupakan hasil karya sekelompok komponis warga Gereja Toraja. Di Jemaat Perindingan, Cabang Kebaktian To’banga, Nyanyian Jemaat Nuansa Etnik jarang digunakan dalam ibadah. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan jemaat, minat untuk belajar. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif melalui observasi, wawancara, dokumentasi dengan praktek ke lapangan. Hasil penelitian membuktikan bahwa jemaat masih sangat kurang menggunakan Nyanyian Jemaat Nuansa Etnik dalam ibadah. Kesimpulan dalam penelitian ini Nyanyian Jemaat Nuansa Etnik masih kurang digunakan dikarenakan sumber daya manusia majelis gereja dan jemaat yang masih sangat terbatas, minat untuk mempelajari lagu baru masih sangat kurang, belum ada program gereja tentang pelatihan nyanyian gerejawi untuk memfasilitasi kebutuhan jemaat dalam ibadah.