Firdaus Firdaus
Program Studi Telewicara STIKes Mercubaktijaya Padang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGENALAN BAHAYA BORAKS DALAM MAKANAN BAGI KESEHATAN PADA IKATAN KELUARGA KOTOLAWEH KOTA PADANG Femi Earnestly; Firdaus Firdaus; Muchlisinalahuddin Muchlisinalahuddin; Riza Muharni; Desmarita Leni; Helga Yermadona
Jurnal Salingka Abdimas Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/jsam.v3i1.4481

Abstract

Boraks pada saat sekarang ini banyak digunakan oleh produsen makanan dalam mengolah makanannya seperti alam pembuatan mie basah, lontong/ketupat, baksi, sosis dan bahkan ada yang digunakan dalam pembuatan kecap. Penyalahgunaan boraks sebagai bahan aditif pada pangan ini banyak dilakukan para pengusaha kuliner yang ingin mengambil banyak keuntungan dari konsumen-konsumennya. Adapun tujuan dari penambahan boraks pada makanan adalah meningkatkan daya awet dan menciptakan tekstur yang kenyal. Borakspun mudah didapatkan dipasaran yang dikenal dengan sebutan bleng, pijer ata gendar. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk secara langsung, tetapi penumpukan boraks yang diserap oleh tubuh akan menyebabkan gangguan otak, hati dan ginjal. Oleh karena itu perlu kita mengadakan pengabdian kepada mitra pengabdian kita yaitu ibu-ibu yang bergabung dalam Ikatan Keluarga Koto Laweh yang berdomisili dikota Padang dengan tujuan untuk menambah pengetahuan mitra pengabdian ini mengenai bahaya boraks pada makanan. yang termakan secara terus menerus, ciri-ciri makanan yang mengandung boraks, dan pencegahan kita supaya tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks. Metode yang digunakan yaitu ceramah, tanya jawab dan diskusi serta pemberian angket sebelum dan sesuda sosialisasi. Adapun hasil yang didapatkan dalam kegiatan ini adalah meningkatkannya pengetahuan mitra mengenai bahaya boraks terhadap makanan dari 50% ke 91.50% dan diharapkan mitra bisa berusaha untuk lebih teliti lagi membeli makanan jajanan serta lebih mengupayakan untuk memakan makanan yang diolah sendiri dengan bahan-bahan yang alami tanpa pengawet agar terhindar dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh penumpukan bahan aditif terutama pengawet pada tubuh.