Karya Tulis Ilmiah menuntut kecermatan bahasa karena karya tersebut harus disebarluaskan kepada pihak yang tidak secara langsung berhadapan dengan penulis baik pada saat tulisan diterbitkan atau pada beberapa tahun sesudah itu. Kecermatan bahasa menjamin bahwa makna yang ingin disampaikan penulis akan sama persis seperti makna yang ditangkap pembaca tanpa terikat oleh waktu. Kesamaan interpretasi terhadap makna akan tercapai jika penulis dan pembaca mempunyai pemahaman yang sama terhadap kaidah kebahasaan yang digunakan. Lebih dari itu, komunikasi ilmiah juga akan menjadi lebih efektif jika kedua pihak mempunyai kekayaan yang sama dalam hal kosa kata. Ciri bahasa keilmuan adalah kemampuan bahasa tersebut untuk mengungkapkan gagasan dan pikiran yang kompleks dan abstrak secara cermat. Kecermatan gagasan dan buah pikiran hanya dapat dilakukan kalau struktur bahasa (termasuk kaidah pembentukan istilah) sudah canggih dan mantap. Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak untuk melakukan kegiatan ilmiah sebab bahasa merupakan sarana komunikasi ilmiah yang pokok. Bahasa juga bisa dikatakan sebagai alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Fungsi bahasa yang dilengkapi oleh sederetan pengertian untuk karya ilmiah tidak perlu diperdebatkan lagi, bahasa didalam proses berfikir tidak sekedar menjadi bumbu, tetapi menjadi fungsi yang menentukan. Karena itu bahasa yang terpelihara didalam karya ilmiah adalah alat yang terbaik untuk menyampaikan tingkatan dan proses berfikir, argumentasi, dan penalaran.