Iswahyudi Iswahyudi
Fakultas Pertanian Universitas Samudra

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGELOLAAN LAHAN KRITIS HUTAN LINDUNG BUKIT BATABUH BERKELANJUTAN Iswahyudi Iswahyudi
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hutan Lindung Bukit Batabuh merupakan salah satu Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang terletak di Provinsi Riau. Saat ini telah mengalami tekanan terhadap kawasan hutan dan sumberdaya hutannya yang mengancam keutuhan kawasan hutan akibat bertambahnya luas lahan yang termasuk kategori kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luasan lahan kritis dan faktor-faktor dominan yang mendorong laju kerusakan Hutan Lindung Bukit Batabuh. Parameter yang digunakan dalam penilaian tingkat kekritisan lahan sesuai dengan Peraturan Dirjen Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial No: P.4/V-SET/2013. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kekritisan lahan lahan agak kritis mendominasi untuk tingkat kekritisan secara keseluruhan, yakni seluas +17.511,66 ha (39,04%). Faktor dominan yang mendorong laju kerusakan Hutan Lindung Bukit Batabuh adalah tekanan penduduk dalam bentuk konversi Hutan Lindung dan pemanfaatan lahan Hutan Lindung untuk menyangga sumber mata pencaharian penduduk, pengembangan wilayah pemukiman penduduk, serta penguasaan/pemilikan lahan sebagai aset produksi keluarga.
PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogeae, L) PADA BERBAGAI UKURAN BENIH DAN KEDALAMAN OLAH TANAH Rosmaiti Rosmaiti; Iswahyudi Iswahyudi; azhari azhari
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 4 No 2 (2017): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil kacang tanah (Arachis hypogeae, L) pada berbagai ukuran benih dan kedalaman olah tanah serta interaksi antara kedua perlakuan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan, perlakuan berat benih berperanguh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 25, 50 dan 75 HST, jumlah daun pada umur 25, 50 dan 75 HST, jumlah polong, produksi perumpun dan berat 100 biji. Perlakuan berat benih terbaik yaitu B3 (Besar =0,41 - 0,50 gr). Perlakuan kedalaman olah tanah berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 25, 50 dan 75 HST, jumlah daun pada umur 25, 50 dan 75 HST, jumlah polong, produksi perumpun dan berat 100 biji. Perlakuan kedalaman olah tanah terbaik yaitu K3 = 30 cm. Interaksi antara berat benih dan kedalaman olah tanah berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 25, 50 dan 75 HST. Interaksi perlakuan terbaik yaitu B3K3 (besar = 0,41 - 0,50 gr) dan kedalaman olah tanah = 30 cm.
KONFLIK LAHAN DI HUTAN GAMBUT RAWA TRIPA PROVINSI ACEH Iswahyudi Iswahyudi
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 3 No 2 (2016): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Provinsi Aceh termasuk daerah yang sangat rawan akan terjadi konflik, terutama konflik lahan yang melibatkan perusahaan dan masyarakat. Penyebab utama maraknya konflik ini berkaitan dengan formulasi kebijakan mengenai pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) terutama perkebunan kelapa sawit. Hutan gambut Rawa Tripa sebagian besar lahannya merupakan Kawasan Ekosistem Leuser yang merupakan kawasan strategis nasional, namun pada saat ini telah dirambah untuk pembukaan perkebunan sawit oleh perusahaan-perusahaan besar. Konflik lahan antara masyarakat dengan pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit di Hutan Gambut Rawa Tripa merupakan kondisi yang sengaja diciptakan. Sebelum diterapkan kebijakan Otonomi Daerah, para aktor birokrat pusat (lokal) dan partai politik berkolaborasi dengan pemilik modal dalam mengeksploitasi sumber daya perkebunan kelapa sawit. Caranya adalah dengan menerapkan berbagai kebijakan pembangunan yang menguntungkan pihak pemilik modal besar, birokrat dan para politisi dalam memperebutkan lahan dan akses ke pembuat keputusan perizinan. Sementara itu, para tokoh lokal tidak bisa berbuat banyak. Disini memberikan suatu gambaran kepada kita tentang lemahnya peran pemerintah dalam menyelesaikan konflik lahan. Peran aktif pemerintah sangat diperlukan dalam mengawal berbagai masalah yang berkaitan dengan tanah agar tidak terjadi perselisihan karena ada pihak-pihak yang merasa dirugikan atas kebijakan yang dibuat.
EVALUASI KETAHANAN PANGAN DALAM MENGATASI KRISIS PANGAN DI KABUPATEN ACEH UTARA Iswahyudi Iswahyudi
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 3 No 1 (2016): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berkurangnya luas sawah karena tingginya laju konversi lahan merupakan faktor utama yang dapat mengurangi produksi padi yang dapat mengancam ketahanan pangan di Kabupaten Aceh Utara. Konversi lahan sawah boleh dikatakan bersifat multidimensi. Oleh karena itu, upaya pengendaliannya tidak mungkin hanya dilakukan melalui satu pendekatan saja. Mengingat nilai keberadaan lahan sawah bersifat multifungsi, maka keputusan untuk melakukan pengendaliannya harus memperhitungkan berbagai aspek yang melekat pada eksistensi lahan itu sendiri. Hal tersebut mengingat lahan yang ada mempunyai nilai yang berbeda, baik ditinjau dari segi jasa yang dihasilkan maupun beragam fungsi yang melekat didalamnya. Sehubungan dengan isu tersebut, direkomendasikan tiga pendekatan secara bersamaan dalam kasus pengendalian konversi lahan sawah untuk mewujudkan ketahanan pangan, yaitu melalui kebijakan penetapan lahan sawah abadi, peningkatan produktivitas padi dan pemberian intensif kepada petani padi
Pengaruh Pemberian Pupuk NPK dan Biochar terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah (Oryza sativa, L) Iswahyudi Iswahyudi; iwan Saputra; irwandi irwandi
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk NPK dan biochar dan interaksi antara kedua perlakuan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah (Oryza sativa, L). Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Cot Asan, Kecamatan Nurussalam, Kabupaten Aceh Timur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua factor, yaitu dosis pupuk NPK (N) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: N0 = 0 kg/ha, N1 = 200 kg/ha, N2 = 300 kg/ha dan N3 = 400 kg/ha; dan faktor dosis biochar (B) yang terdiri dari 4 taraf yaitu: B0 = 0 ton/ha, B1 = 10 ton/ha, B2 = 15 ton/ha dan B3 = 20 ton/ha. Parameter yang diamati: tinggi tanaman dan jumlah anakan perumpun (umur 15 HST, 30 HST dan 60 HST); jumlah anakan produktif, jumlah gabah per malai, persentase gabah hampa permalai, persentase gabah berisi permalai dan produksi gabah per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman padi umur 15, 30 dan 60 HST, jumlah anakan perumpun umur 30 dan 60 HST, jumlah anakan produktif, jumlah gabah per malai, persentase gabah berisi, persentase gabah hampa dan produksi gabah per plot. Perlakuan terbaik diperoleh pada N3 (400 kg/ha). Pemberian dosis biochar berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman padi dan jumlah anakan perumpun umur 30 dan 60 HST, jumlah anakan produktif, jumlah gabah per malai, persentase gabah berisi, persentase gabah hampa dan produksi gabah per plot. Perlakuan terbaik diperoleh pada B3 (20 ton/ha). Interaksi antara dosis pupuk NPK dan dosis biochar berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 60 HST, dan berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan umur 30 HST. Interaksi terbaik diperoleh pada perlakuan N3B3 (pupuk NPK 400 kg/ha dan dosis biochar 20 ton/ha).
Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L) pada Media Tanah Sub Soil yang diberikan Biochar dan Pupuk Organik Granul Iswahyudi Iswahyudi; Syukri Risyad; Ulfia Ulfia
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 5 No 2 (2018): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Media tanam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kakao di pembibitan. Tanah sub soil sudah mulai digunakan sebagai pengganti media tanam top soil. Pada umumnya tanah sub soil mempunyai nilai kesuburan yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah top soil. Upaya untuk meningkatkan kesuburannya dengan memberikan biochar dan pupuk organik. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian biochar dan dosis pupuk organik granul terhadap pertumbuhan bibit kakao, serta interaksi antara kedua perlakuan. Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Leuge, Kecamatan Peureulak Kota, Kabupaten Aceh Timur yang dilakukan selama lima bulan (Oktober 2017-Februari 2018). Rancangan yang digunakan RAK pola faktorial, yaitu Faktor jenis Biochar (B) terdiri dari tiga taraf: B1 = Biochar arang sekam padi; B2 = Biochar arang tempurung kelapa dan B3 = Biochar arang serbuk gergaji, masing –masing dengan dosis 20 ton/ha dan Faktor Dosis Pupuk Organik granul (G) terdiri dari empat taraf: G0 = 0 ton/ha; G1 = 1,5 ton/ha; G2 = 3,0 ton/ha dan G3 = 4,5 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis biochar berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi bibit kakao, diameter batang umur 90 HST, panjang akar dan bobot basah tanaman. Perlakuan terbaik diperoleh pada B2 (Biochar Tempurung Kelapa). Pemberian pupuk oranik granul berpengaruh sangat nyata terhadap panjang akar, tinggi bibit, diameter batang dan jumlah daun umur 90 HST. Perlakuan terbaik diperoleh pada G3 (9 gr/polybag). Interaksi antara jenis biochar dan pupuk organik granul berpengaruh nyata terhadap jumlah daun bibit kakao umur 90 HST. Jumlah daun terbanyak dijumpai pada kombinasi perlakuan B2G3(biochar arang tempurung kelapa dan dosis pupuk granul 9gr/polybag).