Fenomena kekerasan dan aneka bentuk penyimpangan perilaku anak dan remaja dinegeri ini semakin membuat miris. Salah satu bentuk kekerasan ‘bullying’ masih kerap terjadidi lingkungan sekolah, tempat dimana seharusnya nilai-nilai humanisme ditanamkan sejak dini.Berbagai kasus bentuk kekerasan fisik yang berujung pada kematianpun tak terhindarkan.Padahal jika bullying dibiarkan akan tercipta suatu generasi bangsa yang lebih sukamenggunakan cara kekerasan untuk menyelesaikan setiap persoalan hidup. Siswa SMP akandijadikan kajian tulisan ini, karena mereka dalam masa transisi dari anak ke remaja. Peran guru,khususnya guru Bimbingan Konseling (BK) seolah-olah terpinggirkan dan kalah oleh sumber-sumber ilmu lain yang dilahirkan oleh kemajuan teknologi. Kehadiran guru BK sebagaisosokpendidik yang humanis mestinya memberi andil terhadap pencegahan bullying di sekolah.Sebagai insan yang terpanggil di dunia pendidikan, harapannya dengan tiadanya bullying siswa,sekolah sungguh bisa menjadi ‘taman’ yang selalu dirindukan siswa untuk belajar banyak hal.Kehadiran sosok guru BK di sekolah dipersepsi oleh siswa sebagai guru humanis apabila sesuaipendapatnya Suparno (2013) tentang ciri-ciri guru BK yang humanis, yaitu : memiliki perhatiandan cinta pada anak didik; membangun hubungan dialogal, saling membantu danmengembangkan; peka untuk mengenal anak baik kekurangan maupun kelebihan dankarakternya; menghargai dan menyapa anak didik; menaruh kepercayaan pada anak didik;memberi teladan yang baik. Konteks mendidik akan memperoleh tempat yang tepat ketikaseorang guru BK humanis mampu mempengaruhi secara positif pribadi siswa sehingga siswaakan semakin berhati nurani, bertanggung-jawab dan berhabitus baru sebagai remaja yang antibullying. Dari kajian ilmiah yang dilakukan oleh penulis maka dapat disimpulkan : Jika siswamempersepsi guru BK sebagai guru yang humanis maka bullying akan rendah, namun sebaliknya,jika siswa mempersepsi guru BK sebagai guru yang tidak humanis maka bullying akan tinggi.