Kafita Al Maida
Universitas Negeri Yogyakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

TRADISI RUWATAN RAMBUT GIMBAL DI DIENG: SEBUAH KAJIAN SEMIOTIKA ROLAND BARTHES Kafita Al Maida; Maman Suryaman
SEMIOTIKA: Jurnal Komunikasi Vol 17, No 1 (2023): SEMIOTIKA: Jurnal Komunikasi
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/s:jk.v17i1.3961

Abstract

Dataran Tinggi Dieng merupakan daerah pegunungan yang banyak menyimpan sejuta sejarah tentang peradaban kuno. Masyarakat Dieng memiliki banyak fenomena kebudayaan dan tradisi, salah satunya ritual ruwatan rambut gimbal yang sudah ada secara turun-temurun sehingga menjadi suatu tradisi dan kebudayaan yang sakral. Suatu kebudayaan berkaitan erat dengan tanda atau simbol yang digunakan, termasuk tradisi ruwatan rambut gimbal di Dieng. Tanda atau simbol tersebut dapat memiliki makna yang mendalam, baik makna denotatif maupun konotataif. Bahkan suatu tanda juga dapat memiliki pesan tersirat (mitos). Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tanda atau simbol dalam tradisi ruwatan rambut gimbal di Dieng dengan analisis semiotika Roland Barthes. Data penelitian diambil dari tanda dan makna verbal, visual, dan audio yang digunakan dalam menjalankan proses ruwatan rambut gimbal. Paradigma penelitian yang digunakan adalah kontruktivis. Berdasarkan hasil penelitian, ditarik kesimpulan pemaknaan denotatif proses ruwatan rambut gimbal yaitu berupa persiapan berbagai macam sesaji, rangkaian pemotongan rambut gimbal, penjamasan (pemandian) anak berambut gimbal, dan pelarungan helaian rambut gimbal yang sudah dipotong. Terdapat penjamasan (pemandian) anak berambut gimbal, dan pelarungan helaian rambut gimbal yang sudah di potong. Terdapat penjamasan (pemandian) anak berambut gimbal, dan pelarungan helaian rambut gimbal yang sudah di potong. Terdapatpemaknaan konotasi yang erat dengan ajaran agama Islam, di mana terdapat tanda bahasa verbal dalam pemotongan rambut gimbal yang berupa Kidung Rumeksa Ing Wengi . Di sisi lain, terdapat sesaji dan proses lain yang memiliki makna konotasi serta mitos berdasarkan falsafah Jawa atau keyakinan adat setempat.