p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal JURNAL ECONOMINA
Wiranti Novianda
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR PENERBANGAN (Studi Kasus Pada PT. GARUDA INDONESIA Tbk dan PT. AIRASIA INDONESIA Tbk Periode 2018-2021) Wiranti Novianda; Efa Irdhayanti; Ahmadi Ahmadi
JURNAL ECONOMINA Vol. 2 No. 7 (2023): JURNAL ECONOMINA, Juli 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/economina.v2i7.681

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan prediksi financial distress pada perusahaan sub sektor penerbangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model prediksi Altman Zā€-Score. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik purposive sampling untuk mengambil sampel penelitian. Sampel penelitian ini yaitu PT. Garuda Indonesia Tbk dan PT. AirAsia Indonesia Tbk. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Garuda Indonesia Tbk pada periode 2018-2021 diprediksi mengalami financial distress karena berada dalam kategori distress area. Sedangkan PT. AirAsia Indonesia Tbk mengalami financial distress pada 3 periode yaitu pada tahun 2018, 2020 dan 2021. Pada tahun 2019 PT. AirAsia Indonesia Tbk berada dalam kategori grey area. Kondisi distress yang paling parah terjadi pada tahun 2020 dan 2021. Pada tahun 2020, PT. Garuda Indonesia Tbk memperoleh skor -4,809 dan PT. AirAsia Indonesia Tbk memperoleh skor ā€“ 6,730. Sedangkan pada tahun 2021, PT. Garuda Indonesia Tbk mengalami perubahan skor yang semakin memburuk dengan memperoleh skor -12,531 dan PT.AirAsia Indonesia Tbk memperoleh skor -8,697. Skor prediksi financial distress tersebut menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang semakin memburuk akibat dari adanya kebijakan Covid-19 yang mengharuskan perusahaan sub sektor penerbangan mengurangi jumlah penumpang dan jadwal penerbangan.