Agustina Pasang
Sekolah Tinggi Teologi Global Glow Indonesia, Jakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Teologi Injili di Era Postmodernisme Agustina Pasang
REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 2, No 2: Desember 2020
Publisher : REDOMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The spirit of the Postmodern era is marked by progress in all areas of human life, both technology, science as well as in philosophy, theology and religion. Particulary in the world of theology, the influence of Postmodernism has had a devastating effect on the lives of both believers and the church. This article is a literature review using a reference book that contains discussion of theology, evangelicalism and the Postmodern era by applying descriptive methods. In conclusion, a healthy and consistent theology is a theology that is centered on God and its orientation is from God by God and for God as Paul says in Romans 11:36. Abstrak Semangat era Postmodernisme ditandai dengan adanya kemajuan di segala bidang kehidupan manusia, baik teknologi, ilmu pengetahuan, juga dalam filsafat, teologi dan agama. Secara khusus dalam dunia teologi, pengaruh pemikiran Postmodernisme membawa dampak yang sangat buruk dalam kehidupan orang percaya maupun gereja. Artikel ini merupakan kajian literatur atau kajian pustaka dengan menggunakan buku-buku referensi yang memuat bahasan mengenai teologi, injili, era postmodernisme dengan menerapkan metode deskriptif. Kesimpulannya, Teologi yang sehat dan konsisten adalah teologi yang berpusat pada Allah dan orientasinya adalah dari allah Oleh Allah dan untuk Allah seperti yang dikatakan Paulus dalam Roma 11:36 Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.
Makna kata “Sepadan” dalam Kejadian 2:18 sebagai Pedoman bagi Relasi Suami-Istri dalam Keluarga Kristen Agustina Pasang; Ronald Samuel Wuisan
Jurnal EFATA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 9, No 1: Desember 2022
Publisher : STT Iman Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47543/efata.v9i1.81

Abstract

 Issues around men and women, husband and wife, are not something new because it has occurred since the fall of man into sin, as explained in Genesis 3; that is why it is important to understand the meaning of the word commensurate so that both men and woman, husband or the wife can place herself in carrying out her duties and functions in accordance with the mandate given by God. This study aims to find the meaning of “comparable” in Genesis 2:18 as a guide for conjugal relations in Christian families. In reviewing this topic, the research method used is qualitative research with a literature study approach and exegesis of the text of Genesis 2:18. Conclusion: being “equal” does not only depend on one particular person but requires the role of all aspects in it both as a husband (male), woman (wife) and children, so that it becomes a fully integrated family, especially in the context of a Christian family. AbstrakPersoalan di seputar laki-laki dan perempuan, suami dan istri bukanlah sesuatu yang baru karena telah terjadi sejak kejatuhan manusia dalam dosa sebagaimana dijelaskan dalam Kejadian 3, itu sebabnya penting untuk memahami arti kata sepadan sehingga baik laki-laki atau perempuan, baik suami atau istri dapat menempatkan diri dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan amanat yang diberikan Tuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan makna kata “sepadan” dalam Kejadian 2:18 sebagai pedoman bagi relasi suami-istri dalam keluarga Kristen. Dalam mengkaji topik ini metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi literature dan terhadap teks Kejadian 2:18 dengan pendekatan eksegese dan eksposisi. Kesimpulan: menjadi “Sepadan” tidak hanya bergantung pada satu pribadi tertentu saja melainkan memerlukan peranan dari semua aspek yang ada di dalamnya baik sebagai seorang suami (laki-laki), perempuan (istri) dan anak-anak, sehingga menjadi satu keluarga yang utuh secara khusus dalam konteks sebagai keluarga Kristen.