Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Fortifikasi Tepung Tulang Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Kue Kembang Goyang Siti Nur Alisa; Andi Noor Asikin; Seftylia Diachanty; Irman Irawan; Ilmiani Rusdin; Indrati Kusumaningrum
Juvenil Vol 4, No 2: Mei 2023
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v4i2.20053

Abstract

ABSTRAKIkan bandeng (Chanos chanos) merupakan salah satu jenis ikan budidaya yang dapat ditemukan di perairan payau. Produksi budidaya ikan bandeng yang semakin meningkat setiap tahunnya, menyebabkan meningkatnya limbah yang masih belum dimanfaatkan secara optimal, salah satunya tulang ikan. Industri pengolahan bandeng tanpa duri menghasilkan hasil samping berupa duri, tulang dan sisik. Tulang ikan merupakan hasil samping yang kurang dimanfaatkan dan mengandung sekitar 85% mineral yaitu berupa kalsium fosfat. Salah satu bentuk pemanfaatan tulang ikan yaitu mengolahnya menjadi tepung dengan melakukan fortifikasi pada kue kembang goyang. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui karakteristik fisikokimia kue kembang goyang  dengan fortifikasi tepung tulang ikan bandeng. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan penambahan persentase tepung tulang ikan bandeng (0%, 2%,  4%, 6%) pada kue kembang goyang. Parameter yang diuji pada penelitian ini adalah kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, kadar kalsium, dan higroskopisitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fortifikasi tepung tulang ikan bandeng memberikan pengaruh nyata terhadap uji fisikokimia. Hasil analisis fisikokimia pada kadar air (1,49-2,65%), abu (0,94-1,61%), lemak (3,44-4,04%), protein (5,03-5,38%), karbohidrat (87,04-88,15%),  kalsium (0,39-1,10%) dan higrokopositas (2,70-6,15g).Kata kunci : Fortifikasi, Ikan bandeng, Kalsium, Kembang Goyang, Tepung Tulang Ikan.ABSTRACTMilkfish (Chanos chanos) is a cultivated fish found in brackish water. Milkfish aquaculture production increased every year, causing a massive waste that has not processed optimally, one of the waste is fish bones. The boneless milkfish processing industry produces by products in the form of spines, bones and scales. Fish bone is a by product that is underutilized and contains about 85% of minerals, namely calcium phosphate. One form of utilizing fish bones is to process them into flour by fortifying the kembang goyang crackers.The purpose of this study were to the physicochemical characteristics of kembang goyang crackers with milkfish bone flour fortification. This study used a completely randomized design (CRD) with the addition of the percentage of milkfish bone meal (0%, 2%, 4%, 6%) in the kembang goyang crackers. The parameters tested in this study were moisture, ash, protein, fat, carbohydrate, and calcium content, also hygroscopicity. The results showed that the fortification of milkfish bone meal had a significant effect on the physicochemical tests. Physicochemical analysis results on moisture content (1.49-2.65%), ash (0.94-1.61%), fat (3.44-4.04%), protein (5.03-5.38%), carbohydrates (87.04-88.15%), calcium (0.39-1.10%) and hygrocopositivity (2.70-6.15g).Keywords: Calcium, Fish Bone Meal, Fortification, Kembang Goyang, Milkfish.
Implementation of Standard Sanitation Operating Procedure in the process Stik Jaleee making in UMKM Kube Amanah Samarinda Ilmiani Rusdin; Septiana Sulistiawati; Indrati Kusumaningrum
Journal of Agritechnology and Food Processing Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jafp.v3i1.15771

Abstract

Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) is an important step that plays a role in maintaining the quality of a food product and fulfilling food safety guarantees according to standards. There are 8 key aspects of SSOP that must be met by a food business unit to produce good product quality and safety. The purpose of this study was to determine the application of SSOP in the production of Stik Jaleee at UMKM Kube Amanah Snack Samarinda. The method used in this research is descriptive qualitative with primary data collection through observation, interviews and active participation. The production process of Stik Jaleee includes the preparation of raw materials, weighing, grinding, mixing ingredients, printing, frying, draining, sorting and packaging. The results of this study indicate that the application of 8 key aspects of SSOP has not been fully implemented in Kube Amanah. Aspects that have been implemented according to the SSOP key are water safety, condition and cleanliness of surfaces in contact with food, protection or protection from chemicals, labelling and storage, employee health and pest control. Aspects that have not been properly implemented are the prevention of cross-contamination and the provision of hand washing, sanitation and toilet facilities.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN BERBASIS IKAN LELE (STIK IKAN DAN STIK TULANG IKAN) Indrati Kusumaningrum; Nurul Ovia Oktawati
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7 No 1 (2023)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.7.1.72-78.2023

Abstract

Kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga (IRT) tentang pentingnya diversifikasi olahan ikan lele. Ikan lele merupakan ikan yang mudah diperoleh serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi namun memiliki nilai sosial yang rendah. Masyarakat pada umumnya tidak menyukai ikan lele dikarenakan habitatnya dan kebiasaan ikan lele pemakan segalanya sehingga menimbulkan kesan jorok. Diversifikasi olahan ikan lele ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah ikan lele. Tujuan yang kedua yaitu memberdayakan masyarakat dengan membentuk suatu kelompok usaha bersama olahan ikan lele yaitu stik ikan lele dan stik tulang lele. Upaya pembentukan kelompok usaha bersama ini diharapkan dapat membantu memberikan alternatif penghasilan tambahan pada masyarakat khususnya pada masa pandemi serta memberikan gizi pada setiap keluarga yang murah dan mudah didapat demi meningkatkan daya tahan tubuh. Metode yang digunakan pada kegiatan ini yaitu dengan penyuluhan dan pelatihan diversifikasi produk olahan dengan konsep zerro waste. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat tentang diversifikasi olahan ikan lele serta terbentuknya sebuah kelompok usaha bersama dengan produk utama stik ikan dan stik tulang ikan. Kata kunci: diversifikasi, ekonomi keluarga, gizi, kelompok usah,; ikan lele ABSTRACT This activity aimed to transfer knowledge and skills to the community, especially housewives (IRT) about the importance of fish product diversification. Catfish is one of a fish that is easily obtained and has a high economic value, but has a low social value. In general, people do not like catfish due to their habitat and their habit on eating. Diversification of fish products was hoped increasing value added of catfish. Another aimed were to empowering society by formed business unit of product diversification from catfish, that were fish stick and fish bone stick. Business unit was hoping to increased family income, especially during the pandemic to maintain the family economy and provide cheap and easy-to-obtain nutrition to increase imunity. The method was used in this activity was counseling and training on products diversification with the zerro waste concept. The activity resulted the ability to process various products of catfish without waste, including fish sticks and fishbone stick.. This activity also resulted in the formation of a business unit with the main products being fish sticks and fish bone sticks. Keywords: diversification, family economy, nutrition, business unit, catfish
Karakteristik Kimia Bakso Ikan Barakuda (Sphyraena genie) dengan Penambahan Karaginan Andi Noor Asikin; Indrati Kusumaningrum; Kartika Kartika; Seftylia Diachanty
Juvenil Vol 4, No 4: November (2023)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v4i4.20718

Abstract

ABSTRAKDiversifikasi olahan perikanan merupakan usaha untuk meningkatkan konsumsi ikan masyarakat, karena ikan mengandung nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Bakso merupakan olahan yang sangat popular di kalangan masyarakat baik orang dewasa dan anak-anak yang tinggal di perkotaan maupun di desa. Penambahan karaginan dimaksudkan untuk meningkatkan kadar serat pada bakso ikan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui persentase karaginan terbaik untuk meningkatkan kadar serat pada bakso ikan barakuda. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan penambahan persentase karaginan berbeda: K1 (0%); K2 (0,25%); K3 (0,50%); K4 (0,75%); K5 (1,0%), setiap perlakuan diulang 3 kali. Parameter uji terdiri dari kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar abu dan kadar karbohidrat serta serat kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan persentase karaginan berbeda memberikan pengaruh nyata (p0,05) pada semua parameter uji, kecuali kadar protein yang tidak menunjukkan pengaruh nyata (p0,05). Perlakuan terbaik terdapat pada penambahan karaginan 1,0% (K5) berdasarkan kadar air terendah dan serat kasar tertinggi. Kata kunci: Bakso Ikan, Karaginan, Penambahan, Serat, Sphyraena genie.ABSTRACTDiversification of processing fisheries is an effort to increase people’s fish consumption because fish contains nutrients needed by the body. Fishball are product are very popular among the community, both adults and children who live in urban and rural areas. The addition of carrageenan is intended to increase fiber content in fishballs. The purpose of this study was to determine the best percentage of carrageenan to increase fiber content in barracuda fishballs. This study used a completely randomized design with 5 treatments adding different percentages of carrageenan: K1 (0%); K2 (0.25%); K3 (0.50%); K4 (0.75%); K5 (1%), each treatment was repeated 3 times. The parameters consisted of water, protein, fat, ash, and carbohydrate content also crude fiber. The result showed that the addition of different carrageenan percentages had a significant effect (p0.05) on all parameters, except for protein content which did not show a significant effect (p0.05). The best treatment was found in the addition of 1% carrageenan (K5) based in the lowest water content and the highest crude fiber. Keywords: Carrageenan, Enriched, Fiber, Fish ball, Sphyraena genie.