Pernikahan merupakan tahap yang dimasuki oleh pasangan laki-laki dan perempuan yang meresmikan hubungan baik dari segi agama maupun hukum negara. Perkawinan marak diwarnai kerengganan, keretakan yang berujung pada perceraian.Tidak dapat dipungkiri, kerenggangan yang mendorong terjadinya tingkat perceraian hingga rusaknya hubungan pasangan suami-istri dalam pernikahan, menjadi salah satu kasus yang sering terjadi dewasa ini. Esensi pernikahan Kristen menjadi bergeser karena perceraian. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode tafsir Reader Response, melalui metode ini peneliti menganalisis respon reader terhadap teks di konteks masa kini terkait pernikahan Kristen dan perceraian untuk menemukan makna teks yang menjadi kontribusi bagi pemahaman pembaca. Terhadap obyek material peneitian ini telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelum dengan mempedomani metodologi penelitian kualitatif dengan penerapan prinsip-prinsip Hermeneutik, yaitu metode eksegesis, dimana hasil penelitiannya menyatakan “Ketidakbertahannya suatu lembaga pernikahan akibat faktor perselingkuhan dan perceraian” hasil penelitiannya menemukan bahwa “sebagai pasangan Kristen, seharusnya menjaga keutuhan pernikahan dengan berlandaskan bahwa pernikahan merupakan ketetapan yang bersumber dari Allah”. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan metode study pustaka dan pendekatan tafsir reader response. Hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti saat ini berbeda dengan peneliti sebelumnya. Peneliti menemukan bahwa masalah perkawinan Kristen yang kawin muda akhirnya bermuara pada perselingkuhan, perceraian dan merunjuk pada lemahnya resistensi pasangan terhadap janji nikah dan esensi pernikahan Kristen yang dibangun.Kata Kunci: Pernikahan; Perceraian; Reader Response; 1 Korintus 7:1-16