Febby Nancy Patty
Institut Agama Kristen Negeri Ambon

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KRITIK TERHADAP IDEOLOGI IMPERIAL Memaknai Simbol Yerusalem Baru dan Fungsinya dalam Wahyu 21:9-27 FEBBY NANCY PATTY
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 1, No 1 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i1.19

Abstract

Apakah Yerusalem Baru merupakan sebuah utopi?Sebuah imaginasi tentang sebuah tempat di mana tak ada lagi isak tangis dan air mata?Lewat tulisan ini, saya hendak memperlihatkan bahwa Yerusalem Baru merupakan konstruksi penulis Kitab Wahyu pada masanya dengan muatan atau kandungan ideologi.Ideologi tersebut dibangun tatkala penulis berhadapan dengan lingkungannya di mana terjadi sebuah krisis yang mengakibatkan penderitaan dalam kehidupan umat.Imperialisme dan kekuasaannya membawa dampak kekerasan,  ketidakadilan, kemiskinan dan marginalisasi dalam kehidupan manusia dan ciptaan,  mesti dilawan atau ditentang. Dengan menggunakan retorika apokaluptik yang kaya dengan simbol-simbol yang bermakna, penulis Wahyu melakukan sebuah perlawanan dalam upaya mengkritik penggunaan kekuasaan dan pelaku kekuasaan yang manipulatif dan anarkhis.Hal ini bertujuan untuk menciptakan sebuah kehidupan yang damai dan sejahtera, adil, solider dan terbuka bagi kehidupan kemanusiaan dan seluruh ciptaan.
RESENSI BUKU : TheWorld of Maluku -Eastern Indonesia in Early Modern Period FEBBY NANCY PATTY
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 3, No 1 (2017): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v3i1.47

Abstract

Leonard  Andaya adalah guru besar Sejarah Asia Tenggara di Universitas of Hawaii at Manoa. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di Yale University (1965) dan menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 di Cornell University pada bidang sejarah Asia Tenggara. Beberapa karya buku yang dihasilkan di antaranya The Kingdom of Johor (1975); The Heritage of Arung Palakka : History of South Sulawesi (Celebes) in the Seventeenth Century (1981); History of Malaysia (1982); The World of Maluku: Eastern Indonesia in Early Modern Period (1993); Leave of the Same Tree: Trade and Etnicity in the Straits of Melaka (2008); History of Early Modern Southeast Asia, 1400-1830 (2015).
TAFSIR SOSIO-HISTORIS TERHADAP ULANGAN 15:1-18 DAN KONTRIBUSINYA BAGI MASYARAKAT KEPULAUAN Febby Nancy Patty; Elrianton Muskitta
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 5, No 1 (2019): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v5i1.61

Abstract

Penafsiran teks Ulangan 15:1-18 menggunakan pendekatan historis kritis masih menyisakan pertanyaan teologis dan terkesan bias. Alasannya karena pendekatan yang digunakan dalam mendeteksi makna perikop ini masih terbatas, dan hanya menekankan dimensi iman.  Tulisan ini bertujuan untuk menggali makna teks  dengan menggunakan pendekatan tafsir sosial. Situasi sosial kemasyarakatan mesti dipertimbangkan dalam mendeteksi perikop ini. Alasannya, teks ini merupakan teks yang lahir dan bertumbuh dalam situasi sosial-budaya, politik, dan ekonomi. Pendekatan sosio-historis dalam penafsiran berfungsi menggali makna (nilai) yang kaya dan menyatu dengan situasi-situasi tersebut. Hasil penafsiran menunjukkan, bahwa Tahun Sabbath dan Syemittah merupakan pranata sosial yang menjamin hak-hak hidup kaum miskin dan para budak, berbagai aturan sebagai pijakan etis dan teologis dalam membangun relasi sosial yang berkualitas dan sikap kepedulian serta belarasa sebagai wujud solidaritas kepada orang-orang miskin dan kaum yang tertindas yang selanjutnya berkontribusi bagi masyarakat kepulauan.
Conflict Accommodation Ideas Based on Custom Institutions Siram Sopi in Gold Mining Area of Romang Island, Indonesia Yamres Pakniany; Febby Nancy Patty
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 7 No. 3 (2019): Sodality
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.374 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v7i3.27836

Abstract

Conflict over natural resources in mining areas often has impacts on social relations between communities, including that in the gold mining area in Romang Island. The conflict in this area involves various actors. This research was conducted with the aim to find out the accommodation efforts made in reconciling the actors. This research used qualitative methods by observation and interviews, while data analysis was carried out using interactive models. The results showed that conflict accommodation is a process undertaken to reconcile conflicting actors. The sopi flush deed is one of the customary deeds which is usually practiced to reconcile conflicting actors. The sopi flush deed functions to reconcile the conflicting actors in the gold mining area in Romang Island, Southwest Maluku Regency, Indonesia.
Panggilan untuk Merekonstruksi Strategi Pendidikan Agama Kristen yang Kontekstual dan Inovatif Johanes Waldes Hasugian; Agusthina Christina Kakiay; Novita Loma Sahertian; Febby Nancy Patty
Jurnal Shanan Vol. 6 No. 1 (2022): Maret
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.078 KB) | DOI: 10.33541/shanan.v6i1.3707

Abstract

Pendidikan agama Kristen berlangsung secara normatif-ritualistik-konvensional dan cenderung membatasi diri pada perubahan serta menunjukkan praksis di zona nyaman. Praksis semacam itu mengindikasikan bahwa kepedulian dan kepekaan dalam dinamika PAK hanyalah menjadi tugas orang-orang tertentu. Kerapuhan praksis PAK semakin terlihat ketika berjumpa pada masa dimana kecekatan, kapasitas dan kualitas menjadi orientasi dalam sistem sosial. PAK harus mampu menghadapi berbagai isu sosial sekaligus berupaya memperkokoh pondasi serta menjadi jawaban atas kebutuhan dan pergumulan hidup orang-orang. Oleh karena itu, PAK harus direkonstruksi secara kontekstual dan inovatif sehingga PAK benar-benar hadir menjadi wahana dimana orang-orang dapat belajar memaknai hidup dan berdampak bagi banyak orang. Dengan metode penelitian deskriptif-analitis, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai persoalan dalam praktik PAK, baik di sekolah, gereja dan keluarga atau masyarakat, serta menghadirkan rumusan strategi yang kontekstual dan inovatif dalam praksis PAK. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perhatian PAK tidak hanya sebatas di sekolah, masyarakat atau keluarga dan gereja namun lebih luas menjangkau isu-isu sosial lainnya yang melekat dengan tugas dan panggilan PAK. Berbagai permasalahan atau fenomena yang terjadi dalam kaitannya dengan praksis PAK menegaskan pentingnya upaya rekonstruksi strategi PAK yang kontekstual dan inovatif. Rekonstruksi strategi PAK dimaksudkan agar memperkuat bangunan PAK yang rapuh dan tidak adaptif dengan perkembangan dan kemajuan zaman dewasa ini.
“Aku Yang Bisu Telah Bersuara”: Tafsir Feminis Terhadap Yohanes 7:53-8:1-11 Rahel Salmanu; Febby Nancy Patty; Marlen T. Alakaman
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 5, No 2 (2021): April 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v5i2.302

Abstract

Abstract. Theviolence and injustice that often occurs toward women is partly due tobiased Bible texts interpretation and sometimes androcentric. For example, John 7: 53-8: 1-11, about a woman who was committed an adultery,the interpretation, by the traditional approach, emphasizes on Jesus’ act of love and forgiveness toward the woman. This article aimed to explore the narration from the perspective of feminist by using E.S. Fiorenza methodology to uncover the woman's silence in the text. Through this study, it was found that the silence act of the women is for describing a patriarchal culture that dominates and unfair to women. Jesus' defense to this woman was at the same time as a critique for the dominant oppressive power.Abstrak. Praktik kekerasan dan ketidakadilan yang sering terjadi terhadap kaum perempuan salah satunya karena penafsiran terhadap teks-teks Alkitab yang bias dan berfokus pada sudut pandang kaum laki-laki (androsentris). Sebagai contoh teks Yohanes 7:53-8:1-11 tentang perempuan yang berzinah, dalam pendekatan tradisional, fokus penafsiran menekankan aspek iman yang hanya berfokus pada karya Yesus melalui tindakan kasih dan pengampunan terhadap perempuan tersebut. Artikel ini berupaya menelisik sisi yang berbeda yakni dari perspektif perempuan (korban), dengan menggunakan langkah metodologis yang digunakan oleh E.S. Fiorenza untuk mengungkapkan makna kebisuan perempuan dalam teks tersebut. Melalui kajian tersebut diperoleh makna bahwa kebisuan perempuan tersebut menggambarkan budaya patriarkhi yang mendominasi dan tidak adil terhadap kaum perempuan. Pembelaan Yesus terhadap perempuan tersebut sekaligus sebagai kritik terhadap kekuasaan dominan yang menindas.
Kompetensi Sosial Guru PAK di Era Revolusi Industri 4.0 dan Implikasinya bagi Perkembangan Karakter Peserta Didik Johanes Waldes Hasugian; Agusthina Christina Kakiay; Febby Nancy Patty; Novita Loma Sahertian
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 5, No 1: Agustus 2022
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47131/jtb.v5i1.146

Abstract

The Fourth Industrial Revolution, 4IR is characterized by an acceleration in the use of technology, the internet of things that enters the social system brings both positive and negative impacts. Brings constructive impact to the prepared and adapted and is otherwise very destructive in the existing social system. In particular, there is a moral degradation of character in learners that Christian Religious Education must responsively and professionally deal with. This research was conducted using a descriptive-analytical method, which seeks to describe the social competence of Christian Religious Education teachers in the context of Industry 4.0 and its implications for the development of student character. It was found that in facing learning challenges in the era of Industry 4.0, especially in the holistic character development of students of Christian Religious Education must be adaptive and accommodating. In a social approach, Christian Religious teachers communicate interactive and communicative learning, which empowers students in a participatory manner and builds strong relationships based on the love of Christ. AbstrakRevolusi industri 4.0 yang ditandai dengan percepatan dalam penggunaan teknologi, internet of things yang masuk dalam sistem sosial membawa dampak positif dan negatif. Membawa dampak konstruktif bagi yang siap dan beradaptasi dan sebaliknya sangat destruktif dalam sistem sosial yang ada. Secara khusus, terjadinya degradasi moral karakter dalam diri peserta didik yang PAK harus dengan responsif dan profesional menghadapinya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif-analitis, yang berusaha menggambarkan kompetensi sosial guru PAK dalam konteks revolusi industri 4.0 dan implikasinya bagi perkembangan karakter peserta didik. Ditemukan bahwa dalam menghadapi tantangan pembelajaran di era revolusi industri 4.0, khususnya dalam perkembangan karakter peserta didik yang holistik PAK harus adaptif dan akomodatif. Dalam pendekatan sosial, guru PAK mengkomunikasikan pembelajaran secara interaktif dan komunikatif, yang di dalamnya memberdayakan peserta didik secara partisipatif serta membangun hubungan relasi yang kuat, yang didasari oleh kasih Kristus.
Keluarga dan Pendidikan Karakter: Menggali Implikasi Nilai-nilai Hausetafel dalam Efesus 6:1-9 Febby Nancy Patty; Vincent Kalvin Wenno; Fiona Anggraini Toisuta
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 6, No 2: Oktober 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v6i2.155

Abstract

The moral crisis in Christian families due to globalization has resulted in the loss of the function of the Christian family in society. This results in the shift in family values to be replaced by individualist, consumerist, and hedonistic values. This article describes the concept of family (hausetafel) in the letters of Ephesians and Colossians. The author uses a historical socio interpretation, to search for and find the meaning of the two epistles. The results of the interpretation show that the two epistles are very rich related to family and moral values (character). The meaning cannot be separated from its socio-historical and cultural context. Some of the values contained include the revelation of Christ in and through the family, love as the basis for binding family members, the family as a basis for character education, equality relations. The family image becomes a model for church life. Abstrak Krisis moral yang terjadi di tengah keluarga Kristen akibat globalisasi, mengakibatkan hilangnya fungsi keluarga Kristen di tengah masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan bergesernya nilai-nilai keluarga digantikan dengan nilai-nilai individualis, konsumerisme, hedonistik. Artikel ini memuat tentang konsep keluarga (hausetafel) dalam surat Efesus 6:1-9. Penulis menggunakan penafsiran sosio historis, untuk mencari dan menemukan makna atau nilai kekeluargaan menurut pemikiran Paulus. Hasil penafsiran menunjukkan bahwa penguatan nilai-nilai keluarga tidak lepas dari konteks sosio-historis dan kulturalnya yang yang didominasi oleh pola-pola relasi kekuasaan yakni patron-klien yang ber-dampak pada kehidupan persekutuan umat. Sehingga perlu adanya penguatan moral dan karakter yang berdasar pada nilai-nilai kekeluargaan. Beberapa nilai haustafel yang menonjol dalam perikop ini yakni nilai kebenaran, kasih dan ketaatan, penghormatan, nilai persaudaraan, bersikap adil dan hidup setara yang selanjutnya menjadi model bagi kehidupan gereja maupun kekristenan.
PERNIKAHAN KRISTEN DAN PERCERAIAN (TAFSIR READER RESPONSE TERHADAP TEKS 1 KORINTUS 7:1-16) Sandra Juliet Latarissa; Anastasya Silooy; Giulio Latuputty; Sipora Blandina Warella; Febby Nancy Patty
NOUMENA: Jurnal Sosial Humaniora dan Keagamaan Vol 4, No 1 (2023): NOUMENA: Jurnal Sosial Humaniora dan Keagamaan
Publisher : IAKN AMBON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.441 KB)

Abstract

Pernikahan merupakan tahap yang dimasuki oleh pasangan laki-laki dan perempuan yang meresmikan hubungan baik dari segi agama maupun hukum negara. Perkawinan marak diwarnai kerengganan, keretakan yang berujung pada perceraian.Tidak dapat dipungkiri, kerenggangan yang mendorong terjadinya tingkat perceraian hingga rusaknya hubungan pasangan suami-istri dalam pernikahan, menjadi salah satu kasus yang sering terjadi dewasa ini. Esensi pernikahan Kristen menjadi bergeser karena perceraian. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode tafsir Reader Response, melalui metode ini peneliti menganalisis respon reader terhadap teks di konteks masa kini terkait pernikahan Kristen dan perceraian untuk menemukan makna teks yang menjadi kontribusi bagi pemahaman pembaca.  Terhadap obyek material peneitian ini telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelum dengan mempedomani metodologi penelitian kualitatif dengan penerapan prinsip-prinsip Hermeneutik, yaitu metode eksegesis, dimana hasil penelitiannya menyatakan “Ketidakbertahannya suatu lembaga pernikahan akibat faktor perselingkuhan dan perceraian” hasil penelitiannya menemukan bahwa “sebagai pasangan Kristen, seharusnya menjaga keutuhan pernikahan dengan berlandaskan bahwa pernikahan merupakan ketetapan yang bersumber dari Allah”. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan metode study pustaka dan pendekatan tafsir reader response. Hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti saat ini berbeda dengan peneliti sebelumnya. Peneliti menemukan bahwa masalah perkawinan Kristen yang kawin muda akhirnya bermuara pada perselingkuhan, perceraian dan merunjuk pada lemahnya resistensi pasangan terhadap janji nikah dan esensi pernikahan Kristen yang dibangun.Kata Kunci: Pernikahan; Perceraian; Reader Response; 1 Korintus 7:1-16