Zatul Faidah
Universitas Darussalam Gontor

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Tiga Agama Satu Tempat Ibadah: Doktrin dan Ritual Vihara Tri Dharma Satya Budhi Bandung Syamsul Hadi Untung; Abdullah Muslich Rizal Maulana; Annisa Syifa Mulya; Zatul Faidah; Nurul Alfiyah; Aulidina Nurfazri
Al-Adyan: Journal of Religious Studies Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/al-adyan.v4i1.5369

Abstract

This study aimed to explain the existence of the Tri Dharma -Buddhism, Taoism, and Confucianism-, including their ritual practice and emergence factors in the Satya Budhi Vihara, the oldest Vihara in Bandung City. This research is carried out as descriptive qualitative research with mixed methods, consisting of participant observation, interviewing, and content analysis to obtain the necessary data. This study concluded that the Tri Dharma religions have a relationship where the followers of those three religions are traced back and came from the same Chinese ancestors. In addition, Tri Dharma, as a meeting point between the three religions, may be defined as a form of syncretism of the traditional beliefs of the Chinese community, which has had a significant influence on Chinese history for 2500 years. In the Satya Budhi Vihara Bandung, these three religions are interrelated and develop in the same society flexibly without any theological disputes. Studi ini bertujuan untuk menjelaskan keberadaan Tri Dharma – Buddhisme, Taoisme, dan Khonghucu, termasuk praktik ritual dan faktor kemunculannya di Vihara Satya Budhi, Vihara tertua di Kota Bandung. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan metode campuran, yang terdiri dari observasi partisipatoris, wawancara, dan konten analisis untuk memperoleh data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Kajian menyimpulkan bahwa Tri Dharma memiliki hubungan dimana pemeluk ketiga agama tersebut ditelusuri kembali dan berasal dari nenek moyang Tionghoa yang sama. Selain itu, Tri Dharma sebagai titik temu antara ketiga agama dapat diartikan sebagai bentuk sinkretisme kepercayaan tradisional masyarakat Tionghoa, yang memiliki pengaruh signifikan dalam sejarah Tionghoa selama 2500 tahun yang lalu. Di Vihara Satya Budhi Bandung, ketiga agama tersebut saling terkait dan berkembang dalam masyarakat yang sama secara fleksibel tanpa perselisihan teologis.