Tri Windarti
Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University Jl. Prof. Soedarto, SH., Tembalang, Semarang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Waktu pada Pembentukan Kalsium Fosfat dengan Sistem Membran Selulosa Bakterial Febriani Sinambela; Tri Windarti; Parsaoran Siahaan
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 15, No 3 (2012): Volume 15 Issue 3 Year 2012
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.973 KB) | DOI: 10.14710/jksa.15.3.105-110

Abstract

Kalsium fosfat merupakan senyawa yang biasa digunakan sebagai material bio-implan karena bersifat biokompatibel, bioaktif dan osteokonduktif. Sistem membran selulosa bakterial adalah metode yang dapat digunakan dalam pembentukan kalsium fosfat. Pembuatan kalsium fosfat dilakukan melalui beberapa tahap, meliputi sintesis selulosa bakterial menggunakan 1000 mL media air kelapa, 100 g gula pasir dan 0,6 g diamonium sulfat untuk membiakkan 100 mL starter bakteri Acetobacter Xylinum, pembuatan kalsium fosfat dengan variasi waktu 5, 6, 12, 24 dan 48 jam menggunakan sistem membran selulosa bakterial dan analisis produk sintesis menggunakan FTIR dan XRD. Berdasarkan analisis FTIR dan XRD, pembentukan kalsium fosfat menggunakan membran selulosa bakterial, pada variasi waktu 5, 6, dan 24 jam menghasilkan kalsium hidrogen fosfat dihidrat (CHPD) [CaHPO4.2H2O] , trikalsium fosfat (TCP) [Ca3(PO4)2], karbonat hidroksiapatit (CHA), dan hidroksiapatit (HA) [Ca10(PO4)6(OH)2] dan variasi waktu 12 dan 48 jam adalah CHPD, TCP dan HA. Semakin lama waktu pembentukan kalsium fosfat, fase kalsium fosfat semakin semikristalin. Selain itu, semakin lama waktu, ukuran kristalit CHPD sebagai produk utama cenderung semakin besar yaitu variasi waktu 5 jam sebesar 30,28 nm, variasi waktu 6,12, 24 jam sebesar 32,60 nm, dan variasi waktu 48 jam sebesar 33,90 nm.
Studi Interaksi antara Segmen Dimer Kitin dengan Molekul Kalsium Fosfat Menggunakan Metode ab Initio Ade Rahmani; Tri Windarti; Parsaoran Siahaan
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 14, No 2 (2011): Volume 14 Issue 2 Year 2011
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.965 KB) | DOI: 10.14710/jksa.14.2.43-47

Abstract

Chitin adalah polisakarida alami potensial yang digunakan sebagai adsorben. Salah satu contohnya adalah penggunaan kitin sebagai adsorben dalam pembuatan komposit kitin-kalsium fosfat. Penelitian ini merupakan penelitian teoritis dengan metode kimia kuantum ab initio pada tingkat teori dan himpunan dasar HF/6-31G(d,p) untuk memprediksi struktur dan interaksi yang terjadi dalam pembentukan kitin-kalsium fosfat. Hasil perhitungan menunjukkan interaksi antara kitin dimer dan kalsium fosfat. Energi interaksi antara kitin dimer dengan Ca+ adalah -359,837 kJ/mol pada jarak 2,25 Å. Interaksi PO43- dengan kitin dimer memiliki energi -274,770 kJ/mol pada jarak 3,20 Å. Interaksi CaPO4- dengan kitin dimer memiliki energi -64,058 kJ/mol pada jarak 2,50 Å. Untuk konfigurasi (kitin dimer... CaPO4-)II dan konfigurasi (kitin dimer... CaPO4-)II sebesar -21.475 kJ/mol pada jarak 3,85 Å. Energi interaksi antara kitin dimer dan Ca3(PO4)2 adalah -284.123 kJ/mol pada jarak 2,55 Å. Dan interaksi antara kitin dimer dengan (Ca5(PO4)3OH) adalah -105,200 kJ/mol pada jarak 2,50 Å.
Kitosan sebagai Bahan Dasar Drug Delivery: Studi Interaksi Segmen Dimer Kitosan dengan Vitamin C secara Komputasi Ab Initio dan Eksperimen Sekar Kusuma Dewi; Tri Windarti; Parsaoran Siahaan
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 16, No 2 (2013): Volume 16 Issue 2 Year 2013
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.437 KB) | DOI: 10.14710/jksa.16.2.63-68

Abstract

Studi interaksi antarmolekul antara kitosan dan vitamin C secara komputasi ab initio dan eksperimen untuk memahami penggunaan kitosan sebagai bahan dasar drug delivery telah dilakukan. Parameter yang dianalisis adalah energi interaksi dan spektra IR. Perhitungan dilakukan terhadap dua konformasi interaksi yaitu antara sisi atom N segmen dimer kitosan bermuatan parsial negatip masing-masing dengan sisi atom H pada cincin vitamin C yang bermuatan parsial positip (konformasi I) dan sisi atom H di luar cincin (konformasi II). Energi dan jarak interaksi konfigurasi I masing-masing sebesar -62,263 kJ mol-1 dan 1,897 Å, sedangkan konfigurasi II sebesar -32,641 kJ mol-1 dan 2,226 Å. Spektra IR menunjukkan mode-mode vibrasi pada kedua senyawa yang berinteraksi. Kesimpulan hasil pemodelan adalah bahwa kitosan dapat mengikat vitamin C dengan energi yang berbeda. Hasil pemodelan diverifikasi dengan absorpsi vitamin C oleh kitosan melalui pencampurkan 2,5 g kitosan dan 0,25 % larutan vitamin C. Pengukuran vitamin C yang tersisa dan uji lepas lambat vitamin C yang terserap dalam kitosan dalam media air dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa kitosan dapat menyerap vitamin C sebesar 46,5 % serta pada 10 menit pertama konsentrasi vitamin C yang dilepas sebesar 95,15 ppm.
Synthesis of Zeolite from Sugar Cane as Detergent Builder: Variation of Si/Al Ratio and Hydrothermal TimeSynthesis of Zeolite from Sugar Cane as Detergent Builder: Variation of Si/Al Ratio and Hydrothermal Time Arnelli Arnelli; Noor Afifah; Narita Rizki; Tri Windarti; Yayuk Astuti
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 21, No 1 (2018): Volume 21 Issue 1 Year 2018
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.492 KB) | DOI: 10.14710/jis.%v.%i.%Y.254-264

Abstract

Synthesis of zeolite from bagasse with variation of Si / Al ratio (1,2,1,4,1,6 and 1,8) with ZS1-ZS5 code and hydrothermal time (160, 190, 250, 340, and 460 minutes) with sample code ZSa - ZSe has been conducted. The synthesized zeolite was then applied to the detergent builder. The detergent builder of synthetic zeolite was used as a substitute for sodium tripolyphosphate, which is not environmentally friendly as it can lead to eutrophication. One of the detergent builder functions is to improve the washing efficiency of the surfactant by inactivating water-absorbing minerals (Ca2+ and Mg2+ ions) which may further deter the detergency process. Zeolites were synthesized using a sol-gel method followed by a hydrothermal process. The material used in this synthesis is Na2SiO3 (aq) (derived from bagasse) mixed with NaAl(OH)4 (aq), then stirred to form a white gel and continued by heating using autoclave at 100°C. The results obtained are zeolite-A and zeolt-X for variation of Si/Al ratio and hydrothermal time variation, with CEC value and detergency proportional to Si/Al ratio and hydrothermal time.