p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Vertex Elektro
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK Andi Faharuddin; Andika Saputra; Satriani Satriani
VERTEX ELEKTRO Vol 11, No 2 (2019): Agustus
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jte.v1i2.2381

Abstract

Krisis energi diperkirakan akan melanda dunia sekarang dan yang akan datang. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya permintaan energi. Tujuan penelitian ini membuat prototipe pembangkit listrik dan bagaimana hasil dari  penelitian pembangkit listrik tenaga ombak. Penelitian dilaksanakan selama bulan November 2015  berlokasi di Desa Bontosunggu, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Prototipe pembangkit listrik tenaga ombak dengan menggunkan sebuah masukan air yang meruncing dengan tinggi tiang belakang 0.40 m dan tiang depan 0.20 m dengan lebar bagian belakang 0.20 m dan lebar bagian depan 0.30 m. Prototipe ini juga memilki sebuah penampungan (reservoir) dengan tinggi 0.45 m, lebar persegi empat 0.28 m. Dan pipa ½ inci dengan panjang 1.8 m sebagai saluran air ke turbin air. Turbin air yang digunakan memilki 10 baling-baling untuk memutar sebuah generator (dinamo DC) 6 Volt 2.4 Watt. Variasi tinggi ombak yang digunakan adalah 0.32 m, 0.40 m, dan 0.42 m. Hasil penelitan menujukkan bahwa air mampu naik ke reservoir pada jam 11:00 sampai jam 14:00 dengan tinggi ombak bervariasi. Dan daya yang dapat dihasilkan oleh dinamo maksimal 0.7702 Volt dan minimal 1.1667 Volt. Prototipe  pembangkit listrik tenaga ombak (PLTO) ini memiliki model tiga bangunan penting dan mampu menghasilkan energi listrik dengan tegangan rata-rata 1 volt.
STUDI KOMPARASI SPEKTRUM HARMONIK GANGGUAN INTERNAL DAN INRUSH CURRENT PADA TRAFO DAYA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PSCAD (POWER SYSTEM COMPUTER AIDED DESIGN) Ayuni Mustika; Nursanti Ade Putri; Abdul Hafid; Andi Faharuddin
VERTEX ELEKTRO Vol 15, No 1 (2023): Februari
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jte.v15i1.10275

Abstract

Trafo merupakan salah satu peralatan dalam sistem tenaga listrik yang memiliki peran sangat penting, oleh karena itu keandalan transformator harus diperhatikan. Fenomena-fenomena tertentu dapat muncul dalam transformator yang dapat menyebabkan gangguan dan akan memengaruhi kinerja dan sistem keamanan pada transformator sehingga akan memengaruhi pula performa transformator tersebut, dalam hal ini, fenomena IC saat energisasi trafo. Besarnya nilai IC yang dihasilkan berpotensi menyebabkan sistem proteksi diferensial mengenali IC sebagai arus gangguan internal sehingga akan memerintahkan relai untuk beroperasi. Oleh karena itu, diferensiasi antara IC dan arus gangguan internal, sangat penting agar relai diferensial tidak mengalami malfungsi seperti itu. Penelitian ini dilakukan untuk membedakan keadaan gangguan internal dan IC berdasarkan fenomena harmoniknya. Penelitian ini terdiri dari dua pemodelan yaitu kondisi IC serta pemodelan kondisi gangguan internal pada trafo. Dalam penelitian ini, data trafo yang digunakan adalah Trafo merek GE Pauwels dengan daya 60 MVA bertegangan 150/20 kV dan koneksi Y-Y berbeban nol. Simulasi pada penelitian ini dibuat menggunakan Perangkat Lunak PSCAD Student Version 4.2. Kasus gangguan internal tidak menunjukkan adanya individu harmonik yang signifikan. Nilai THD secara esensial bernilai nol baik pada saat nilai resistansi gangguan 1 Ohm maupun 5 Ohm. Nilai THD yang rendah itu terkait dengan nilai spektrum yang juga secara esensial bernilai nol. Hal itu menunjukkan bahwa sinya gangguan adalah berbentuk sinyal sinusoidal murni. Sementara pada kasus IC, secara keseluruhan sangat terdistorsi yang tergambar dari nilai THD yang berada dari sekitar 13 % hingga di atas 100 %. Fakta itu didukung oleh nilai spektrum yang secara keseluruhan sangat tinggi, hingga mencapai nilai maksimum 77 %. Kedua parameter tersebut menunjukkan bahwa sinyal IC sangat terdistorsi (bukan sinusoidal murni), berbeda dengan sinyal gangguan