Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KAJIAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PADA PERMUKIMAN DI KAWASAN SEKITAR DANAU TONDANO ( STUDI KASUS : KECAMATAN REMBOKEN KABUPATEN MINAHASA) Jessica C.C Mende; Veronica A Kumurur; Ingerid L Moniaga
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 7 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v7i1.8274

Abstract

Permukiman akan selalu berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan lahan akibat meningkatnya jumlah penduduk. Pada akhirnya kawasan yang seharusnya dilindungi dimanfaatkan sebagai tempat bermukim. Pemanfaatan lahan sebagai permukiman  di kawasan sekitar Danau Tondano bisa saja dilakukan namun harus memperhatikan aspek penataan lingkungan permukiman. Ada begitu banyak aspek dalam permukiman,diantaranya yang sering terabaikan adalah masalah pengelolaan air limbah. Pengelolaan air limbah perlu diperhatikan dalam menata suatu permukiman,apalagi permukiman yang menjadi objek penelitian ini adalah permukiman yang berkembang di kawasan sekitar danau Tondano ,karena memungkinkan timbulnya pencemaran di danau Tondano. Kecamatan Remboken merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Minahasa yang permukimannya banyak berkembang di kawasan sekitar Danau Tondano. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif,dimana data dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui kondisi pembuangan air limbah serta menghitung kebutuhan sarana pengelolaan air limbah di Kecamatan Remboken lewat perencanaan Instalasi Pengelolaan Air Limbah. Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar sarana dan prasarana pembuangan air limbah baik grey water maupun black water diantaranya ketersediaan WC, serta septik tank kurang memadai. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar limbah dari permukiman Kecamatan Remboken  masuk ke badan air Danau Tondano. Oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian tersebut maka direkomendasikan perencanaan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL),dimana air limbah yang dihasilkan akan diolah untuk meminimalisir bahan- bahan pencemar untuk selanjutnya air limbah yang telah diolah dapat dimanfaatkan kembali atau dikembalikan ke badan air Danau Tondano
Dampak Keterkenalan Objek Wisata Terhadap Perubahan Guna Lahan di Kota Tomohon Allfia Esterlita Mengko; Veronica A Kumurur; Suryono Suryono
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 9 No. 2 (2020): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v9i2.31731

Abstract

Kota Tomohon memiliki kondisi karakteristik wilayah yang spesifik sehingga terdapat banyak objek wisata yang terkenal serta adanya pembangunan tempat-tempat wisata baru. Hal ini telah mempengaruhi perubahan guna lahan seperti lahan kosong menjadi lahan terbangun berupa sarana penunjang pariwisata. Tujuan penelitian ini mengukur tingkat keterkenalan objek wisata di Kota Tomohon dan menganalisis dampak keterkenalan objek wisata terhadap perubahan guna lahan di Kota Tomohon. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis formula milgram dengan kuesioner dan analisis spasial dengan menggunakan aplikasi ArcGIS. Berdasarkan hasil analisis maka tingkat keterkenalan objek wisata pertama bukit doa dengan perubahan guna lahan 31%, kedua danau linow dengan perubahan guna lahan 31%, ketiga welu dengan perubahan guna lahan 12%, keempat kaisanti dengan perubahan guna lahan 11%, kelima valentine dengan perubahan guna lahan 6%, keenam puncak tintingon dengan perubahan guna lahan 9%. Sehingga disimpulkan semakin tinggi nilai keterkenalan suatu objek wisata maka perubahan guna lahan pada kawasan sekitar objek wisata tersebut semakin bertambah dengan adanya perubahan guna lahan dari lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun. Perubahan penggunaan lahan juga tidak hanya di pengaruhi oleh keterkenalan objek wisata tetapi juga terjadi karena adanya pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat sehingga permintaan akan lahan permukiman bertambah. Kata kunci: Keterkenalan, Objek Wisata, Perubahan Guna Lahan
Ketersediaan dan Kebutuhan Sarana pada Perumahan dan Kawasan Permukiman di Cluster Mapanget – Talawaan Kabupaten Minahasa Utara Ira Wilhelmina Janis; Veronica A Kumurur; Fela Warouw
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 9 No. 2 (2020): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v9i2.31737

Abstract

AbstrakPembangunan perumahan dan kawasan permukiman (PKP) yang ada di Provinsi Sulawesi Utara berkembang dengan pesat, hal ini sejalan dengan adanya Kawasan Metropolitan Bimindo sebagai pusat pertumbuhan wilayah di Sulawesi (RPJMN 2015-2019). Perkembangan perumahan dan kawasan permukiman ini tentunya tak lepas dari kelengkapan dasar lingkungan yaitu Penyediaan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU). Kelengkapan dasar yang ada di Cluster Mapanget-Talawaan merupakan bagian terpenting dalam pembangunan, karena akan berpengaruhnya jika diantaranya tidak memiliki PSU yang memadai. Tujuan penelitian ini untuk melihat ketersediaan serta kebutuhan Sarana pada 10 hingga 20 tahun mendatang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis spasial dengan aplikasi ArcGIS. Analisis spasial seperti ploting, buffer dan Overlay. Berdasarkan hasil analisis, ketersediaan Sarana pada umumnya telah memadai namun membutuhkan penambahan pada semua sarana baik pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan ruang terbuka hijau agar sesuai dengan standar yang berlaku. Kata kunci: Perumahan; Kawasan Permukiman; SaranaAbstractHousing development and settlement areas (PKP) in North Sulawesi Province are growing rapidly, this is in line with the presence of the Bimindo Metropolitan Area as the regional growth center in Sulawesi (RPJMN 2015-2019). The development of housing and residential areas cannot be separated from the basic completeness of the environment, namely the Provision of Infrastructure, Facilities and Utilities (PSU). The basic equipment in the Mapanget-Talawaan Cluster is the most important part of development, because it will affect if one of them does not have an adequate PSU. The purpose of this research is to see the availability and need for facilities in the next 10 to 20 years. This research was conducted using a qualitative descriptive research method with the analysis used is descriptive analysis and spatial analysis with the ArcGIS application. Spatial analysis such as plotting, buffers and overlays. Based on the results of the analysis, the availability of facilities is generally adequate but requires the addition of all facilities including education, health, worship, trade and green open spaces to comply with the applicable standards. Keyword: Housing; Residential Area; Social Facilities
Sistem Persampahan di Kecamatan Maesa dan Kecamatan Madidir, Kota Bitung Angelina Benawan; Veronica A Kumurur; R.J Poluan
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 9 No. 1 (2020): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v9i1.31828

Abstract

AbstrakDi Indonesia bahkan di dunia, permasalahan dan produksi sampah saat ini tidak dapat dihindari karena saling berkaitan dengan pertumbuhan penduduk, pola hidup serta aktivitas masyarakat yang setiap hari terus menghasilkan sampah, baik itu sampah rumah tangga, sampah kantor, sampah medis, sampah industri dan lain-lain. Sistem pengolahan sampah di setiap Kota berbeda-beda dan sangat diperlukan agar sampah tidak menumpuk dan menjadi sumber penyakit untuk masyarakat sekitar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui serta menganalisis Sistem Pengolahan Sampah di Kecamatan Maesa dan Kecamatan Madidir dengan menggunakan teknik analisis kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Sistem persampahan di Kecamatan Maesa dan Kecamatan Madidir bisa dikatakan baik karena mengikuti peraturan yang telah dibuat oleh Pemerintah Kota Bitung yang tercantum dalam Peraturan Daerah (PERDA) no 17 tahun 2013 tentang Pengolahan Sampah Kota Bitung mulai dari pengumpulan, pengangkutan hingga pemusnahan, namun hal itu hanya berlaku bagi masyarakat yang tinggal di tepi jalan. Kata kunci: Sistem Persampahan, Kecamatan Maesa, Kecamatan Madidir.AbstractIn Indonesia and even in the world, problems and current waste production cannot be avoided because they are interrelated with population growth, lifestyle and community activities that continue to produce waste every day, be it household waste, office waste, medical waste, industrial waste and others. The waste processing system in each city is different and it is very necessary so that waste does not accumulate and become a source of disease for the surrounding community. The purpose of this study was to determine and analyze the waste processing system in Maesa and Madidir districts using qualitative analysis techniques with descriptive methods. The results of this study indicate that the solid waste system in Maesa and Madidir Districts can be said to be good because it follows the regulations that have been made by the Bitung City Government which are listed in Regional Regulation (PERDA) no 17 of 2013 concerning Bitung City Waste Management from collection, transportation to extermination, but that only applies to people living on the side of the road. Keyword: Solid Waste System, Maesa District, Madidir District
Perubahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Sungai Pada Wilayah Pusat Kegiatan Kota Di Kecamatan Kotamobagu Barat Kota Kotamobagu Chandra W Djufri; Dwight M Rondonuwu; Veronica A Kumurur
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 10 No. 2 (2021): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v10i2.37537

Abstract

Pemanfaatan ruang sebagai upaya agar dapat melaksanakan struktur ruang, pola ruang berdasarkan aturan rencana suatu tata ruang dengan penyusunan, pelaksanaan program di sertakan pembiayaannya. Sungai sebagai jalur atau alu wadah alami dan/atau buata sebagai jaringan air yang mengalir di dalam, berawal pada hulu hingga muara, membatasi garis sempadan dari kanan dan kiri. Garis bayangan di kanan, kiri palung sungai berfungsi untuk batas perlindungan sungai. Kota–kotamobagu dilewati beberapa sungai yaitu, Sungai besar sungai ongkag mongondow dan sungai ongkag dumoga ini menyatu yang mengalir di inobonto. Sungai lainnya yaitu Sungai dayanan, moayat, katulidan, kotobangon dan beberapa sungai kecil. Dari sungai tersebut, keadaan sungai dayananlah yang perlu di perhatikan. Sungai dayanan ini melintasi lima Kelurahan, yaitu Kelurahan Upai, Biga, Kotamobagu, Gogagoman, Molinow dan Mongkonai. Dalam aturan RTRW Kota Kotamobagu pusat kegiatan kota di Kecamatan Kotamobagu Barat berada di Kelurahan Gogagoman, Kelurahan Kotamobagu, Kelurahan Kotobangon dan Kelurahan Mogolaing, aliran sungai melewati 3 Kelurahan yang pada wilayahnya pusat kegiatan kota yaitu di Kelurahan Gogagoman, Kotamobagu dan Mogolaing sehingga peneliti tertarik untuk melalukan penelitian terkait perubahan pemanfaatan ruang kawasan sempadan sungai pada pusat kegiatan kota di kecamatan kotamobagu barat.
Perwilayahan Peri Urban Berdasarkan Aspek Fisik Sosial dan Ekonomi di Kecamatan Kalawat, Talawaan dan Wori Kabupaten Minahasa Utara Natalia Christi Angkouw; Veronica A Kumurur; Rieneke L.E Sela
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 10 No. 2 (2021): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v10i2.37540

Abstract

Tuntutan kebutuhan lahan perkotaan seringkali berdampak pada kawasan sekitarnya atau disebut juga kawasan pinggiran kota, khususnya Kecamatan Kalawat, Talawaan dan Wori yang merupakan kawasan yang berbatasan dengan kota Manado sebagai pusat kota Provinsi Sulawesi Utara yang mulai mengalami perubahan fisik serta perubahan sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi penelitian, menganalisis wilayah dan mengklasifikasikan zona perwilayahan peri urban berdasarkan klasifikasi WPU yaitu peri urban primer, peri urban sekunder dan rural peri urban dilakukan dengan analisis skoring agar diketahui daerah mana saja yang cenderung lebih terpengaruh jika dilihat dari ciri kekotaan dan kedesaan dilanjutkan mengklasifikasikan menggunakan arc GIS sehingga diketahui Kecamatan Kalawat memiliki 2 desa berkarakteristik PU Primer dan 8 desa berkarakteristik PU Sekunder, Talawaan 1 desa berkarakteristik PU primer, 10 desa PU Sekunder 1 desa Rural PU berbeda dengan Kecamatan Wori, 2 desa berkarakteristik PU Sekunder dan 18 desa berkarakteristik Rural PU. Hasil akhir menunjukkan Kecamatan Kalawat lebih dominan berkarakteristik kekotaan dari Kecamatan Talawaan dan Wori peri. Kata kunci: Peri-urban; Karakteristik; Kecamatan Kalawat; Kecamatan Talawaan; Kecamatan Wori.
Perwilayahan Peri Urban di Kecamatan Tombulu, Kabupaten Minahasa Josua J.R.Rorong J.R Rorong; Veronica A Kumurur; Ingerid Moniaga
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 10 No. 2 (2021): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v10i2.37548

Abstract

Wilayah peri urban atau daerah pinggiran kota merupakan zona transisi tata guna lahan, karakteristik sosial dan ekonomi, yang terletak di antara lahan perkotaan terbangun yang menyatu dengan pusat kota dan lahan pedesaan yang hampir tidak terdapat kawasan perkotaan, bentuk tanah lahan dan pemukiman perkotaan. Kecamatan Tombulu merupakan salah satu wilayah peri urban kota Kota Manado yang mengalami banyak perubahan baik secara fisik, sosial maupun ekonomi sebagai dampak dari perkembangan Kota Manado. Tujuan dari penenlitian ini, yang pertama untuk mengidentifikasi karakteristik wilayah peri urban berdasarkan aspek fisik, sosial dan ekonomi. Serta menganalisis dan menentukan perwilayahan peri urban. Dalam penelitian ini menggunakan tiga metode analisis, yang pertama adalah metode analisis statistik deskriptif untuk memperoleh hasil data yang sesuai dengan definisi operasional variabel. Kedua adalah metode analisis skoring untuk memberikan skor pada tiap variabel sesuai dengan karakteristik tiap desa, kemudian yang terakhir adalah metode analisis overlay untuk menentukan skor total yang akan digunakan dalam menentukan klasifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kecamatan Tombulu memiliki dua karakteristik wilayah peri urban, yaitu PU sekunder dan rural PU. Dari 11 desa yang ada di Kecamatan Tombulu, 10 desa bercirikan PU sekunder dan 1 desa bercirikan rural PU. Kata kunci: Perwilayahan; Peri Urban; Karakteristik; Kecamatan Tombulu