The Parandangan community is synonymous with conflict resolution through tongkonan. The mechanism adopted is to bring together the two conflicting parties to dialogue about the causes of the dispute. The mediation process in tongkonan is played by the priest, traditional leaders, to mina, and the government as unifiers in the family group. The technique that the mediator uses is the problem free-talk technique that exists in pastorals so that through this research, we will see how the problem of free-talk as a mediation instrument in the tongkonan in Lembang Parandangan, Tana Toraja. The method used in this research is a qualitative research method through literature review, observation and interviews. The research results found that tongkonan is not only a place to live, but also a place to solve problems. The way to resolve problems in tongkonan is by bringing together the conflicting parties for mediation. In the process, mediators use problem free-talk. This technique is a technique that has been used for generations and is considered the most effective for reconciling warring parties, because it is done casually. Of course, both parties openly and openly poured out their hearts because it is based on the essence of tongkonan, namely unity within the family.  Masyarakat Parandangan identik dengan penyelesaian konflik lewat tongkonan. Mekanisme yang ditempuh melalui mempertemukan ke dua belah pihak yang bertikai untuk mendialogkan penyebab pertikaian. Proses mediasi di tongkonan diperankan oleh pendeta, pemangku adat, to mina, dan pemerintah selaku pemersatu dalam rumpun keluarga. Tehnik yang mediator gunakan adalah tehnik problem free-talk yang ada dalam pastoral sehingga lewat penelitian ini, akan melihat bagaimana problem free-talk sebagai instrumen mediasi dalam tongkonan di lembang parandangan, Tana Toraja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif melalui kajian pustaka, observasi, dan wawancara.  Hasil penelitian ditemukan bahwa tongkonan selain tempat tinggal, juga tempat untuk memecahkan masalah. Cara menyelesaikan masalah di tongkonan adalah dengan cara mempertemukan pihak-pihak yang bertikai untuk dimediasi. Dalam prosesnya, para mediator menggunakan problem free-talk. Tehnik ini merupakan tehnik yang digunakan secara turun temurun dan dianggap paling efektif untuk mendamaikan pihak yang bertikai, sebab dilakukan dengan santai. Tentunya kedua pihak dengan lapang dada dan terbuka mencurahkan isi hati karena didasari dengan hakikat tongkonan yakni persatuan dalam kekelargaan.