Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Makna Teologis Hari Sabat Berdasarkan Keluaran 20:8 Dan Relevansinya Bagi Kehidupan Orang Percaya Alfri Tandi; Ayu Lestari
Mutiara: Multidiciplinary Scientifict Journal Vol. 1 No. 4 (2022): Multidiciplinary Scientifict Journal
Publisher : Al Makki Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57185/mutiara.v1i4.22

Abstract

Orang Kristen mengalami tantangan internal dan eksternal mengenai persoalan hari sabat. Dari dalam gereja ketika para orang Kristen berbeda pandangan tentang konsep hari sabat dan dari luar gereja ketika orang non Kristen melontarkan tanggapan dan kritik yang negtif terhadap hari sabat. Tulisan ini berusaha mengangkat makna yang terkandung dalam hari sabat, sehingga pembaca dapat mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan hari sabat. Dalam tulisan ini menggunakan pedekatan tematis. Dan alhasil dapat disimpulkan bahwa sabat sinonim dari hari perhentian dari pekerjaan. Jadi hari sabat menunjuk pada perhentian atau istirahat dari pekerjaan dan bukan mengarah pada hari tertentu. Esensi dari sabat itu adalah perhentian untuk mengingat akan karya penciptaan Allah dan melakukan persekutan dengan Tuhan dan dengan sesama orang-orang percaya. Persolan waktu dalam melaksanakn hari perhentian itu tidak menjadi masalah karena yang terpenting adalah perhentian dalam mengingat dan menyembah Allah.
Analisis Psikologis Dalam Mengedukasi Remaja Pecinta Tedong Silaga Di Toraja Alfri Tandi; Merianti Merianti
Jurnal Pendidikan Agama dan Teologi Vol. 1 No. 3 (2023): September : Jurnal Pendidikan Agama dan Teologi
Publisher : Universitas Katolik Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/jpat-widyakarya.v1i3.955

Abstract

The activity of fighting ma'pasilaga tedong (buffalo fighting) is one of the Toraja culture which is favored by many people, one of them is teenagers. The euphoria of teenagers towards buffalo fighting activities is very high. Adolescents' penchant for buffalo fighting activities will be seen how the impact occurs on adolescents, especially in the formation of traits or character in the future. To see this, the author uses the observation method by observing the activities of adolescents in buffalo fighting activities and the library method through books and journals. In particular, the author uses the theory of Behaviorism, social cognitive, and ecology. From this it can be concluded that buffalo fighting activities are a determining factor in the formation of character and traits, especially for teenagers who are involved in them, especially for teenagers who have euphoria about buffalo fighting. Therefore education is needed from various parties such as family and social environment.
Kajian Teologis Keselamatan Bayi Dalam Perspektif Jhon Calvin Dan Implikasinya Bagi Warga Gereja Toraja Lolan Lewi Pongdatu; Alfri Tandi; Lisa Lewi Pongdatu
Jurnal Pendidikan Agama dan Teologi Vol. 1 No. 3 (2023): September : Jurnal Pendidikan Agama dan Teologi
Publisher : Universitas Katolik Widya Karya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/jpat-widyakarya.v1i3.975

Abstract

This paper aims to describe the safety of babies in the Perspective of John Calvin and the Implications for Toraja Church members. The diversity of views on the direction of infant safety in the understanding of Church members has encouraged the author to study infant safety in the view of Jhon Calvin because the Toraja Church is a Calvinist sect. There are those who think that a baby who is born and then dies is still safe even though he has not acknowledged God as his savior. It is like a white paper without blemishes. Another understanding says that all babies who are born and then die He is a sinful human because from the womb he has been conceived and begotten in sin, and regarding salvation it is in God's Sovereignty. The research method used in this paper is literature review. The author seeks and collects the writings of John Calvin, especially on death and salvation, then compiles them. According to John Calvin, salvation is a belief based on faith in Christ. In John Calvin's view, the safety of babies is in God's Sovereignty
MAKNA TEOLOGIS HARI SABAT BERDASARKAN KELUARAN 20:8 DAN RELEVANSINYA BAGI KEHIDUPAN ORANG PERCAYA Alfri Tandi; Ayu Lestari
Journal Transformation of Mandalika Vol. 4 No. 8 (2023): JOURNAL TRANSFORMATION OF MANDALIKA
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orang Kristen mengalami tantangan internal dan eksternal mengenai persoalan hari sabat. Dari dalam gereja ketika para orang Kristen berbeda pandangan tentang konsep hari sabat dan dari luar gereja ketika orang non Kristen melontarkan tanggapan dan kritik yang negtif terhadap hari sabat. Tulisan ini berusaha mengangkat makna yang terkandung dalam hari sabat, sehingga pembaca dapat mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan hari sabat. Dalam tulisan ini menggunakan pedekatan tematis. Dan alhasil dapat disimpulkan bahwa sabat sinonim dari hari perhentian dari pekerjaan. Jadi hari sabat menunjuk pada perhentian atau istirahat dari pekerjaan dan bukan mengarah pada hari tertentu. Esensi dari sabat itu adalah perhentian untuk mengingat akan karya penciptaan Allah dan melakukan persekutan dengan Tuhan dan dengan sesama orang-orang percaya. Persolan waktu dalam melaksanakn hari perhentian itu tidak menjadi masalah karena yang terpenting adalah perhentian dalam mengingat dan menyembah Allah.
Analisis Teologis Terhadap Pola Pembukaan Lahan Oleh Masyarakat Di Desa Tabarano Dalam Perspektif Eco-Feminism Merianti Merianti; Alfri Tandi
STT Kingdom Vol 3 No 2 (2023): Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Publisher : STT KINGDOM BALI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pola pembukaan lahan di Dusun Tabarano memberikan dampak yang tidak baik kepada masyararakat, akibat dari pola pembukaan lahan, menimbulkan beberapa dampak yaitu, persediaan air semakin menipis, keadaan udara menjadi panas dan beberapa lahan dipinggir jalan yang longsor. Masyarakat terus membuka lahan tanpa aturan dan pendampingan. Sehingga penulis tertarik untuk menganalisis tentang apa yang sebenarnya masyarakat pahami tentang pembukaan lahan dari perspektif eco-feminism. Hadirnya eco-feminism kiranya dapat mengedukasi tentang hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode jenis kualitatif yaitu melalui kepustakaan dengan meninjau buku-buku yang ada, dan penelitian lapangan serta sumber lainnya yang dapat memberikan informasi dan data yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Berdasarkan penelitian lapangan, pola pembukaan lahan di Dusun Tabarano jika ditinjau dari perspektif eco-feminism sangat bertolak belakang, cara mereka mengeksploitasi alam tanpa bertanggung jawab, mereka hanya menebang tanpa berniat mengembalikan ekosistem hutan kembali.
Problem Fre-Talk sebagai Instrumen Mediasi dalam Tongkonan di Lembang Parandangan Alfri Tandi; Julianti Upak; Lolan Lewi Pongdatu
Jurnal Arrabona Vol. 6 No. 1 (2023): Agustus
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57058/juar.v6i1.94

Abstract

The Parandangan community is synonymous with conflict resolution through tongkonan. The mechanism adopted is to bring together the two conflicting parties to dialogue about the causes of the dispute. The mediation process in tongkonan is played by the priest, traditional leaders, to mina, and the government as unifiers in the family group. The technique that the mediator uses is the problem free-talk technique that exists in pastorals so that through this research, we will see how the problem of free-talk as a mediation instrument in the tongkonan in Lembang Parandangan, Tana Toraja. The method used in this research is a qualitative research method through literature review, observation and interviews. The research results found that tongkonan is not only a place to live, but also a place to solve problems. The way to resolve problems in tongkonan is by bringing together the conflicting parties for mediation. In the process, mediators use problem free-talk. This technique is a technique that has been used for generations and is considered the most effective for reconciling warring parties, because it is done casually. Of course, both parties openly and openly poured out their hearts because it is based on the essence of tongkonan, namely unity within the family.   Masyarakat Parandangan identik dengan penyelesaian konflik lewat tongkonan. Mekanisme yang ditempuh melalui mempertemukan ke dua belah pihak yang bertikai untuk mendialogkan penyebab pertikaian. Proses mediasi di tongkonan diperankan oleh  pendeta, pemangku adat, to mina, dan pemerintah selaku pemersatu dalam rumpun keluarga. Tehnik yang mediator gunakan adalah tehnik problem free-talk yang ada dalam pastoral sehingga lewat penelitian ini, akan melihat bagaimana problem free-talk sebagai instrumen mediasi dalam tongkonan di lembang parandangan, Tana Toraja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif melalui kajian pustaka, observasi, dan wawancara.  Hasil penelitian ditemukan bahwa tongkonan selain tempat tinggal, juga tempat untuk memecahkan masalah. Cara menyelesaikan masalah di tongkonan adalah dengan cara mempertemukan pihak-pihak yang bertikai untuk dimediasi. Dalam prosesnya, para mediator menggunakan problem free-talk. Tehnik ini merupakan tehnik yang digunakan secara turun temurun dan dianggap paling efektif untuk mendamaikan pihak yang bertikai, sebab dilakukan dengan santai. Tentunya kedua pihak dengan lapang dada dan terbuka mencurahkan isi hati karena didasari dengan hakikat tongkonan yakni persatuan dalam kekelargaan.