Roy Waluyo
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Ibn Khaldun Bogor

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Kekuatan Coupling Machinoy-Connection Pemadam Kebakaran Terhadap Tekanan Fluida Air 10 Bar dan 15 Bar Budi Hartono; Angga Kurnianto; Roy Waluyo; Fitriani
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 9 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Y-Connection adalah bagian dari alat pada mobil pompa pemadam kebakaran yang fungsinya adalah memecah/membagi satu aliran air dengan diameter tertentu menjadi dua aliran agar petugas bisa membagi tugas di lapangan dan mempercepat pemadam api. Ketika air bertekanan tinggi melewati Y-Connection sering terjadi lepas kendali akibat patah sambungan atau lepas coupling. Hal ini menjadi salah satu penyebab resiko kerja petugas pemadam kebakaran menjadi sangat tinggi. Karena Y-Connection adalah satu alat yang terdiri dari sambungan dan percabangan sehingga beban akan terpusat di alat ini, sehingga diperlukan adanya analisis kekuatan. Metode penelitian dilakukan dengan 2 cara yaitu pengambilan data dan pengujian alat serta simulasi menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD). Dari kedua metode ini pengamatan diperluas menjadi 3 sub analisis yaitu (1) analisis tegangan, gaya dan laju aliran, (2) analisis Pressure Burst, dan (3) analisis melalui CFD. Pada Analisis tegangan, gaya dan laju aliran membuktikan adanya hukum Bernoulli dan kontinuitas sehingga perbedaan tekanan dan tegangan dapat terjadi pada aliran air yang berbeda luas penampang, Pada Analisis pressure burst menjelaskan keamanan alat berdasarkan ketebalan dinding outlet dan jenis bahan yang digunakan. Dengan tebal aktual dinding ujung outlet Y-Connection mampu menahan tekanan 1678,1 psi dan dinding ujung inletmampu menahan tekanan 1945,6 psi. Simulasi CFD memberikan gambaran letak titik kritis alat yang dapat menyebabkan deformasi, sehingga perlunya perhatian khusus pada titik-titik tersebut. Dengan begitu pemahaman terhadap alat Y-Connection dapat meningkat. Kata kunci : analisis pressure burst; titik kritis; Y-connection.
Uji Komisioning Fasilitas Sistem Simulasi Pasif 04 Versi 2 (FASSIP 04 Ver.2) Untuk Studi Kemampuan Pendinginan Pasif Pada Sistem Keselamatan Reaktor Nuklir Dwi Yuliaji; Roy Waluyo; Gatot Eka Pramono; Putut Hery Setiawan; Mulya Juarsa
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 9 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/ame.v9i01.138

Abstract

Riset sistem pendinging pasif/Passive Cooling System (PCS) berbasis aliran sirkulasi alam menjadi topik penting dalam manajemen termal untuk keselamatan reaktor nuklir pasca gagalnya sistem pendingin aktif di kejadian kecelakaan PLTN Fukushima Dai-ichi, Jepang. Hal tersebut menjadikan riset eksperimental penting dilakukan untuk menentukan kondisi awal dan kondisi batas agar aliran sirkulasi fluida pada untai sirkulasi alam mencapai kondisi optimal. Sehinga dibangun fasilitas eksperimen untai rektangular FASSIP-04 versi 2 untuk mempelajari fenomena aliran sirkulasi alam dengan rejim aliran satu fase dan dua fase yang bekerja pada tekanan rendah. Tujuan penelitian dilakukan dalam rangka komisioning fasilitas untuk mengetahui batasan parameter daya dan temperatur selama pengoperasian. Metode komisioning dilakukan dalam dua tahap, yaitu komisoning statis dengan merekam data perubahan temperatur lingkungan dari semua sensor selama 3 hari tanpa dihidupkannya pemanas dan pendingin. Metode kedua adalah komisoning dinamis dengan memvariasikan temperatur air demineral di dalam tangki pemanas mulai dari 50° C (satu fase) hingga mencapai temperatur saturasi (dua fase). Sementara, daya pemanas divariasikan mulai dari 2,8 kW, 4,2 kW, dan 5,6 kW yang dibangkitkan dari immersion heater. Hasil komisioning statis menunjukkan bahwa temperatur rata-rata tertinggi selama tiga hari terjadi pada siang hari dalam rentang 31oC – 40oC, dan terendah (stabil) di malam hari antara jam 20.00 – 07.00 dengan rentang sekitar 22oC – 24oC. Kemudian, hasil komisoning dinamis pada daya maksimal 5,6 kW, menunjukkan adanya pembentukan gelembung dari pemanas dan capaian temperatur tertinggi untuk aliran dua fase sebesar 105oC (di atas temperature saturasi). Hasil komisoning telah menjadi batasan parameter temperatur dan daya untuk menentukan matriks eksperimen selanjutnya. Kata kunci : FASSIP-04; komisioning; satu fase-dua fase; sirkulasi alam; variasi daya; variasi temperatur.
Komparasi Pemanfaatan Heat Loss Sistem Pembuangan Dan Sistem Pendinginan Mesin Menjadi Listrik Adi Yoga Pratama; Roy Waluyo; Dwi Yuliaji; Fitriani
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 9 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan panas buang (heat loss) pada kendaraan bermotor dapat mengurangi dampak pemanasan global dan mengurangi emisi gas buangnya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memanfaatkan heat loss yang dihasilkan oleh motor bakar. Terdapat dua sistem pada motor bakar yang memiliki nilai heat loss tertinggi, yaitu sistem pendinginan dan sistem pembuangan. Untuk memanfaatkan heat loss, Thermo Electric Generator (TEG) dipilih sebagai alat yang dapat mengubah energi panas menjadi energi listrik. Thermo Electric Generator (TEG) dapat menghasilkan listrik berdasarkan Seeback effect dari perbedaan suhu pada alat tersebut. Untuk meningkatkan perbedaan suhu pada TEG, heatsink dipasangkan pada sisi dingin TEG agar dapat meningkatkan perbedaan suhu antara sisi panas dan sisi dingin TEG.  Daya listrik tertinggi didapatkan sebesar 15,8 x 10-3 VA pada sistem pendinginan dan 276 x 10-3 VA pada sistem pembuangan. Perbedaan suhu yang tinggi pada TEG, dapat menghasilkan daya listrik yang tinggi. Kata kunci :  heat loss; heatsink; Seeback effect; TEG.
Optimasi Cairan Pendingin Fluida Nano (SiO2+EG/W) Menggunakan RSM-CCD Pada Pendingin Panel Surya Dede Ardi Rajab; Amri Abdullah; Ina Afriani; Sukarman; Khoirudin; Muhamad Taufik Ulhakim; Roy Waluyo
AME (Aplikasi Mekanika dan Energi): Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 9 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Intensitas radiasi matahari dan suhu udara di sekitar berpengaruh pada tegangan dan arus yang dihasilkan oleh sel surya. Semakin rendah intensitas penyinaran matahari, semakin rendah pula arus dan tegangan yang dihasilkan. Tegangan yang dihasilkan menurun seiring dengan kenaikan suhu. Kondisi ini memerlukan suatu alat yang dapat mengatur keadaan suhu pada panel surya. Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan panas pada panel surya melalui optimasi sifat termal fluida pendingin dengan menambahkan partikel SiO2 berukuran nano ke cairan dasar W/EG, yang umum disebut fluida nano (Nanofluids). Pembuatan desain serpentine channel sebagai alat penukar kalor juga turut dilakukan. Proses optimasi perpindahan panas dilakukan menggunakan Respon Surface Metodology-Central Composite Design  (RSM-CCD), lalu proses uji eksperimental dilakukan dengan variasi laju alir 1 - 3 LPM dan suhu masuk dijaga pada 35oC. Hasil penelitian menunjukkan kesesuaian antara hasil RSM-CCD dan hasil percobaan dengan alat uji, dimana laju alir fluida pendingin tertinggi merupakan kondisi yang paling optimum. Penurunan suhu T2 masing-masing sebesar 12,568oC pada laju alir 3 LPM, 11,286oC pada laju alir 2 LPM dan 11oC pada laju alir 1 LPM. Dari uji coba selama 13 menit pada masing-masing laju alir dengan suhu masuk dijaga 35oC diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan  ΔTavg sebesar 28,62%. Kata kunci: fluida nano; panel surya; RSM-CCD; serpentine channel; SiO2.