Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PERANAN RUMPUT VETIVER DAN BAHIA DALAM MEMINIMASI TERJADINYA EROSI LERENG Kusminingrum, Nanny
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 28 No 3 (2011)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11706.88 KB)

Abstract

ABSTRAKPada tanah-tanah berlereng, erosi menjadi persoalan yang serius terlebih lagi akan dirasakan pada lereng-lereng jalan tanpa tanaman (gundul) dan bahkan bila jenis tanah yang mempunyai erodibilitas yang tinggi salah satu upaya penanganannya erosi dapat dilakukan dengan teknologi vegetasi, misalnya dengan teknologi vetiver yang sederhana dan berbiaya murah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji penurunan tingkat erosi jangka panjang dengan menggunakan rumput vetiver secara mandiri dan kombinasi rumput vetiver dengan rumput bahia. Metode yang digunakan adalah metode eksperimentaln melalui percobaan lapangan dan analisis. Hasil penelitian antara perlakuan vetiver mandiri dengan kombinasi ryumput vetiver dan bahia tidak menunjukkan adanya perbedaan yang berasrti terhadap erosi. Kecepatan permeabilitas dan kemantapan agregat tanah pada akhir penelitian untuk memperlakukan adanya tanaman (vetiver maupun kombinasi vetiver dan Bahia) menunjukkan adanya peningkatan, sedangkan pada perlakuan tanpa tanaman (control indek kemantapan agregat tetap menunjukkan sangat tidak mantap, begitu pula kecepatan permeabilitas sangat lambat sampai dengan sedang. Penutupan tanah oleh rumput minimal sebesar 60% memberikan rata-rata penurunan tingkat erosinya sudah lebih dari 96%.Kata Kunci : lereng jalan, rumput Vetiver, rumput Bahia, reduksi erosi, kecepatan permeabilitas, kemantapan agregat tanah
EFEKTIFITAS REDUKSI POLUSI UDARA DENGAN METODE VERTICAL GARDEN (THE EFFECTIVENESS OF AIR POLLUTION REDUCTION WITH VERTICAL GARDEN METHOD) Kusminingrum, Nanny
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (821.864 KB)

Abstract

ABSTRAK  Kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara di kota-kota besar mencapai 60-70%, sedangkan dari cerobong asap industri berkisar 10-15%. Sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, atau kebakaran hutan. Kendaraan bermotor menghasilkan pencemaran gas buang karbon monoksida (CO), Nitrogen oksida (NOx), Sulphur Dioksida (SO2), hidrokarbon (HC) dan tetraethyl lead. Salah satu cara untuk mengatasi masalah pencemaran udara di perkotaan dengan lahan sempit, ialah dengan penanaman tanaman jalan model vertical garden. Vertical garden merupakan usaha pertamanan dengan memanfaatkan potensi ketinggian dan lahan semaksimal mungkin, sehingga jumlah tanaman persatuan luas lebih banyak. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji efektifitas reduksi polutan NOx oleh tanaman semak dengan metoda vertical garden pada median jalan. Metoda yang digunakan ialah kajian literatur yang meliputi: reduksi polutan NOx oleh tanaman semak, kajian vertical garden, serta kajian lapangan tentang bentuk, ukuran dan tata letak vertical garden. Hasil kajian menunjukkan jenis tanaman Taiwan Beauty, Kingkip dan Pacing merupakan tanaman yang paling efektif mereduksi NOx. Tanaman Taiwan beauty dapat mengurangi polutan NOx sebesar 48,5 %  sampai 65,2 % pada konsentrasi NOX eksisting 0,05 ppm sampai 0,1 ppm. Untuk volume ruang 6.150 m3 diperlukan 15,375 m3 tanaman dengan metoda vertical garden. Apabila bentuk yang dipilih adalah segi empat, dengan ukuran lebar= 1,50 m, tinggi= 1,50 m dan ketebalan= 0,60 m, maka pada median sepanjang 100 m, diperlukan 12 buah rangka vertical garden.Kata kunci: vertical garden, tanaman semak, polusi udara, NOx, kendaraan bermotorABSTRACTIn major cities, vehicle emission contribution to air pollution reached 60-70%, while industrial pollution is only 10-15%, the rest  comes from other combustion sources, such as domestic/household activities, waste burning, forest fires, etc. Motor vehicles generated Carbon Monoxide (CO), Nitrogen Oxide (NOx), Sulphur Dioxide (SO2), Hydrocarbon (HC) and tetraethyl lead. One of the solutions that can be taken to cope with the urban air pollution problem in narrow areas is road greening using vertical garden method. Vertical garden is a way of maximising the use of land with  vegetation, by utilising the potentials of heights, hence the number of crops per unit area is much  higher. The study aims  to review the effectiveness of NOx pollutant reduction  by shrubs on road median by the method of vertical garden. The methods used include: the literature  review of pollutant NOx reduction by shrubs and  vertical garden, and also conducted  field study  of vertical garden on shape, size and layout. The results showed that  Taiwan Beauty, Serissa Foetida (Kingkip) and  Costum Molartianus (Pacing) are the most effective plants to reduce Nox. Taiwan beauty can reduce air pollution  ranging  from  48.5 %  to 65.2 % on the existing NOx concentration of 0.05 ppm to 0.1 ppm. At the space volume of 6,150 m3 requires  15.375 m3 plants with  vertical garden method. If rectangular median with the width, height and thickess are 1.50 m, 1.50 m and 0.60 respectively, so that only 12 pieces of vertical garden  frameworks are required.Keywords: vertical garden, shrubs, air pollution, NOx, motor vehicle
PENANGANAN EROSI LERENG GALIAN DAN TIMBUNAN JALAN DENGAN RUMPUT VETIVER Gunawan, G.; Kusminingrum, Nanny
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 25 No 1 (2008)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.192 KB)

Abstract

ada tanah-tanah berlereng, erosi menjadi persoalan yang serius. Dimana kemiringan dan panjang lereng adalah dua unsur lereng yang berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Jika kecepatan aliran meningkat dua kali, maka jumlah butir-butir tanah yang tersangkut menjadi 32 kali lipat, bila panjang lereng menjadi dua kali lipat, maka umumnya erosi yang terjadi akan meningkat 1,5 kali. Pengkajian di Indonesia menunjukkan untuk tanah gundul tingkat erosi mencapai 120-400 ton/ha/th, hal ini tentu saja di bidang jalan akan memberikan dampak yang negatif seperti gangguan sistem drainase yang akan menimbulkan dampak turunan seperti kerusakan prasarana dan sarana jalan. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian teknologi penanganan erosi di ruang milik jalan. Adapun tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemiringan lereng dan kombinasi metode vegetatif terhadap tingkat erosi pada kemiringan diatas dan/atau di bawah 60◦dan kajian pengembangan teknologi penanganan erosi lereng dengan metode vegetasi (rumput vetiver dan rumput bahia). Untuk mencapai tujuan itu dilakukan pengkajian dan pembuatan prototype skala laboratorium penanganan erosi dengan metode vegetasi (tanaman), dan pengkajian pengembangan teknologi penanganan erosi lereng dengan tanaman rumput vetiver yang dikombinasikan dengan rumput bahia dan rumput gajah dalam skala lapangan. Hasil pengkajian menunjukkan tingkat erosi akan semakinberkurang dengan meningkatnya tingkat kerimbunan tanaman, dan kerimbunan tanaman penutup >70% tanah yang tererosi mendekati nol. Teknik Penanaman rumput vetiver agar berfungsi secara optimal di dalam mengurangi tingkat erosi di lereng dilakukan secara berbaris dan diatarabaris vetiver ditanamami tanaman penutup rumput bahia. Kata Kunci : Pengendalian Erosi Tanah , Tanaman, Rumput Vetiver
BAHAN BAKAR NABATI SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF UNTUK MENDUKUNG PENGGUNAAN BAHAN BAKAR ”RAMAH LINGKUNGAN” Kusminingrum, Nanny
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 25 No 2 (2008)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.654 KB)

Abstract

Aktivitas pemakaian kendaraan bermotor oleh masyarakat dirasakan semakain meningkat. Hal tersebut dapat menimbulkan pencemaran udara yang berasal dari knalpot dan mesin kendaraan tersebut. Bahan buangan dari kendaraan bermotor dikenal sebagai sumberutama bahan-bahan polutan Program penyediaan dan pemanfaatan energi alternatif merupakan solusi sementara yang bertujuan selain untuk mencari bahan bakar yang ramah lingkungan, juga untuk mengurangi subsidi BBM, mencari sumber energi yang murah, efisien dan lestari. Adapun potensi energi yang dapat dikembangkan di Indonesia, antara lain: bahan bakar nabati (biofuel). Bahan bakar nabati yang dapat dikembangkan untuk bahan bakar fosil sebagai pengganti bensin atau solar bersumber dari tanaman yang sudah dikenal masyarakat Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, pengembangan dan implementasi bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan tersebut perlu mendapatkan perhatian. Perlu adanya sinergi antara : Pemerintah, Perusahaan dan Petani. Dimana masing-masing tersebut sesuai fungsinya saling mendukung mulai dari : proses penyediaan bahan baku, aktifitas produksi maupun pemasarannya Kata Kunci : Polusi udara, kendaraan bermotor, Bahan bakar nabati, bahan bakar fosil, ramah lingkungan
POLUSI UDARA AKIBAT AKTIVITAS KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PERKOTAAN PULAU JAWA DAN BALI Kusminingrum, Nanny; Gunawan, G.
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 25 No 3 (2008)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.135 KB)

Abstract

Perkembangan volume lalu lintas di perkotaan Indonesia mencapai 15% pertahun. Transportasi di kota-kota besar merupakan sumber pencemaran udara yang terbesar, dimana 70% pencemaran udara diperkotaan disebabkan oleh aktivitas kendaraan bermotor. Parameter polusi udara dari kendaraan bermotor seperti karbonmonoksida (CO), Nitrogen oksida (NOx), Methane (CH4), nonmethane (NonCH4), Sulful dioksida (SOx) dan Partikel (SPM10) dapat menimbulkan efek terhadap pemanasan global. Hasil monitoring tingkat pencemaran udara di ruas ruas jalan kota besar seperti : Surakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar (Bali), dan Serang (Banten), serta kota-kota yang dilalui Jalur Pantura tingkat pencemaran udara sudah dan/atau hampir melampaui standar kualitas udara ambient khususnya untuk parameter oksida nitrogen (NOx), partikel(SPM10) dan hidrokarbon (HC). Rentang tingkat pencemaran udara ambient untuk CH4 : 1,0 – 1,97 ppm; NonCH4 : 1,5 -3,78 ppm, NOx: 0,06 – 0,490 ppm; Sox: 0,001 – 0,276 ppm; CO: 0,01 -11,53 ppm dan partikel (SPM 10): 6,0-260 ug/m3. Bila dilakukan evaluasi dengan Indek Standar Pencemaran Udara (ISPU) sesuai Kepmen Lingkungan Hidup No. 45 tahun 1997, kondisinya sudah termasuk kategori ”sedang” dengan penjelasan bahwa tingkat kualitas udara tersebut tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan sensitif dan nilai estetika. Beberapa strategi pengelolaan kualitas udara di lingkungan jalan yang mungkin diterapkan dalam upaya-upaya pengelolaan lingkungan jalan adalah : a.Pertimbangan dan penerapan kebijakan serta aturan dibidang lingkungan menjadi satu hal yang penting untuk dilaksanakan dalam seluruh siklus tahap pembangunan/peningkatan jalan. b.Penyertaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, baik pemilik kendaraan, dan pengguna jalan serta masyarakat sekitar lingkungan jalan. c. Penggunaan bahan bakar dan kendaraan yang ramah lingkungan. d. Penataan dan penerapan teknologi pereduksi polusi udara diantaranya: penataan land-scape diruas-ruas jalan dengan tanaman pereduksi polusi udara. Kata kunci : polusi udara, kendaraan bermotor, perkotaan
PENCEMARAN UDARA DAN MANAJEMEN LALU LINTAS DI INDONESIA Kusminingrum, Nanny
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 24 No 1 (2007)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.109 KB)

Abstract

Bagi banyak daerah perkotaan, terutama kota-kota besar, permasalahan pencemaran udara telah menjadi satu permasalahan yang akut. Kualitas udara di perkotaan, tanpa disadari sebenarnya telah menurunkan kualitas hidup masyarakatnya sendiri. Setiap manusia bernafas dan udara yang dihirup, jika tercemar oleh bahan berbahaya dan beracun, akan berdampak serius pada kesehatan manusia. Ada tujuh pencemar utama dalam pencemaran udara, yaitu Partikulat (partikel debu), Sulfur Dioksida (SO2), Ozone Troposferik, Karbon monoksida (CO), Nitrogen Dioksida (NO2), Hidrokarbo (HC) dan Timbal (Pb). Sumber utama pencemaran itu terutama berasal dari gas buang kendaraan bermotor. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya kemacetan di kota-kota besar di Indonesia, sementara kondisi terburuk emisi gas buangan kendaraan adalah pada saat mesin kendaraan hidup, namun kendaraan berhenti. Kadar emisi gas buangan pada saat berhenti dapat mencapai dua kali lipat dibandingkan emisi gas buangan pada saat kendaraan berjalan normal. Tulisan ini mencoba menguraikan alternatif-alternatif strategi manajemen yang dapat digunakan untuk menekan tingkat pencemaran udara dari kendaraan bermotor, termasuk untuk mencegah atau mengurangi titik-titik kemacetan di pusat-pusat kegiatan di kota-kota besar. Salah satu strategi manajemen yang diperlukan adalah manajemen lalu lintas. Secara garis besar, strategi manajemen lalu lintas yang ditawarkan dalam tulisan ini akan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu strategi yang mempengaruhi arus lalu lintas atau jumlah kendaraan bermotor di kawasan tertentu, dan strategi yang mempengaruhi perubahan / peralihan moda transportasi masyarakat. Tawaran-tawaran strategi manajemen yang disampaikan dalam tulisan ini bukanlah sesuatu yang bersifat kaku maupun terlepas satu sama lain. Variasi, penyesuaian, maupun sinergi antar strategi merupakan sebuah keniscayaan, disesuaikan dengan perbedaan karakteristik kota-kota dimana strategi itu diterapkan. Kata Kunci : Pencemaran udara, Gas buang, Kendaraan bermotor, Kemacetan, Manajemen lalu lintas.
Kecepatan Aus Cat Marka Jalan Akibat Lalu-Lintas dan Lingkungan Jalan di Kota Bandung Kusminingrum, Nanny; Leksminingsih, Leksminingsih
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 1 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.104 KB)

Abstract

Penggunaan cat marka jalan untuk keselamatan bagi pemakai jalan akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi, karena dengan penggunaan marka yang baik dapat menyebabkan berkurangnya kecelakaan lalu-lintas. Dilain pihak dari pengamatan di lapangan menujukkan cukup banyak usia teknis cat marka jalan tidak seperti yang diharapkan yaitu terjadi keausan sebelum waktunya. Dari hasil penelitian terhadap cat marka jalan yang pelaksanaannya pada akhir tahun 2001 dengan pengamatan selama tahun 2002, yang dilakukan pada beberapa ruas jalan dikota Bandung, hasil pengamatan menunjukkan keausan yang terjadi sebagai berikut: pada jenis pelaksanaan secara manual (dengan kuas) persentase keausan telah mencapai 100 % selama kurun waktu 1 tahun, dengan mesin khusus (kompressor) keausan mencapai 80% dan apabila dilakukan persiapan permukaan dan dilakukan pengecatan dengan baik (dengan alat kompressor) maka keausan dapat ditekan hanya 50% selama 1 tahun. Dari pengamatan terhadap lalu-lintas didapat kepadatan lalu-lintas yang tinggi, menjadi penyebab utama keausan dari cat marka, dibandingkan dengan faktor lingkungan yang diukur yaitu temperatur diatas permukaan perkerasan yang rata-rata masih dibawah titik lembek dari aspal pada perkerasan jalan.
PERANAN TANAMAN SEMAK DALAM UPAYA MENGURANGI POLUTAN NOx DAN CO Kusminingrum, Nanny
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 24 No 3 (2007)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8526.261 KB)

Abstract

Tanaman pada umumnya terdiri dari jenis pohon,perdu dan semak. Tanaman semak merupakan jenis tanaman berpostur paling rendah dibandingkan dengan jenis pohon dan perdu. Pada jalur hijau jalan, tanaman dapat ditanam/ditempatkan menerus berdampingan dengan trotoar atau dengan bahu jalan, umunya ditanami tanaman jenis pohon. Namun untuk penempatan dengan menggunakan pot, dapat juga ditanami jenis perdu atau semak. Penempatan tanaman pada pemisah jalur (median jalan), sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, pada umumnya hanya cocok ditanami jenis perdu atau semak. Pada taman kota, dimana dapat difungsikan sebagai "paru-paru" kota, kombinasi ke tiga jenis tanaman tadi, dapat digunakan. Manfaat Ruang Terbuka Hijau seperti ini, yang paling penting adalah sebagai pengaman lingkungan hidup di perkotaan dari berbagai macam bentuk pencemaran, termasuk pencemaran udara. Peranannya dalam meningkatkan kualitas lingkungan jalan, tanaman semak merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat dikombinasikan dengan jenis perdu ataupun jenis pohon. Dalam hal ini, bukan dari segi estetikannya saja namun perlu dikaji peranannya dalam meningkatkan pelayanan pengguna jalan dan lingkungan di sekitarnya, yaitu antara lain kenyamanan dalam segi kesehatan, yaitu pengurangan polusi yang terjadi pada suatu lokasi. Hasil penelitian menunujukkan bahwa tanaman semak dapat mereduksi NOx : (20.49 - 54.42) % dan mereduksi CO : (35.14 - 92.22) % Kata kunci : Pencemaran Udara, kendaraan bermotor, tanaman semak
PERCOBAAN PENANGGULANGAN EROSI PADA LERENG AKIBAT AIR HUJAN-DI TEST TRACK PUSLITBANG JALAN Kusminingrum, Nanny
Jurnal Jalan-Jembatan No 1 (1984)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Faktor yang dapat mempengaruhi kerusakan lereng jalan, antara lain adanya erosi sebagai akibat tidak dipeliharanya lereng-lereng jalan terhadap pengaruh luar. Besarnya air hujan yang diserap oleh tanah, tergantung dari : intensitas hujan, sifat tanah dan keadaan vegetasi ( tumbuhan) yang tumbuh diatasnya. Kemiripan tanah merupakan faktor penting yang dapat mengakibatkan aliran permukaan dan erosi. Dengan makin besarnya derajat kemiringan lereng dan makin panjang nya lereng, maka makin besar pula aliran permukaan dan erosi yang akan terjadi. Untuk menanggulangi keadaan seperti ini, perlu adanya suatu usaha yang dapat mengurangi lebih meluasnnya kerusakan tersebut.
PENGGUNAAN LATEX DAN LIMBAH PABRIK KERTAS UNTUK MENUNJANG METODA VEGETATIF SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN EROSI LERENG JALAN Kusminingrum, Nanny
Jurnal Jalan-Jembatan No 1 (1991)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Erosi yang hebat umunya terjadi pada lereng - lereng galian dan timbunan sepanjang jalan, dam, saluran drainase dan bangunan- bangunan lainnya. Menjaga stabilitas permukaan lereng - lereng curam dengan tanaman, merupakan suatu cara pencegahan erosi yang efektif dan lebih murah dari pada cara mekanik dengan penggunaan batu-batuan atau beton. Kesulitan utama yang terjadi selama tahap pertama yaitu antara penebaran benih dan pengakaran (pertumbuhan), karena erosi yang cepat menghambat pertumbuhan awal dengan menghanyutkan biji-biji atau tunas.