Leksminingsih, Leksminingsih
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN KATALIS BEKAS (SPENT CATALYST) TERHADAP KINERJA CAMPURAN BERASPAL Leksminingsih, Leksminingsih
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 25 No 1 (2008)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.901 KB)

Abstract

Di Indonesia penggunaan bahan buangan telah banyak dilakukan, tetapi masih dalam taraf penelitian apakah bahan buangan tersebut layak digunakan dalam perkerasan jalan, menyatakan banyak bahan buangan yang dapat langsung digunakan dalam campuran beraspal, sebagai contoh: katalis bekas, slag, abu terbang (fly-ash), atau melalui proses agar dapat digunakan di dalam campuran beraspal seperti limbah plastik, limbah ban karet. Pada penelitian ini digunakan bahan buangan katalis bekas (Spentcatalyst) ex Pertamina, Balongan, Cirebon. Metode yang digunakan adalah eksperimen di laboratorium dan pengamatan di lapangan dengan melakukan perencanaan campuran beraspal gradasi AC Wearing, dengan pemberian 5% sampai 10% bahan tambah katalis bekas. Pada pemberian 5% katalis, diperoleh kenaikan stabilitas Marshall lebih tinggi 28,6%, dan stabilitas dinamis lebih tinggi 22,2% terhadap campuran standar. Untuk percobaan lapangan digunakan 5% katalis bekas dan mempunyai stabilitas Marshall lebih tinggi 31,3%, stabilitas dinamis lebih tinggi 21,4% dan moduluslebih tinggi 26,1% terhadap campuran standar tanpa bahan tambah katalis bekas. Percobaan lapangan telah dilakukan pada ruas jalan percobaan Cileunyi Bandung – Jawa Barat, pada km 16.428 . Kepadatan yang diukur pada umur perkerasan 6 bulan menunjukan bahwa kedalaman alur perkerasan dengan katalis pada jalur lambat lebih rendah 21,9% dan pada jalur cepat lebih rendah 47,4% terhadap perkerasan standar. Lendutan pada umur 6 bulan pada jalur lambat, pada perkerasan dengan katalis lebih rendah 6,3% dan pada jalur cepat lebih rendah 7,2 % terhadap perkerasan standar (Lembaga Penelitian Unpad, 2001). Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa bahan tambah katalis bekas (Spent catalyst) dapat digunakan untuk menaikkan kinerja campuran beraspal, terutama didalam menaikkan kekakuan pada perkerasan, sehingga perkerasan dengan pemberian katalis bekas ini dapat menurunkan kedalaman alur dan lendutan pada perkerasan jalan. Kata Kunci: Katalis bekas, Spesifikasi beton aspal lapis aus, Stabilitas Marshall, Stabilitas Dinamis,Resilien Modulus.
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN TAMBAH KATALIS BEKAS (SPENT CATALYST) DAN FILLER SLAGTERHADAP CAMPURAN BETON SEMEN UNTUK PERKERASAN JALAN Leksminingsih, Leksminingsih
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 24 No 2 (2007)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.945 KB)

Abstract

Penggunaan bahan lokal/buangan telah banyak dilakukan, tetapi masih dalam taraf penelitian apakah bahan lokal/buangan tersebut layak digunakan dalam pembuatan campuran beton semen, masih harus dikaji lebih dalam lagi. Di Indonesia banyak terdapat bahan lokal/ buangan baik yang dapat langsung digunakan dalam campuran beton semen, sebagai contoh: slag, abu terbang (fly-ash), atau melalui proses agar dapat digunakan di dalam campuran beton semen, sebagai contoh limbah katalis bekas. Kegiatan penelitian adalah untuk memanfaatkan bahan buangan Residium Catalytic Cracking (RCC) atau katalis bekas (spent catalyst) sebagai mineral admixture di dalam campuran beton semen, disamping itu katalis juga mempunyai sifat pozolan yang akan menaikkan kinerja campuran beton. Katalis bekas merupakan limbah dari pengolahan minyak di Balongan, Indramayu, JawaBarat. Bahan lokal lainnya yang digunakan pada campuran beton semen adalah slag yang merupakan produk samping pabrik baja PT Krakatau Steel di Cilegon, Propinsi Banten. Penelitian telah dilakukan, dengan penambahan 10% katalis bekas dan 10% filler slag terhadap campuran beton semen standar, setelah umur perawatan 28 hari, hasil tidak memenuhi persyaratan beton semen untuk perkerasan jalan, pengujian kuat tekan campuran beton semen kurang dari 30 MPa (Spek Umum Bidang Jalan dan Jembatan .2005.Seksi 5.1) Berat isi setelah umur perawatan 28 hari, campuran beton semen dengan penambahan 10% katalis bekas dan 10% filler slag, mempunyai berat isi lebih dari 2,200 kg/dm3 ( persyaratan antara 2,200 kg/dm3 sampai 2,500 kg/dm3). Pada penambahan 20% katalis bekas dan 20% filler slag, pada umur perawatan 28 hari mempunyai kuat tekan lebih dari 30 Mpa. Tetapi dengan penambahan 1,5% superplastizier kuat tekan menjadi lebih rendah dari 30 MPa. Penelitian dilanjutkan dengan memper panjang umur perawatan menjadi 56 hari, kuat tekan dari semua campuran naik antara 40 MPa sampai 50 MPa. Sebagai kesimpulan, filler slag dapat digunakan sebagai bahan tambah pada campuran beton semen, karena dapat menaikkan kuat tekan lebih tinggi dari campuran beton standar. Kata kunci : Katalis bekas , filler slag, campuran beton semen, kuat tekan, berat isi
PENELITIAN PENGGUNAAN BERBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH UNTUK PERKERASAN JALAN Leksminingsih, Leksminingsih
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 23 No 2 (2006)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.867 KB)

Abstract

Indonesia memiliki sifat tanah yang beragam, oleh karena itu tidak semua tanah di Indonesia memenuhi persyaratan daya dukung sebagai tanah dasar struktur perkerasan jalan. Untuk memenuhi persyaratan daya dukung tanah untuk perkerasan jalan perlu dilakukan stabilisasi terhadap tanah yang akan digunakan. Beberapa bahan stabilisasi tanah yang beredar di Indonesia antara lain bahan stabilisasi RRP , ESC, Phospogypsum, kapur, semen, dll. Untuk menguji sifat dari berbagai bahan penstabil kimia pada tanah perlu dilakukan pengujian di laboratorium. Di dalam tulisan ini dibahas mengenai tiga jenis bahan stabilisasi tanah yaitu Ronald Road Packer (RRP) 2-3-5 special, Osaka Expansive Soil Compound (ESC) dan Phospigypsum. Untuk bahan stabilisasi tanah jenis anorganik (RRP dan Phospogypsum) yang berfungsi sebagai katalisator, kenaikan angka daya dukung (CBR) dan kepadatan tidak terlalu tinggi, sedangkan bahan penstabil kimia tanah jenis pozzolan ESC(Cemented) dapat cepat menaikkan kepadatan dan CBR sehingga dapat memenuhi persyaratan Lapis Pondasi untuk perkerasan jalan.
Kecepatan Aus Cat Marka Jalan Akibat Lalu-Lintas dan Lingkungan Jalan di Kota Bandung Kusminingrum, Nanny; Leksminingsih, Leksminingsih
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 1 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.104 KB)

Abstract

Penggunaan cat marka jalan untuk keselamatan bagi pemakai jalan akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi, karena dengan penggunaan marka yang baik dapat menyebabkan berkurangnya kecelakaan lalu-lintas. Dilain pihak dari pengamatan di lapangan menujukkan cukup banyak usia teknis cat marka jalan tidak seperti yang diharapkan yaitu terjadi keausan sebelum waktunya. Dari hasil penelitian terhadap cat marka jalan yang pelaksanaannya pada akhir tahun 2001 dengan pengamatan selama tahun 2002, yang dilakukan pada beberapa ruas jalan dikota Bandung, hasil pengamatan menunjukkan keausan yang terjadi sebagai berikut: pada jenis pelaksanaan secara manual (dengan kuas) persentase keausan telah mencapai 100 % selama kurun waktu 1 tahun, dengan mesin khusus (kompressor) keausan mencapai 80% dan apabila dilakukan persiapan permukaan dan dilakukan pengecatan dengan baik (dengan alat kompressor) maka keausan dapat ditekan hanya 50% selama 1 tahun. Dari pengamatan terhadap lalu-lintas didapat kepadatan lalu-lintas yang tinggi, menjadi penyebab utama keausan dari cat marka, dibandingkan dengan faktor lingkungan yang diukur yaitu temperatur diatas permukaan perkerasan yang rata-rata masih dibawah titik lembek dari aspal pada perkerasan jalan.
Campuran Laston Untuk Lapis Antara Menggunakan Agregat Gamping Leksminingsih, Leksminingsih
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 1 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.684 KB)

Abstract

Deposit batu gamping yang sangat besar di Indonesia sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan untuk campuran beraspal, untuk itu perlu dilakukan sosialisasi penggunaan agregat gamping untuk konstruksi perkerasan jalan. Tujuan penelitian adalah untuk melihat sifat-sifat teknis dari agregat gamping dan membandingkannya antara dua lokasi pengambilan batu gamping dari Won ogiri Jawa Tengah dan dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Kinerja laboratorium yang dibandingkan adalah laston lapis antara spesifikasi AC-binder untuk agregat gamping dari Tasikmalaya dan spesifikasi Bina Marga II untuk agregat gamping dari Wonogiri. Untuk agregat gamping ex Tasikmalaya mempunyai kadar aspal optimum 6,55%, stabilitas Marshall lebih tinggi 52%, stabilitas dinamis naik 23% dan modulus kekakuan pada temperatur 25°C lebih tinggi 24% terhadap agregat standar ex Sumedang. Agregat gamping ex Wonogiri mempunyai kadar aspal optimum 5%, stabilitas Marshall lebih tinggi 15%, stabilitas dinamis naik 8,7% dan modulus kekakuan pada temperatur 25°C naik 43,4% terhadap agregat standar ex Banjaran. Hasil penelitian terhadap agregat gamping keduanya menunjukkan hasil yang lebih baik terhadap agregat standar, ini nenunjukkan agregat gamping mempunyai ketahanan terhadap desintegrasi pada perkerasan jalan.
PENGGUNAAN AGREGAT SUB STANDAR DAN AGREGAT LOKAL UNTUK CAMPURAN BERASPAL Leksminingsih, Leksminingsih
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 4 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2711.832 KB)

Abstract

Penelitian penggunaan agregat sub standar dan agregat lokal untuk bahan perkerasan jalan, meliputi perencanaan campuran beraspal menggunakan : agregat standar, agregat standar yang tidak memenuhi persyaratan,marmer, slag, dan gamping. Dari ke lima jenis agregat itu yang memenuhi persyaratan untuk campuran beraspal adalah agregat standar, slag dan gamping. Agregat gamping mempunyai stabilitas Marshall tertinggi (1820 kg), stabilitas dinamis tertinggi dicapai oleh campuran beraspal menggunakan agregat slag (2100 lintasan/menit), penurunan deformasi pemanen terendah oleh agregat slag. Modulus antara agregat slag dan standar mempunyai nilai yang sama, campuran dengan agregat gamping mempunyai modulus terendah pada 25oC lebih rendah 41% terhadap standar. Perencanaan campuran menggunakan agregat marmer tidak memperlihatkan hasil yang baik, stabilitas Marshall lebih rendah 16,7%, kenaikan deformasi 18% dan stabilitas dinamis turun 52% terhadap standar, begitu pula dengan agregat sub standar mempunyai nilai stabilitas sisa <75% terhadap semula. Dengan hasil yang telah diperoleh di laboratorium ini, sebaiknya dilakukan uji coba di lapangan supaya mendapatkan hasil yang sesuai dengan kinerja di laboratorium.