Miraliani Miraliani
Sekolah Tinggi Pastoral Tahasak Danum Pambelum Keuskupan Palangkaraya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

RELEVANSI NILAI-NILAI MAMAPAS LEWU BAGI PENGHAYATAN SAKRAMEN TOBAT DALAM GEREJA KATOLIK DI STASI STO. ENGELBERTUS TELUK BETUNG Miraliani Miraliani; Timotius Tote Jelahu; Fransiskus Janu Hamu
Sepakat : Jurnal Pastoral Kateketik Vol. 6 No. 1 (2020): Mei : Sepakat : Jurnal Pastoral Kateketik
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Tahasak Danum Pambelum Keuskupan Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58374/sepakat.v6i1.36

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan sejauhmana nilai-nilai mamapas lewu dapat memberikan kontribusi bagi penghayatan iman Kristiani khususnya Sakramen Tobat di Stasi Sto. Engelbertus Teluk Betung. Melalui karya ilmiah ini diharapkan agar semua umat Katolik dapat menyadari pentingnya Sakramen Tobat dan melaksanakan pengakuan dosa agar dapat memperbaiki relasi yang telah rusak akibat dosa serta menjalani kewajibannya sebagai umat yang beriman. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data yang diperoleh yaitu dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Kriteria informan yang baik tentu memiliki pengetahuan dan pengalaman yang peneliti perlukan, memiliki kemampuan untuk merefleksikan, pandai mengeluarkan pikiran (pandai berbicara), memiliki waktu untuk diwawancarai, dan berkemauan untuk berpartisipasi. Langkah-langkah penelitian meliputi penentuan tema, percakapan dengan informan, profil informan, refleksi, implikasi, sintesis dan prospek ke depan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa umat Katolik yang ada di Stasi Teluk Betung memiliki pemahaman yang minim tentang Sakramen Tobat. Mereka tidak rutin melaksankan pengakuan dosa dikarenakan tidak ada yang memberi arahan kepada mereka untuk meminta pelayan sakramen (pastor) melaksanakan pengakuan dosa. Mereka di pihak lain mengerti dengan baik budaya mamapas lewu, karena mereka ikut melaksanakannya. Tujuan mamapas lewu yaitu untuk menyadarkan warga kampung akan kesalahan yang telah dilakukan, demikian halnya dengan Sakramen Tobat yang merupakan usaha seorang beriman untuk mengakukan dosanya kepada pelayan sakramen agar memperoleh rahmat pengampunan dan keselamatan dari Allah. Nilai-nilai mamapas lewu yaitu gotong royong, kepatuhan, ketertiban, nilai etik dalam berperilaku, refleksi religius, refleksi aksiologis dan pendidikan. Nilai yang ada di dalam budaya mamapas lewu, dapat memberikan kontribusi bagi penghayatan iman kristiani, khususnya penghayatan Sakramen Tobat. Oleh karena itu, penghayatan nilai-nilai budaya mamapas lewu dapat membantu umat untuk semakin menyadari pentingnya Sakramen Tobat di mana mereka tidak hanya memiliki pengetahuan tentang Sakramen Tobat tetapi ikut juga berpartisipasi melaksanakan tugas dan kewajiban mereka sebagi umat Katolik yang menjalankan lima perintah gereja, khususnya perintah yang keempat yaitu mengaku dosalah sekurang-kurangnya setahun sekali.