Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pelatihan Pembuatan Spesimen Tumbuhan Dalam Blok Resin Untuk Media Pembelajaran Biologi Bagi Siswa Santi Nurul Kamilah Kamilah; Helmiyetti Helmiyetti; Rochmah Supriati; Sri Astuti; Steffanie Nurliana; Vestidhia Yunisya Atmaja
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 8 No 4 (2023): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v8i4.544

Abstract

Spesimen awetan biologi di dalam blok resin merupakan salah satu alat peraga yang menarik dan bermanfaat untuk meningkatkan minat serta pemahaman siswa dalam pelajaran biologi. Namun ketersediaannya masih sangat terbatas di sekolah-sekolah, termasuk di SMA Negeri 6 Kota Bengkulu. Oleh karena itu kami melakukan pelatihan pembuatan spesimen awetan biologi ini dengan sasarannya siswa dari sekolah tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa mengenai pembuatan spesimen awetan biologi dalam blok resin. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan pemaparan materi, praktik pembuatan spesimen awetan daun dengan berbagai tipe ujung daun, evaluasi pencapaian dari pelaksanaan pelatihan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 96% siswa telah memahami cara dan mampu membuat spesimen awetan daun dalam blok resin dengan hasil yang cukup baik, namun kualitas dan tampilannya masih perlu ditingkatkan. Karya siswa ini dapat dimanfaatkan menjadi salah satu alat peraga pembelajaran khususnya mengenai variasi tipe ujung daun pada mata pelajaran biologi. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan ini telah memberi manfaat dalam meningkatkan pengetahuan siswa mengenai pembuatan awetan spesimen dalam blok resin. Rencana lanjutan dari siswa adalah meneruskan informasi dan keterampilannya pada siswa lainnya, membuat awetan spesimen serangga dalam blok resin serta membuat karya seni berbahan resin berupa suvenir yang akan dipergunakan dalam kegiatan lomba karya seni siswa. Biological specimens preserved in resin blocks are fascinating instruments that can be used as a teaching aid to boost students' interest and comprehension in biology lectures. However, its availability in schools remains limited, especially at SMA Negeri 6 Bengkulu. Therefore, we conducted training on how to make the biological specimens preserved in resin blocks to boost students' awareness and inventiveness about the biological specimens preserved in resin blocks. The activity begins with an explanation of biological specimens, followed by a hands-on experiment of making preserved leaf specimens with various types of leaf tips and an evaluation of the activity's achievement. The evaluation results showed that about 96% of students understood how to prepare and were able to create specimens preserved in resin blocks, however, the quality still needed to be improved. This student's work can be used as a learning tool, particularly in biology classes on the lesson of leaf tip variances. The activities carried out contributed to enhancing students' knowledge of how to create preserved specimens in resin blocks. The students’ next plan is to share their skills and experience with other students, preserve insect specimens in resin blocks, and create resin art in the form of souvenirs to be applied in student art contest activities.
the Pengenalan Makanan Bernutrisi dan Pemeriksaan Saturasi Oksigen Pada Anak Penyandang Talasemia Santi Nurul Kamilah Kamilah; Choirul Muslim; Fatimatuzzahra; Vestidhia Yunisya Atmaja; Dian Fita Lestari; Sipriyadi; Risky Hadi Wibowo
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Sistem Informasi dan Teknologi (Sisfokomtek)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v4i2.1065

Abstract

The majority of thalassemia patients in Rejang Lebong Bengkulu had dietary issues. Due to their parents' insufficient understanding of thalassemia, some of them do not undergo routine blood transfusions. With the goal to improve parents' understanding of thalassemia and its problems, this community service project was carried out at the Indonesian Thalassemia Parents Association (POPTI) organization in the Rejang Lebong Regency of Bengkulu. It included measuring oxygen saturation and introducing nutritious foods for people with thalassemia. In order to explain thalassemia, the inheritance of thalassemia features, and the introduction of significant nutritious foods for persons with thalassemia, this activity was carried out utilizing the telling method. On 10 thalassemia patients with ages ranging from 2 to 20 years old, the oxygen saturation was assessed using the direct survey method and an oximeter. According to the oximeter, all individuals with thalassemia have normal oxygen saturation levels. Both parents and kids are aware of the value of blood transfusions and a healthy diet for thalassemia. This activity has a good impact on parents and kids to improve parents' knowledge about thalassemia and its issues, the causes of thalassemia and its heredity, children's oxygen saturation, and its meaning. Parents may reduce the risk of health issues in people with halassemia by understanding the reasons for food that needs to be taken and needs to be avoided. Sebagian besar anak penyandang talasemia yang ada di Rejang Lebong Bengkulu mengalami permasalahan gizi. Beberapa diantaranya tidak melakukan transfusi darah rutin akibat pemahaman orang tua yang masih rendah mengenai talasemia. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan pada komunitas Persatuan Orang Tua Penderita Thalassemia Indonesia (POPTI) cabang Bengkulu yang ada di wilayah Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman orang tua tentang penyakit talasemia dan permasalahannya melalui pemeriksaan saturasi oksigen dan pengenalan makanan bernutrisi bagi penyandang talasemia. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode ceramah untuk menyampaikan penjelasan tentang talasemia, pewarisan sifat talasemia, pengenalan makanan bernutrisi penting bagi penyandang talasemia. Pemeriksaan saturasi oksigen dilakukan dengan metode survei langsung menggunakan alat oximeter pada 10 penyandang talasemia dengan rentang usia 2-20 tahun. Oximeter menunjukkan bahwa, semua penyandang talasemia memiliki saturasi oksigen dalam kadar normal. Orang tua dan anak telah memahami pentingnya transfusi darah dan makanan bernutrisi yang tepat bagi talasemia. Kegiatan ini telah memberikan manfaat yang baik bagi orang tua dan anak dalam upaya peningkatan wawasan dan pemahaman orang tua tentang penyakit talasemia dan permasalahannya, penyebab munculnya talasemia dan pewarisannya, saturasi oksigen anak serta maknanya. Orang tua dapat memahami alasan suatu makanan perlu dikonsumsi dan perlu dihindari bagi anak penyandang talasemia sehingga dapat mengurangi kemungkinan permasalahan kesehatan yang muncul pada anak penyandang talasemia.
Pencegahan Risiko Penularan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dari Penggunaan Alat Selam Bersama pada Kelompok Penyelam di Pulau Enggano Vestidhia Yunisya Atmaja; Santi Nurul Kamilah; Dian Fita Lestari; Ashar Muda Lubis; Sipriyadi Sipriyadi; Muhammad Chandra Bastian; Gustina Dwi Wulandari; Ahmat Fakhri Utama
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 9 No 1 (2024): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v9i1.649

Abstract

Penyakit yang dapat disebabkan akibat penggunaan alat selam secara bersama yang tidak aseptik yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). ISPA merupakan penyakit yang menginfeksi saluran pernapasan atas dan menginfeksi seluruh bagian pernapasan bawah (alveoli). ISPA dapat menular melalui droplet mengandung virus atau bakteri terhirup oleh orang sehat. Penggunaan alat selam secara langsung akan bersentuhan dengan bagian mulut dan hidung, apabila perawatan alat penyelaman kurang tepat akan menimbulkan adanya risiko penularan ISPA. Kelompok penyelam di Pulau Enggano menggunakan alat selam bersama untuk aktivitas mencari ikan dan menyewakan untuk para wisatawan. Namun para penyelam masih minim pengetahuan terkait dampak risiko penyakit dari penggunaan alat selam bersama. Kegiatan dihadiri oleh perwakilan 5 kelompok penyelam yang ada di Pulau Enggano. Kegiatan pengabdian meliputi pembukaan, sosialisasi, pelatihan mengenai cara membersihkan alat selam yang benar, tanya jawab, evaluasi kegiatan, dan penutupan. Hasil evaluasi dari kegiatan ini, kelompok penyelam menilai sangat bermanfaat dan membantu meningkatkan pengetahuan peserta. Para penyelam menjadi sadar akan pentingnya kebersihan dan perawatan alat selamnya. Secara umum, berdasarkan hasil evaluasi, menunjukkan bahwa masyarakat puas dengan pelaksanaan kegiatan ini dan mengucapkan terima kasih atas penyerahan alat dan bahan pembersih alat selam untuk kelompok penyelam. Pemahaman dan penerapan aseptik pada alat selam ini perlu dilakukan secara berkelanjutan agar menjadi nilai lebih untuk kelompok penyelam. Tidak hanya untuk kesehatan para penyelam yang mencari ikan namun juga untuk wisatawan yang hendak menggunakan alat selam. Diseases that can be caused by sharing diving equipment that is not aseptic are Acute Respiratory Infections (ARI). ARI is a disease that infects the upper respiratory tract and infects the entire lower respiratory tract (alveoli). ARI can be transmitted through droplets containing viruses or bacteria inhaled by healthy people. Using diving equipment will directly come into contact with the mouth and nose, if the diving equipment is not maintained properly it will pose a risk of transmitting ARI. Groups of divers on Enggano Island use diving equipment together for fishing activities and rent them out to tourists. However, divers still lack knowledge regarding the impact of disease risks from using shared diving equipment. The activity was attended by representatives of 5 diving groups on Enggano Island. Service activities include opening, socialization, training on how to properly clean diving equipment, questions and answers, activity evaluation, and closing. As a result of the evaluation of this activity, the diving group considered it very useful and helped increase the participants' knowledge. Divers become aware of the importance of cleanliness and maintenance of their diving equipment. In general, based on the evaluation results, it showed that the community was satisfied with the implementation of this activity and expressed their gratitude for the delivery of diving equipment and cleaning materials to the diving group. The understanding and application of aseptics in diving equipment needs to be carried out on an ongoing basis so that it becomes an added value for groups of divers. Not only for the health of divers looking for fish but also for tourists who want to use diving equipment.