Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS KADAR VITAMIN C DAN FRUKTOSA PADA BUAH MANGGA (Mangifera indica L.) VARIETAS PODANG URANG DAN PODANG LUMUT METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Yuliati, Ninis; Kurniawati, Evi
Jurnal Wiyata Penelitian Sains dan Kesehatan Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : LP2M IIK (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan) Bhakti Wiy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.896 KB)

Abstract

Latar belakang: Buah mangga mempunyai komposisi kimia yang terdiri dari air, karbohidrat dan berbagai macam asam, protein, lemak, mineral, zat warna dan tanin dan karbohidrat. Salah satu karbohidrat yang terdapat dalam buah mangga podang adalah fruktosa. Asam askorbat atau yang disebut dengan vitamin C adalah senyawa kimia yang mempunyai rumus molekul C6H8O6. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar vitamin C dan gula buah (fruktosa) pada buah mangga podang varietas urang dan mangga podang varietas lumut dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Metode: Parameter metode validasi dalam penelitian ini meliputi uji presisi, uji linearitas, batas deteksi, batas kuantifikasi, uji sampel, dan uji akurasi. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapat panjang gelombang yang terpilih untuk asam askorbat adalah 260 nm dan untuk fruktosa adalah 520 nm. Dari hasil penelitian didapatkan kadar vitamin C sari mangga podang urang, dan podang lumut berturut-turut sebesar  122,82 mg/100 g dan 111,39 mg/100 g. Sedangkan kadar fruktosa pada buah mangga podang urang dan podang lumut berturut-turut sebesar 1,086 g/100 g dan 0,901 g/100 g. Simpulan dan saran: Tidak ada perbedaan yang siqnifikan kadar vitamin C pada buah mangga podang urang dan podang lumut, serta tidak ada perbedaan yang signifikan kadar fruktosa pada buah mangga podang urang dan podang lumut.
Formulasi and Evaluasi Stabilitas Fisik Suspensi Ubi Cilembu (Ipomea batatas L.) dengan Suspending Agent CMC Na dan PGS Sebagai Antihiperkolesterol Fitriani, Yeyen Nor; INHS, Cikra; Yuliati, Ninis; Aryantini, Dyah
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Farmasi Sains dan Terapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.887 KB) | DOI: 10.33508/jfst.v2i1.699

Abstract

Drug which has small solubility in water is one of the problems that cause instability of pharmaceutical preparations. One drug practically insoluble in water is cilembu (Ipomoea batatas L.). So cilembu (Ipomoea batatas L.) made in form of suspension in order to produce stable preparations in liquid form. Making of the suspension cannot be separated from the suspending agent. CMC Na (Carboxymethylcellulose Sodium) and PGS (pulvis gummosus) is suspending agent which have been studied to produce a stable suspension. Accordingly, this study was conducted to know the suspension evaluation stability cilembu (Ipomoea batatas L.) with a suspending agent CMC Na and PGS as antihypercholesterol. Method of manufacture is dispersion method. Evaluation of physical stability test was conducted on the organoleptic, homogeneity, pH, density, viscosity, sedimentation volume, and redispersion. Data were analyzed with repeated measures and shelflife. Evaluation of physical stability the suspension cilembu with a suspending agent CMC Na and PGS on observations organoleptic, homogeneity, density and redispersion showed no difference, while the pH, viscosity and sedimentation volume were not significant differences (p< 0.05) during 30 days of storage.
Penyuluhan Kosmetik yang Aman dan Notifikasi Kosmetik Agustina, Lia; Shoviantari, Fenita; Yuliati, Ninis
Journal of Community Engagement and Empowerment Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Institut Ilmu Kesehatah Bhakti Wiyata Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Kosmetik merupakan sediaan topikal yang ditujukan untuk memelihara atau memperbaiki penampilan, salah satunya adalah lipstik. Tujuan: Memberikan pengetahuan tentang notifikasi kosmetik, cara penyimpanan yang baik dan usia guna kosmetik. Metode : Pendekatan personal melalui kegiatan penyuluhan dan pengukuran kefahaman peserta melalui pemberian kuisioner. Hasil : 71% peserta tidak mengetahui bahwa dalam kosmetik (khususnya lipstik) dapat mengandung bahan yang berbahaya, sebanyak 86% peserta tidak mengetahui tentang notifikasi kosmetik dan 86% tidak mengetahui usia guna dari lipstik. Setelah diberikan penyuluhan, terjadi peningkatan pemahaman dari peserta penyuluhan yaitu pemahaman akan bahan-bahan berbahaya dalam kosmetik meningkat sebesar 81%, pemahaman akan notifikasi kosmetik yaitu 86% dan pemahaman terhadap usia guna kosmetik sebesar 86%. Kesimpulan : Pemberian penyuluhan meningkatkan pengetahuan peserta akan bahan berbahaya, notifikasi dan usia guna kosmetik (lipstick).