Ni Wayan Fany Juniasih
Universitas Pendidikan Ganesha

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kuburan Krama Tamiu di Setra Badung (Sejarah dan Potensinya Sebagai Sumber Belajar Multikultur) Ni Wayan Fany Juniasih; Desak Made Oka Purnawati; I Wayan Putra Yasa
Widya Winayata : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol. 11 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v11i2.50324

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui Sejarah Kuburan Krama Tamiu diareal Setra Badung (2) Mengetahui Struktur dan Fungsi Kuburan Krama Tamiu diareal Setra Badung (3) Mengetahui Apa Saja Aspek Kuburan Krama Tamiu diareal Setra Badung yang bisa dipakai sebagai Sumber Belajar Multikultur. Kemudian Metode Penelitian yang digunakan yakni metode penelitian sejarah meliputi : (1) Teknik Pengumpulan Data (Heuristik), (2) Kritik Sumber (3) Interpretasi (4) Historiografi (Prinsip Penulisan Sejarah). Hasil Penelitian menunjukan yakni: Setra Badung adalah salah satu kuburan di Bali yang terletak di tengah Kota Denpasar yang diperkirakan dibangun pada tahun 1813 pada jaman dulu tidak hanya masyarakat Asli atau Krama Desa Adat yang dikuburkan disana tetapi juga ada masyarakat pendatang yakni Krama Tamiu (Penduduk pendatang yang beragama Hindu tetapi bukan anggota Desa Pakraman) dan juga ada masyarakat Tamiu (Penduduk pendatang yang Non Hindu dan sudah pasti bukan anggota Desa Pakraman). Setra Badung terdiri atas tiga halaman, yaitu Utama Mandala (Ulun Setra), Madya Mandala (Ragan Setra), Nista Mandala (Cokor Setra). Fungsi Setra Badung secara umum adalah dapat dibagi menjadi empat yakni (1) Fungsi Religi, (2) Fungsi Rekreasi, (3) Fungsi Sosial, (4) Fungsi Pendidikan. Potensi yang ada di Setra Badung sebagai sumber belajar multikultur yaitu: (1) Aspek Histori, (2) Aspek Spiritual, (3) Aspek Sosial, (4) Aspek Pengetahuan Kata-kata kunci: Sejarah Setra Badung, Krama Tamiu, Sumber Belajar Multikultur