Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MODEL INTEGRATIF PENANGGULANGAN KEMISKINAN (STUDI PADA RUMAH TANGGA MISKIN PERDESAAN DI KECAMATAN PAGER WOJO KABUPATEN TULUNG AGUNG) Darsono Wisadirana; Ni’matus Zuhro; Andiwi Meifelina; Qurnia Indah Permata Sari
Sosiologis: Kajian Sosiologi Klasik, Modern dan Kontemporer Vol. 1 No. 04 (2023): Sosiologis
Publisher : Cendekiawan Indonesia Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian mendasarkan pada keadaan, bargaining position peternak sapi perah yang belum pada posisi penentu dalam pengambilan keputusan daalam kerjasama dengan koperasi bahkan tetap dikendalikan keputusannya oleh koperasi sebagi mitra kerja dalam hubungan kerja social produksi. Sehingga kesejahteraan peternak belum meningkat secara signifikan. Karena itu penelitian ini ingin menganalisis peran modalitas pengusaha agribisnis sapi perah dalam meningkatkan bargaining position dan kesejahteran. Penelitian ini bertujuan : 1) Untuk menggambarkan peran modalitas pengusaha agribisnis sapi perah dalam bargaining posision penetapan harga produk dan sarana prasaran produksi. 2) Menganalisis peran modal capital, modal sosial, modal budaya dan modal simbolik dalam bargaining position peternak dalam penentuan harga produk dan harga beli sarana prasarana. Penelitian ini menggunakan teori modalitas Bourdieu (2014), yang diartikan sebagai sebuah konsentrasi kekuatan spesifik. Modalitas terdiri dari : modal sosial, modal capital atau ekonomi, modal budaya dan modal simbolik. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan metode survei, dengan mengambil lokasi di Kecamatan Pujon. Sebagai populasi penelitian pengusaha sapi perah. Tingkat analisis individu dan rumah tangga (Singarimbun Masri,1987). Hasil uji regresi menunjukkan bahwa modal capital berhubungan positif signifikan dengan kemampuan bargaining position peternak dalam menetapkan harga produk dan harga beli sarana prasarana. Sebaliknya, modal sosial memiliki hubungan negatif, yang menandakan bahwa semakin tinggi modal sosial peternak, semakin menurun kemampuan bargaining positionnya terkait harga jual susu dan harga beli sarana prasarana produksi. Modal budaya peternak berpengaruh positif terhadap kemampuan bargaining position peternak terhadap lembaga koperasi. Modal simbolis juga berhubungan positif dengan kemampuan bargaining position peternak. Secara keseluruhan, modalitas peternak (modal kapital, modal sosial, modal simbolik, dan modal budaya) memengaruhi secara signifikan kemampuan peternak dalam menetapkan harga jual produk susu dan pembelian sarana prasarana produksi dalam kerja sama dengan KOPSAE dan Koperasi.