This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik ITS
Dita Dwi Setya Putri
Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kajian Instalasi Pengolahan Air Demineralisasi dari Nalco Water An Ecolab Company Dita Dwi Setya Putri; Alfan Purnomo
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 2 (2023): IN PRESS
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i2.120029

Abstract

Air merupakan hal utama untuk memenuhi kebu-tuhan sehari-hari, baik domestik maupun industri. Industri akan selalu membutuhkan kualitas air dengan standar yang tinggi untuk kebutuhan prosesnya, biasanya air digunakan adalah air demineralisasi. Air demineralisasi atau bisa disebut sebagai air murni merupakan air tanpa mineral yang diproses dengan cara mengurangi atau menghilangkan ion-ion mineral yang terkandung dalam air. Demineralisasi air dapat dilaku-kan dengan beberapa teknologi, antara lain pertukaran ion (ion exchange) dan membran reverse osmosis (RO). Teknologi ion exchange maupun RO memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk menghilangkan kontaminan berupa partikel ion yang ada dalam air, namun kedua teknologi tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kajian dilakukan dengan mengetahui efisiensi removal kualitas air dengan parameter pH, kesadahan, alkalinitas, silika (SiO2), Fe (besi) dan konduktivitas pada setiap unit instalasi. Selain itu, akan dilakukan analisis operasional dan maintenance, biaya penggunaan bahan kimia, serta beban pencemar lingkungan yang dihasilkan dari instalasi pengolahan air dengan teknologi ion exchange dan teknologi membran. Hasil yang didapatkan berdasarkan efisiensi removal dari kedua instalasi adalah nilai konduktivitas masih di atas 10 µs/cm, namun instalasi dengan teknologi membran lebih baik dalam merevomal parameter. Instalasi dengan teknologi membran membutuhkan waktu lebih lama untuk satu kali cleaning in place (CIP) dibandingkan teknologi ion exchange yang membutuhkan waktu lebih singkat untuk satu kali regenerasi resin. Sedangkan, instalasi dengan teknologi ion exchange membutuhkan lebih banyak bahan kimia dan air untuk maintenance, sehingga biaya yang dikeluarkan akan lebih mahal. Berdasarkan dari beban pence-mar yang dihasilkan, teknologi dengan ion exchange mengha-silkan lebih banyak beban pencemar dibandingkan dengan teknologi membran.