This Author published in this journals
All Journal Madaniya
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pendampingan Pengaturan Tata Letak Fasilitas Produksi Usaha Kecil Pembuatan Sanggah Kayu Bali “Labak Sari” I Gede Nyoman Suta Waisnawa; I M Sudana; I M Rajendra; I G A Oka Sudiadnyani; I N Mei Rejeki
Madaniya Vol. 4 No. 3 (2023)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.523

Abstract

Usaha kecil kerajinan sanggah kayu dan bangunan stil Bali “Labak Sari” merupakan usaha kecil ini menggunakan kayu sebagai bahan baku utama. Proses produksi atau pembuatan sanggah kayu dan bangunan stil bali menggunakan perkakas kayu bertenaga manual maupun dengan mesin penggerak. Produk yang dihasilkan berupa sanggah kayu (tempat pemujaan bagu umat Hindu di Bali) jenis sangah kayu yang dibuat yaitu: sanggah taksu, sanggah gedong, sanggah kemulan, dan piyasan. Sanggah kayu ini merupakan hasil rakitan dari berbagai jenis bagian yang berbahan baku dari kayu. Kayu yang biasa digunakan yaitu: kayu Nangka, kayu Cempaka, kayu Majegau. Tataletak perkakas produksi merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi uatu perusahaan yang berpengaruh pada efektivitas dan efisiensi produksi. Kondisi eksisiting tataletak fasilitas produksi ditempatkan hanya berdasarkan area kosong yang tersedia serta tidak berdasarkan urutan dalam proses produksi. Metode yang digunakan pada perancangan tataletak adalah Activity Relationship Chart (ARC). Penempatan fasilitas-fasilitas produksi pada UMKM Labak Sari yang belum ditata sesuai urutan proses pembuatan sanggah kayu maupun bangunan stil Bali yang dikerjakan, sehingga memungkinkan terjadinya aliran orang atau material yang tidak diperlukan. Berdasarkan atas permasalahan ini, tim pelaksana memberikan pendampingan dalam pengaturan tataletak mesin perkakas/fasilitas produksi. Kegiatan ini diharapkan mampu menghasilkan tataletak mesin perkakas yang sesuai dengan urutan proses dengan tetap mengedepankan faktor K3 (keselamatan dan kesehatan kerja).