Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kecemasan pada warga binaan pemasyarakatan menjelang bebas: Literatur review Neli Hartini; Nur Oktavia Hidayati; Iceu Amira
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 3 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i3.9401

Abstract

Background: Anxiety is a feeling where a person feels uncomfortable and afraid of a situation in the future. Anxiety can also be felt by inmates of the penitentiary before being released due to the bad stigma from society so they are afraid to return to society.Purpose: To find out the anxiety of prisoners in prison (WBP) before being released.Method: The research method uses literature studies, article searches through PubMed and Google Scholar, with the keywords anxiety, prison inmates and before being released. The inclusion criteria were articles published between 2010-2022.Results: Found seven articles that match the inclusion criteria. The anxiety felt by prisoners before being released is caused by their status as former prisoners, so that individuals feel ashamed and worried. Inmates will lose their role in the family as well as in the social environment so that inmates think it will be difficult to return to their role and to get a job after they are released from their sentence.Conclusion: Most of the articles stated that the anxiety of prisoners still greatly affects the live of prisoners in facing their freedom, so that guidance and nursing interventions are needed to reduce the anxiety of prisoners before being released as well as guidance and motivation to prepare themselves back to society.Keywords: Anxiety; Discharge; Prisoners.Pendahuluan: Kecemasan adalah suatu perasaan dimana seseorang merasa tidak nyaman dan ketakutan pada suatu keadaan di masa mendatang. Kecemasan bisa dirasakan juga oleh para warga binaan pemasyarakatan menjelang bebas dikarenakan oleh stigma yang buruk dari masyarakat sehingga mereka takut untuk kembali ke lingkungan masyarakat.Tujuan: Untuk mengetahui kecemasan pada warga binaan pemasyarakatan (WBP) menjelang bebas.Metode: Menggunakan studi literatur, pencarian artikel melalui PubMed dan Google Scholar, dengan kata kunci kecemasan, warga binaan pemasyarakatan dan menjelang bebas. Kriteria inklusi adalah artikel yang dipublikasikan antara tahun 2010-2022.Hasil: Ditemukan tujuh artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Kecemasan yang dirasakan warga binaan pemasyarakatan menjelang bebas diakibatkan oleh status sebagai mantan warga binaan pemasyarakatan, sehingga individu merasa malu dan khawatir. Warga binaan akan kehilangan perannya di dalam keluarga juga di lingkungan sosial sehingga warga binaan beranggapan akan sulit untuk mengembalikan perannya dan untuk mendapatkan pekerjaan setelah mereka terbebas dari masa hukumannya.Simpulan: Sebagian besar artikel menyatakan kecemasan pada warga binaan pemasyarakatan masih sangat mempengaruhi kehidupan warga binaan pemasyarakatan dalam menghadapi kebebasannya, sehingga sangat diperlukan bimbingan dan intervensi keperawatan untuk menurunkan kecemasan warga binaan pemasyarakatan menjelang bebas serta bimbingan dan motivasi untuk mempersiapkan diri kembali ke masyarakat.
TERAPI DZIKIR UNTUK MENGONTROL HALUSINASI PENDENGARAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA : CASE REPORT Aprilia Aulia Ardianti; Iceu Amira; Nur Oktavia Hidayati
SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah Vol. 3 No. 4 (2024): SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah, April 2024
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/sentri.v3i4.2569

Abstract

Halusinasi pendengaran adalah keadaan dimana individu mengalami keyakinan mendengar dan merasakan “suara” tanpa adanya masukan stimulus pendengaran yang sesuai. Apabila tidak segera diatasi, maka hal tersebut dapat menimbulkan dampak negatif pada pasien skizofrenia, meningkatkan kecemasan, depresi, bahkan keinginan untuk bunuh diri. Tindakan keperawatan yang diberikan adalah terapi dzikir. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan terapi dzikir dalam mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia. Proses pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan membandingkan data rekam medis pasien. Adapun untuk instrumen yang digunakan adalah pengkajian psikosa keperawatan jiwa. Penelitian ini merupakan    bentuk    desain   study   case   (studi    kasus)   dengan menggunakan   penatalaksanaan   asuhan   keperawatan   penerapan strategi   pelaksanaan   dan   terapi dzikir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien memiliki masalah keperawatan jiwa halusinasi pendengaran dibuktikan dengan mengatakan selalu mendengar suara bayi memanggilnya. Setelah dilakukan intervensi dzikir selama tiga hari selama 15-30 menit setiap pertemuannya, pasien tampak terlihat jauh lebih tenang, emosi cukup stabil dan dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya terbukti dengan pasien mengatakan saat dzikir suara tersebut kadang-kadang menghilang sedangkan sebelum diberikan intervensi pasien sering melamun, bicara kacau, dan mengatakan mendengar suara memanggilnya yang membuat pasien merasa cemas. Intervensi keperawatan terapi dzikir dapat diberikan karena efektif dalam meningkatkan kemampuan pasien mengontrol frekuensi munculnya halusinasi.