Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

TERAPI DZIKIR UNTUK MENGONTROL HALUSINASI PENDENGARAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA : CASE REPORT Aprilia Aulia Ardianti; Iceu Amira; Nur Oktavia Hidayati
SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah Vol. 3 No. 4 (2024): SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah, April 2024
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/sentri.v3i4.2569

Abstract

Halusinasi pendengaran adalah keadaan dimana individu mengalami keyakinan mendengar dan merasakan “suara” tanpa adanya masukan stimulus pendengaran yang sesuai. Apabila tidak segera diatasi, maka hal tersebut dapat menimbulkan dampak negatif pada pasien skizofrenia, meningkatkan kecemasan, depresi, bahkan keinginan untuk bunuh diri. Tindakan keperawatan yang diberikan adalah terapi dzikir. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan terapi dzikir dalam mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia. Proses pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan membandingkan data rekam medis pasien. Adapun untuk instrumen yang digunakan adalah pengkajian psikosa keperawatan jiwa. Penelitian ini merupakan    bentuk    desain   study   case   (studi    kasus)   dengan menggunakan   penatalaksanaan   asuhan   keperawatan   penerapan strategi   pelaksanaan   dan   terapi dzikir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien memiliki masalah keperawatan jiwa halusinasi pendengaran dibuktikan dengan mengatakan selalu mendengar suara bayi memanggilnya. Setelah dilakukan intervensi dzikir selama tiga hari selama 15-30 menit setiap pertemuannya, pasien tampak terlihat jauh lebih tenang, emosi cukup stabil dan dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya terbukti dengan pasien mengatakan saat dzikir suara tersebut kadang-kadang menghilang sedangkan sebelum diberikan intervensi pasien sering melamun, bicara kacau, dan mengatakan mendengar suara memanggilnya yang membuat pasien merasa cemas. Intervensi keperawatan terapi dzikir dapat diberikan karena efektif dalam meningkatkan kemampuan pasien mengontrol frekuensi munculnya halusinasi.