Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

DEFISIENSI BESI DAN ANEMIA PADA ANAK USIA BAWAH DUA TAHUN (6-23 BULAN) DI KABUPATEN ACEH BESAR Ahmad, Aripin; Zulfah, Siti; Wagustina, Silvia
GIZI INDONESIA Vol 37, No 1 (2014): Maret 2014
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v37i1.151

Abstract

Anemia pada balita di Indonesia masih sangat tinggi, hasil Susenas (2001) menunjukkan rata-rata 47 persen balita menderita anemia dengan prevalensi terbesar pada usia 6-11 bulan yaitu 64,8 persen. Di Aceh, Survei Word Vision Indonesia (2010) 67,8 persen anak balita menderita anemia, sementara data Riskesadas 2013 didapatkan anemia pada anak usia 12-59 bulan 30,3 persen di kota dan 25,8 persen di pedesaan. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi anemia adalah status besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status besi dan anemia pada anak baduta usia 6-23 bulan di Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional survei dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 pada tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Lhoknga, Leupung dan Lhong Kabupaten Aceh Besar. Sampel penelitian adalah anak usia 6-23 bulan berjumlah 257 orang yang diambil dengan metode stratified random sampling. Data kadar Haemoglobin (Hb) dikumpulkan dengan metode cyanmethaemoglobin dan serum Ferritin dengan metode ELISA oleh tenaga laboran terlatih di Laboratorium “P” Banda Aceh. Analisis hubungan antara kadar serrum Ferritin dengan Anemia digunakan uji chi-square pada derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian didapatkan 46,7 persen sampel menderita anemia dan 36,2 persen menderita defisiensi besi. Setelah dilakukan analisis penentuan jenis anemia, didapatkan sampel dengan kadar Hb dan status besi normal sebesar 43,6 persen, anemia defisiensi besi 26,5 persen, defisiensi besi tidak anemia 9,7 persen, dan anemia tetapi status besi normal 20,2 persen. Anemia lebih banyak didapatkan pada anak baduta dengan status defisiensi besi, yaitu 73,1 persen dibandingkan anak non defisiensi 31,7 persen. Ada perbedaan yang signifikan antara defisiensi besi dengan anemia (p=0,00) dan nilai Odd Ratio (OR) =5,8. Anemia anak baduta di Aceh merupakan ”severe public health problem” dengan penyebab defisiensi zat besi. Untuk itu sangat diperlukan upaya peningkatan asupan zat besi dari makanan terutama MPASI, intervensi pemberian suplementasi besi untuk mencegah terjadinya anemia pada anak baduta.ABSTRACTIRON DEFICIENCY AND ANEMIA AMONG UNDER-TWO-YEAR-OLD-CHILDREN (6-23 MONTHS) IN ACEH BESAR DISTRICT OF ACEHAnemia among children aged under-five years in Indonesia is still high. The Social Economic National Survey (Susenas) in 2001 showed that 47 percent under five children suffered anemia and 64,8 percent of them were 6-11 months. Anemia in Aceh is also high, Word Vision Indonesia Survey in 2010 obtained that 67.8 percent under-five- year-old-children suffered from anemia. Riskesdas 2013 showed 30,3 percent anemia was found at 12-59 month old in urban and 25,8 percent in rural. One of the factors that influences anemia is iron status. This study aimed to determine iron status and anemia in children aged 6-23 months in Aceh Besar District. This study used a cross-sectional design that was conducted in August 2011 at three subdistricts in Aceh Besar: Lhoknga, Leupung and Lhong. A total of 257 children was taken as subjects with stratified random sampling method. Haemoglobin levels were collected by cyanmethaemoglobin method and serum ferritin was measured using ELISA method by trained staff at “P” Laboratory Banda Aceh. To analyse the relationship between ferritin serum levels and anemia, chi-square test was used at 95 percent confidence level. The study showed 46.7 percent children aged 6-23 month suffered anemia and 36.2 percent was iron deficiency. After analyzing the type of anemia, it showed that 43.6 percent children was normal, 26,5 percent was iron deficiency anemia, 9,7 percent was iron deficiency without anemia; and 20.2 percent was anemia without iron deficiency. Anemia among children with iron deficiency was 73.1 percent, and non iron deficiency children was 31.7 percent. There was a significant different between iron deficiency and anemia in children aged 6-23 month (p=0.00) with Odd Ratio (OR) 5.8. Anemia among children aged 6-23 month is a severe public health problem and iron deficiency is the main cause of anemia in Aceh Besar District. Therefore, it is important to improve iron intake from complementary feeding and iron supplement intervention for 6-23 month age children.Keywords: anemia, iron deficiency, children aged 6-23 month
DEFISIENSI BESI DAN ANEMIA PADA ANAK USIA BAWAH DUA TAHUN (6-23 BULAN) DI KABUPATEN ACEH BESAR Ahmad, Aripin; Zulfah, Siti; Wagustina, Silvia
GIZI INDONESIA Vol 37, No 1 (2014): Maret 2014
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.934 KB)

Abstract

Anemia pada balita di Indonesia masih sangat tinggi, hasil Susenas (2001) menunjukkan rata-rata 47 persen balita menderita anemia dengan prevalensi terbesar pada usia 6-11 bulan yaitu 64,8 persen. Di Aceh, Survei Word Vision Indonesia (2010) 67,8 persen anak balita menderita anemia, sementara data Riskesadas 2013 didapatkan anemia pada anak usia 12-59 bulan 30,3 persen di kota dan 25,8 persen di pedesaan. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi anemia adalah status besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status besi dan anemia pada anak baduta usia 6-23 bulan di Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional survei dilaksanakan pada bulan Agustus 2011 pada tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Lhoknga, Leupung dan Lhong Kabupaten Aceh Besar. Sampel penelitian adalah anak usia 6-23 bulan berjumlah 257 orang yang diambil dengan metode stratified random sampling. Data kadar Haemoglobin (Hb) dikumpulkan dengan metode cyanmethaemoglobin dan serum Ferritin dengan metode ELISA oleh tenaga laboran terlatih di Laboratorium “P” Banda Aceh. Analisis hubungan antara kadar serrum Ferritin dengan Anemia digunakan uji chi-square pada derajat kepercayaan 95%. Hasil penelitian didapatkan 46,7 persen sampel menderita anemia dan 36,2 persen menderita defisiensi besi. Setelah dilakukan analisis penentuan jenis anemia, didapatkan sampel dengan kadar Hb dan status besi normal sebesar 43,6 persen, anemia defisiensi besi 26,5 persen, defisiensi besi tidak anemia 9,7 persen, dan anemia tetapi status besi normal 20,2 persen. Anemia lebih banyak didapatkan pada anak baduta dengan status defisiensi besi, yaitu 73,1 persen dibandingkan anak non defisiensi 31,7 persen. Ada perbedaan yang signifikan antara defisiensi besi dengan anemia (p=0,00) dan nilai Odd Ratio (OR) =5,8. Anemia anak baduta di Aceh merupakan ”severe public health problem” dengan penyebab defisiensi zat besi. Untuk itu sangat diperlukan upaya peningkatan asupan zat besi dari makanan terutama MPASI, intervensi pemberian suplementasi besi untuk mencegah terjadinya anemia pada anak baduta.ABSTRACTIRON DEFICIENCY AND ANEMIA AMONG UNDER-TWO-YEAR-OLD-CHILDREN (6-23 MONTHS) IN ACEH BESAR DISTRICT OF ACEHAnemia among children aged under-five years in Indonesia is still high. The Social Economic National Survey (Susenas) in 2001 showed that 47 percent under five children suffered anemia and 64,8 percent of them were 6-11 months. Anemia in Aceh is also high, Word Vision Indonesia Survey in 2010 obtained that 67.8 percent under-five- year-old-children suffered from anemia. Riskesdas 2013 showed 30,3 percent anemia was found at 12-59 month old in urban and 25,8 percent in rural. One of the factors that influences anemia is iron status. This study aimed to determine iron status and anemia in children aged 6-23 months in Aceh Besar District. This study used a cross-sectional design that was conducted in August 2011 at three subdistricts in Aceh Besar: Lhoknga, Leupung and Lhong. A total of 257 children was taken as subjects with stratified random sampling method. Haemoglobin levels were collected by cyanmethaemoglobin method and serum ferritin was measured using ELISA method by trained staff at “P” Laboratory Banda Aceh. To analyse the relationship between ferritin serum levels and anemia, chi-square test was used at 95 percent confidence level. The study showed 46.7 percent children aged 6-23 month suffered anemia and 36.2 percent was iron deficiency. After analyzing the type of anemia, it showed that 43.6 percent children was normal, 26,5 percent was iron deficiency anemia, 9,7 percent was iron deficiency without anemia; and 20.2 percent was anemia without iron deficiency. Anemia among children with iron deficiency was 73.1 percent, and non iron deficiency children was 31.7 percent. There was a significant different between iron deficiency and anemia in children aged 6-23 month (p=0.00) with Odd Ratio (OR) 5.8. Anemia among children aged 6-23 month is a severe public health problem and iron deficiency is the main cause of anemia in Aceh Besar District. Therefore, it is important to improve iron intake from complementary feeding and iron supplement intervention for 6-23 month age children.Keywords: anemia, iron deficiency, children aged 6-23 month
APLIKASI KUIS TAJWID ONLINE BERBASIS WEB Zulfah, Siti; Amin, Fatkhul
Dinamika Informatika : Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Vol 9 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknologi Informasi Universitas Stikubank (Unisbank) Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.643 KB) | DOI: 10.35315/informatika.v9i2.8115

Abstract

Mempelajari kitab suci Al-Qur’an, membaca dan memahami isi dan arti setiap ayat dari Al-Qu’ran merupakan kewajiban setiap umat muslim didunia. ilmu tajwid sekarang ini umumnya hanya dapat dipelajari dari pondok pesantren maupun sekolah yang berbasis islam. Perkembangan teknologi saat ini masih kurangnya aplikasi-aplikasi yang dapat membatu mempelajari ilmu tajwid. Aplikasi kuis online berbasis web ini dirancang untuk memudahkan masyarakat yang ingin belajar ilmu tajwid untuk mendapatkan informasi dan panduan ilmu tajwid khusunya untuk hukum al-nun, al-sakinah, tanwin dan al-mim, output yang dihasilkan berupa aplikasi web yang menampilkan soal-soal ilmu tajwid. Hasil dari pembuatan aplikasi kuis tajwid online ini memudahkan masyarakat yang ingin belajar ilmu tajwid
KONSUMSI KEDELAI DAN HASIL OLAHANNYA SEBAGAI SUMBER PHYTHOESTROGEN DAN KEJADIAN MENOPAUSE PADA IBU RUMAH TANGGA DI KECAMATAN KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR Wagustina, Silvia; Zulfah, Siti; Afdayani, Nova
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 10, No 01 (2018): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v10i01.2228

Abstract

Women age epectancy is more higher than men, and it will be more elderly women than men among elderly population as the consequency. The long term impact there will be some health problem such as; osteoporosis, coronary heart desease, stroke, diabetes mellitus, senile, alzheimer, etc. One of the way to surpress the menopause simptoms is increase the intake of soy bean and its product due to the isoflavon in it. which similar part with estrogen. The aim of this study was to figure out the impact of concumption habit of soy bean and its product to the menopause level among housewifes. This research was the descriptive analitic reasearch, designed with case control study, to figure out the impact of consumption habit of soy bean and its product to the early menopause. The samples were inclusive criteria of housewives. The analysis tools which used were Chi square test and odds ratio. Result of this study showed that consumption habit of soy bean and its product were enough in case group 47,7% and in controlled group 79,5%. Menopause periode in group caseaverage early (40-50 year) 45,5%. There was meaningful impact from the consumption habit of soy bean and its product in menopause periode (age) (p < 0,05) with OR = 0,235. As the conclusion, it’s known that enough Soy bean and its product consumption could be a protective factor against early menopause. It is suggested for women to comsume high isoflavon food source about ≥ 30 mg/day to prevent early menopause. Keyword : Isoflavon intake, soybean, fitoestrogen, and menopause
Penulisan karya ilmiah sebagai upaya peningkatan profesionalisme bagi guru SMPN 30 Banjarmasin Putra, Muhammad Adhitya Hidayat; Hasanah, Mahmudah; Handy, Muhammad Rezky Noor; Zulfah, Siti; Laili, Nor; Sari, Dhimas Pratama Nindya Putra
MADDANA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2024): MADDANA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam 45 Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menulis artikel ilmiah merupakan salah satu upaya guru untuk meningkatkan kualitas dan mengembangkan profesionalitas. Akan tetapi, minat baca dan kebiasaan menulis guru masih rendah. Hal ini membuat para guru mengalami kesulitan ketika harus mengajukan kenaikan pangkat karena tidak memiliki latar belakang pengetahuan dan pemahaman yang cukup dalam menulis artikel ilmiah, sementara salah satu syarat pengajuan kenaikan pangkat adalah dengan mempublikasikan artikel ilmiah. Oleh karena itu, diadakan pelatihan penulisan artikel ilmiah bagi para guru di Banjarmasin untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi mereka dalam menulis artikel ilmiah. Setelah mengikuti kegiatan ini, para guru diharapkan dapat mempublikasikan artikel ilmiah dan dapat meningkatkan kualitas dan profesionalitas kerjanya sehingga mutu pendidikan menjadi lebih baik.
Unveiling Hidden Meanings: A Semiotic Exploration of Central Java’s Islamic University Logos Through Peirce’s Lens Fatin, Manar Abdurra'uf; Zulfah, Siti
Journal of Language and Literature Studies Vol. 4 No. 3 (2024): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jolls.v4i3.2076

Abstract

In the modern era, logo perception has become crucial as logos serve as visual representations of an institution's identity and values. This research emphasizes the critical role of logo symbolism in shaping the identity and communication strategies of State Islamic Universities (UIN) in Central Java, Indonesia. Despite its significance, there is a notable research gap in the semiotic analysis of these logos, particularly concerning the integration of Islamic identity with local cultural heritage. This study aims to decode the implicit meanings in the logos of UINs in Central Java, examining how these symbols reflect both the universities’ Islamic values and their modern, inclusive identities. Employing a qualitative descriptive methodology with semiotic analysis based on Charles Peirce’s semiotics theory and also Cerrato’s color theory, data were collected through documentation techniques from online repositories. The analysis covered logos from UIN Walisongo, UIN Raden Mas Said, UIN Salatiga, UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, and UIN K.H. Abdurrahman Wahid. Findings reveal that each logo carries layered symbolic meanings, incorporating symbols that reflect Islamic values while harmonizing with local culture. Elements such as gunungan, flowers, and color schemes (green, white, yellow, orange, gold, and black) are prevalent, symbolizing a commitment to preserving cultural values and advancing progressive Islamic education. This study highlights the importance of understanding logo symbolism for reinforcing institutional identity and enhancing public perception, offering insights that could strengthen the global competitiveness and appeal of UINs.