Pratiwi Hermiyanti
Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pelaksanaan Program 3M Plus Dalam Menangani Kejadian Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Asemrowo Mahfita Oktafiani; Pratiwi Hermiyanti; Hadi Suryono; Imam Thohari; Putri Arida Ipmawati
Jurnal Hygiene Sanitasi Vol. 3 No. 1 (2023): April
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/hisan.v3i1.36

Abstract

Asemrowo merupakan kawasan padat penduduk dengan kondisi lingkungan buruk menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Angka bebas jentik di wilayah kerja Puskesmas Asemrowo wilayah Tambak Pring Barat pada tahun 2019 sebesar 85% dengan kasus terkonfirmasi yaitu 9 kasus demam berdarah dengue. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis implementasi program 3M Plus terhadap kejadian Demam Berdarah di wilayah kerja Puskesmas Asemrowo Kota Surabaya. Jenis penelitian ini termasuk menggunakan studi observasional terhadap pelaksanaan program 3M Plus dalam menanggulangi kejadian Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja Puskesmas Asemrowo Kota Surabaya Tahun 2022. Variabel penelitian ini adalah keberadaan nyamuk Aedes, keberadaab jentik dan penerapan program 3M Plus. Teknik pengumpulan data ini melalui observasi dan wawancara Hasil keberadaan jentik pada tempat penampungan air di dalam rumah memperoleh hasil sebesar 46,3% sedangkan di luar rumah memperoleh hasil sebesar 56,3%. Angka bebas jentik di wilayah RT.08 RW.08 Kecamatan Asemrowo sebesar 92,6% dengan kategori tidak memenuhi syarat. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan program 3M Plus sebesar 58,5% dengan kategori baik. Penerapan program 3M Plus di wilayah kerja Puskesmas Asemrowo belum mencapai hasil yang optimal, karena sebagian responden belum menerapkan 3M Plus dengan baik.
Pengolahan Limbah Greywater Rumah Tangga Menggunakan Sistem Biocontact dalam Menurunkan Kandungan BOD5 Dan COD Faiqazmiy Fadllullah; Pratiwi Hermiyanti; Daryati; Ferry Kriswandana; Margono
Jurnal Hygiene Sanitasi Vol. 3 No. 2 (2023): In progress (Oktober)
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/hisan.v3i2.64

Abstract

Limbah rumah tangga atau greywater di lingkungan Margorejo, Surabaya umumnya dibuang langsung tanpa pengolahan di saluran drainase, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Air limbah ini mempunyai kandungan BOD5 sebesar 54,2 mg/L dan COD sebesar 276 mg/L. Tingginya nilai BOD5 dan COD dapat menurunkan kandungan oksigen terlarut, sehingga dapat menggangu ekosistem. Penelitian ini bertujuan menganalisis penggunaan sistem biocontact dalam menurunkaan kandungan BOD5 dan COD pada saluran drainase. Jenis Penelitian ini quasi experiment. Penelitian ini memanfaatkan media batu sungai, ijuk, kerikil, karbon aktif sebagai biocontact pada pengolahan greywater dalam menurunkan kandungan BOD5 dan COD. Lama kontak greywater dalam tangki biocontact adalah 3 hari, dan sampel diambil dari tangki biocontact sebanyak 3 kali perhari. Data BOD5 dan COD diolah dengan menyajikan tabel kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian kandungan BOD5 dan COD antara inlet dan outlet menunjukkan penurunan masing-masing hingga 46,7 mg/L dan 79,4 mg/L dalam waktu 72 jam. Biocontact  efektif untuk menurunkan kadar BOD5 dan COD dalam limbah greywater yang dibuktikan dengan hasil uji sudah sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur 72/2013, Lampiran III Nomor 4 Tentang Baku Mutu Limbah Domestik BOD5, 30 mg/L  dan COD 50 mg/L. Oleh karena itu, disarankan pada pemangku kepentingan di lingkungan Margorejo Surabaya untuk dapat meenggunakan biocontact dalam mengolah limbah greywater dengan pertimbangan efisiensi biaya dan penggunaan yang mudah. Kemudian, disarankan juga untuk melakukan proses seeding dan aklimatisasi dengan lebih lama selama 2 minggu hingga beberapa bulan agar proses seeding dan aklimatisasi mencapai kondisi lebih optimal.