Ade Wahidin, Ade
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGUATAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL MELALUI ASMAULHUSNA WAHIDIN, ADE
Jurnal Pendidikan Islam Vol 9 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ideally the purpose of every educational activity, both formal and non formal is formulated first, particularly in the national level. As a Muslim majority country, Indonesia formally decide its national educational goals that leads to the establishment of faithful, pious, and noble people. Among the ways that every Muslim can utilize to strengthen the goals of national education is through referring to Asmaul-Husna as the basis for the formation of faith, piety, and noble character in everyday life. Therefore, this study discusses about how a Muslim implemented his national educational goals with Asmaul-Husna.
WAHYU DAN AKAL DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN Wahidin, Ade
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 02 (2015): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.823 KB) | DOI: 10.30868/at.v2i02.101

Abstract

Akal   merupakan   instrumen   fundamental   yang   Allah   S.W.T ciptakan dalam diri manusia. Dengan akal, seseorang dapat bernalar, menganalisis, dan melahirkan ide-ide inovatif, kreatif, dan variatif. Bahkan,   dewasa   ini   stratifikasi    sosial   seseorang   dan   jabatan strategisnya  di tengah masyarakat seringkali ditentukan  oleh produk akal yang dilahirkannya. Terutama yang berkaitan dengan dunia sain dan teknologi modern.Meski  demikian,  dalam  perspektif  al-Qur`an akal  itu  bukanlah segala-galanya. Karena pada tataran  tertentu,  kompetensi  dan daya nalar akal tidak mampu untuk menjangkaunya. Apalagi jika dikorelasikan dengan masalah absolutisme kebenaran beragama, maka seseorang tidak bisa mengandalkan akalnya semata. Oleh karena itu, Allah S.W.T menurunkan wahyu sebagai referensi definitif dalam menetapkan  kebenaran  yang  mutlak.  Wahyu  yang  Allah  turunkan sama sekali tidak kontradiksi dengan akal yang sehat. Bahkan, antara wahyu dan akal bisa saling bersinergi dalam menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Pada saat yang sama, akal tidak boleh arogan, tetapi harus tunduk dan patuh terhadap wahyu. Kata Kunci: Wahyu dan Akal, Perspektif al-Qur`an
KONSEP ULAMA MENURUT AL-QUR'AN (Studi Analitis atas Surat Fathir Ayat 28) Wahidin, Ade
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 01 (2014): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Quran dan Tafsir Vol 1 No. 01 Juli 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (950.045 KB) | DOI: 10.30868/at.v1i01.168

Abstract

Pada  awalnya,  Islam  disampaikan  langsung  oleh  Rosululloh   yang  kapasitasnya  sebagai  penyampai  risalah   dari  Alloh   melalui malaikat  Jibril    Sepeninggal  Rosulullah   ,  yang  pertama   kali menyambut  tongkat  estafeta  penyebarannya   tiada   lain  adalah   para sahabat  Rosululloh, yang kemudian dilanjutkan  oleh generasi-generasi setelahnya.   Dalam   Islam  orang-orang   yang  menyampaikan  risalah tersebut lazim dikenal dengan sebutan ulama. Kedudukan ulama dalam Islam sangatlah  fundamental dan strategis.  Karena  eksistensinya dapat memberikan konsistensi bagi penyebaran agama Islam ke seluruh penjuru dunia. Akan tetapi, signifikansi posisi ini tidak lagi diiringi dengan realita sosok ulama yang sejalan dengan konsepsinya di awal keislaman. Apalagi saat  ini, yang dominasi kehidupannya terus  tergerus  oleh gaya  hidup hedonisme,  materialisme  dan  liberalisme,  maka  untuk  mencari  sosok ulama  yang ideal  sangatlah  sulit. Karena  idealisme al-Qur’an  tentang ulama  adalah  yang  memiliki karakteristik  al-khasysyah  (takut  kepada Alloh), sebagaimana yang disebutkan secara eksplisit dalam surat Fathir ayat 28. Kata Kunci: Ulama menurut al-Qur’an, al-Khasysyah
PEMBERIAN ASI PADA ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR`AN Asnawati, Asnawati; Bafadhol, Ibrahim; Wahidin, Ade
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 4, No 01 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (877.358 KB) | DOI: 10.30868/at.v4i01.429

Abstract

Menyusui merupakan salah satu langkah pertama bagi seorang manusia untuk mendapatkan kehidupan yang sehat dan sejahtera, namun sebagian ibu salah memahami bahwa susu-susu yang tersedia di pasar lebih bagus daripada air susu mereka sendiri. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode tafsir tematis dan menjadikan al-Qur`an dan terjemahnya sebagai sumber primer dan melengkapinya dengan sumber sekunder yang diambil dari kitab tafsir, kitab-kitab hadits, buku-buku ilmiah yang memiliki relevansi dengan pembahasan. Dalam Al-Qur`an Allah telah menegaskan kelangsungan penyusuan ini selama dua tahun penuh. Masa dua tahun ini merupakan rentang waktu emas ditinjau dari segala sisi kesehatan dan kejiwaan bagi bayi, yakni terdapat dalam Qs. al-Baqarah [2]: 233, Qs. Luqman [31]: 14 dan Qs. al-Ahqaf [46]: 15. Pemberian ASI sangat berperan dalam pemenuhan nutrisi bayi sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi. Dengan menyusui dapat mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare dapat turun 50% dan penyakit usus parah pada bayi premature dapat berkurang kejadiannya sebanyak 58% sedangkan pada ibu, resiko kanker payudara juga dapat menurun 6-10%.Kata Kunci: ASI, Tafsir, Ibnu Katsir
AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH DALAM TINJAUAN HADITS IFTIROQ Wahidin, Ade
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 03 (2017): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (973.963 KB) | DOI: 10.30868/at.v2i03.200

Abstract

Perpecahan yang terjadi pada internal kaum muslimin, secara teoritistelah ditetapkan oleh Nabi dalam sabda-sabdanya.Sehingga tidakdiragukan lagi validitas dan keabsahan masalah ini.Dalam sabdanyatersebut, disebutkan satu golongan yang selamat dan 72 tidakselamat.Kemudian disebutkan tentang karakteristik golongan yangselamat tersebut.Menariknya, Nabi hanya menjelaskan karakteristik golongan yangselamat, hal ini supaya umat Islam mudah mengenali danmempelajarinya hingga bisa menginternalisasikannya dalam dirinyasupaya menjadi bagian darinya.Golongan yang selamat itu adalahAhlussunnah Waljamaah.Keyword: Ahlussunnah, Hadits Iftirāq
DIALEKTIKA RASULULLAH TERHADAP AL-QUR`AN Wahidin, Ade
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 3, No 02 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1043.076 KB) | DOI: 10.30868/at.v3i02.316

Abstract

Al-Qur’an yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad untuk seluruh manusia merupakan anugerah terindah dan salah satu manifestasi kasih sayang Allah kepada para hamba-Nya. Manusia bukan hanya diperintahkan untuk membacanya, tetapi juga diperintahkan untuk memahaminya. Seseorang dapat memahami Al-Qur’an dengan baik dan benar, salah satunya dengan merujuk kepada sumber tafsir yang otoritatif. Sumber tafsir terbaik yang paling otoritattif setelah Al-Qur’an adalah al-Sunnah. Yaitu menafsirkan ayat Al-Qur’an dengan hadits-hadits Nabi Muhammad. Hal ini disebabkan Nabi memiliki kedudukan paling tinggi sebagai penyampai risalah Allah dan penafsir ayat-ayat- Nya