Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penyediaan Alat Penghancur Sampah Organik agar Maggot Lebih Maksimal Mengolah Sampah Menjadi Pupuk Kompos Harita Nurwahyu Chamidy; Yackob Astor; Keryanti Keryanti; Joe Lian Min; Tjetjep Djatnika; Apip Pudin; Dewi Amalia
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 14, No 3 (2023): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v14i3.12884

Abstract

Longsornya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti membuat tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) semakin menggunung dan munculnya TPS liar yang dapat mencemari lingkungan. Alternatif pengolahan sampah organik yaitu dengan memanfaatkan maggot. Jika tersedia sarana pengolahan sampah yang lengkap dan budidaya Maggot dilakukan secara benar, maka berpotensi dapat mengatasi permasalahan sampah dan menghasilkan keuntungan. Mitra telah mencoba melakukan pengolahan sampah organik menggunakan Maggot. Namun, masih ada permasalahan yang terjadi pada Mitra Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yaitu tidak adanya alat penghancur sampah sehingga tidak dapat diolah maksimal oleh Maggot. Kegiatan PkM ini yaitu melakukan sosialisasi mengajak warga untuk memilah sampah organik dan anorganik di rumah masing-masing, kemudian mendistribusikan sampah ke lokasi pengolahan, dan pembuatan alat penghancur sampah organik. Manfaat kegiatan PkM bagi Mitra adalah memberikan kontribusi berupa teknologi peralatan penghancur sampah dan bertambah banyak masyarakat yang berkontribusi dalam pengelolaan ini sebagai solusi pengolahan sampah yang efektif, efisien, murah, dan dapat memberikan keuntungan bersama.
Pengaruh Waktu, Jumlah Yeast, dan Konsentrasi Substrat Pada Fermentasi Limbah Kulit Nanas Menjadi Bioetanol Skala Home Industry Harita Nurwahyu Chamidy; Saripudin Saripudin; Ayu Ratna Permanasari
Jurnal Serambi Engineering Vol 8, No 4 (2023): Oktober 2023
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v8i4.6784

Abstract

Kulit nanas merupakan limbah yang mengandung glukosa sehingga dapat dimanfaatkan menjadi bioetanol. Kulit nanas selama ini belum banyak dimanfaatkan sehingga tidak memiliki nilai ekonomis.  Penelitian ini bertujuan memanfaatkan limbah kulit nanas untuk menjadi bioetanol dengan cara fermentasi, dimana proses fermentasi akan dilanjutkan dengan distilasi. Fokus penelitian ini berada pada variasi konsentrasi gula substrat karena kenyataannya limbah kulit nanas di lingkungan memiliki konsentrasi gula yang berbeda-beda. Penelitian ini dilakukan dalam skala home industry dengan proses yang dibuat semirip mungkin dengan proses pembuatan bioetanol yang dilakukan pada industri besar. Kapasitas produksi 5 L dengan substrat berupa air perasan kulit nanas. Variasi substrat yang digunakan adalah 3, 4, 5, dan 6 °Bx dengan waktu fermentasi 3 dan 5 hari. Mikroorganisme yang digunakan adalah yeast kering dengan variasi berat 5, 10, dan 15 g. Nutrien berupa pupuk NPK dan Urea dengan kadar 0,5% (b/v). Media fermentasi tidak disterilisasi untuk menyamakan dengan kondisi proses yang ada di industri bioetanol. Hasil fermentasi didistilasi pada suhu 83 °C selama kurang lebih 2 jam. Hasil terbaik diperoleh pada variasi konsentrasi substrat dengan kadar gula 6 °Bx, berat yeast 15 g, yaitu kadar alkohol setelah fermentasi sebesar 9 % dan hasil distilasi diperoleh kadar alkohol 45% sebanyak 170 ml.