Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis Biaya Pemulihan Rumah Sakit Pada Pasien Rawat Inap Penyakit Dalam Yang Menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional Di Rumah Sakit Firdaus Jakarta Utara Jully Neily Kasie; Cicilia Widiyaningsih; Suparjo Suparjo
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 7, No 3 (2023): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v7i3.3385

Abstract

Sistem jaminan kesehatan nasional yang dipegang oleh BPJS Keseahatan mengacu pada sistem pembayaran berdasarkan Indonesian Case Based Groups (INA-CBGs) yang sudah berlaku sejak tahun 2014. Sistem pembayaran ini mengacu pada diagnosis utama pasien selama perawatan tanpa memperhitungkan aspek lama perawatan. Sistem pembiayaan seperti ini akan menekan pemborosan biaya perawatan yang dinilai tidak perlu. Namun dalam implementasinya, banyak rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta mengeluhkan hal tersebut. Sistem pembiayaan pada jaminan kesehatan nasional (JKN) melalui BPJS Kesehatan dinilai tidak mampu menutupi biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah sakit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan cost recovery rate berdasarkan jenis penyakit, kelas rawat, severitas penyakit, lama rawat dan usia pasien serta faktor-faktor yang memperngaruhi cost recovery rate. Penelitian ini menggunakan mix method research yaitu penelitian yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di instalasi rawat inap unit Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Firdaus. Sampel yang digunakan sebanyak 308 pasien. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang bermakna nilai cost recovery rate berdasarkan jenis penyakit, severitas penyakit, lama rawat, dan usia pasien. Sedangkan tidak ada perbedaan yang bermakna nilai cost recovery rate berdasarkan kelas rawat inap. Dengan demikian, faktor-faktor yang mempengaruhi cost recovert rate yaitu jenis penyakit, severitas penyakit, lama rawat, dan usia pasien. Rekomendasi kedepannya yaitu pihak Rumah Sakit Firdaus perlu mengendalikan keempat faktor tersebut dengan implementasi clinical pathway secara patuh serta perlu dievaluasi tingkat efisiensi yang dicapai setiap bulannya. Kata Kunci: Cost recovery rate, jenis penyakit, kelas rawat, severitas penyakit, lama rawat, usia pasien
Evaluasi Pemenuhan Persyaratan Sertifikat Laik Fungsi Gedung Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Tahun 2023 Niken Churniadita; Cicilia Widiyaningsih; Supardjo Supardjo
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 7, No 3 (2023): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v7i3.3386

Abstract

Rumah Sakit PMI Bogor adalah lembaga kesehatan nirlaba milik Perhimpunan Palang Merah Indonesia. Untuk dapat beroperasi RS PMI harus memiliki Izin Operasional dengan persyaratan RS memiliki Rencana Strategis, terakreditasi, dan memenuhi persyaratan lain salah satunya Sertifikat laik fungsi Gedung (SLF). Izin RS PMI akan berakhir 31 Desember 2023, dan SLF Gedung akan habis masa berlakunya pada bulan September 2023. Pemerintah mengeluarkan regulasi baru yaitu Permenkes nomor 40 tahun 2022 yang menyatakan bahwa keandalan struktur bangunan gedung harus diuji secara berkala sesuai pedoman teknis dan standar yang berlaku. Selain itu telah terbit PP nomor 16 tahun 2021 yang mengatur penetapan fungsi dan klasifikasi bangunan gedung, dan proses penyelenggaraan bangunan gedung melalui sistem informasi manajemen bangunan gedung berbasis web. Kedua hal ini belum banyak diketahui oleh pengelola rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komitmen dan pengetahuan tentang perizinan dan akreditasi (MFK) rumah sakit, mengukur kondisi teknis bangunan gedung RS PMI Bogor, melaksanakan proses perpanjangan SLF, dan menyusun program dan kegiatan pelaksanaan pemanfaatan dan pemeliharaan gedung untuk mempertahankan laik fungsi gedung agar pengajuan perpanjangan SLF berikutnya lebih mudah. Tesis ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan metode deskriptif analitik. Dari penelitian disimpulkan bahwa manajemen rumah sakit komitmen terhadap perizinan dan akreditasi RS (MFK). Untuk kelengkapan dokumen persyaratan ada beberapa sertifikat laik operasi sarana yang habis masa berlakunya. Pada kajian teknis ditemukan temuan minor yang memerlukan perbaikan agar tidak memengaruhi struktur dan keamanan gedung. Belum ada dokumentasi kegiatan perbaikan dan pemeliharaan gedung berdasarkan rekomendasi tim pengkaji teknis SLF sebelumnya. Kata kunci : (SLF, sertifikat, perizinan, rumah sakit )
Pengaruh Pelatihan Kanban Terhadap Perilaku dan Persediaan Obat di Rumah Sakit Karitas Tahun 2023 Maria Vini Pertiwi; Anna Sunita; Cicilia Widiyaningsih
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 7, No 4 (2023): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v7i4.3561

Abstract

Belanja perbekalan farmasi menyerap anggaran sekitar 33-66% biaya operasional rumah sakit. Pengelolaan persediaan farmasi yang kurang baik dapat menyebabkan dis efisiensi oleh karena itu butuh perhatian khusus. Salah satu alat dalam penerapan metode lean dengan pendekatan persediaan tepat waktu dan efisien adalah Kanban. Tren nilai persediaan obat di RS Karitas fluktuatif, persediaan obat stagnant di Instalasi Farmasi RS Karitas sebesar 4-24% dan cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis akar permasalahan kejadian tersebut karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan SDM dalam pengelolaan persediaan obat. Oleh karena itu dibutuhkan intervensi pelatihan guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku petugas tentang lean inventory menggunakan metode Kanban. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan persediaan obat, pengetahuan, sikap dan praktek petugas sebelum dan setelah pelatihan sistem Kanban di Rumah Sakit Karitas. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan one group pretest-postest design. Dengan jumlah sampel petugas sebanyak 20 orang menggunakan total sampling, dan sampel obat sebanyak 96 item dengan random sampling. Penelitian dilakukan selama 1 bulan di logistik Farmasi Rumah Sakit Karitas. Perilaku petugas diukur menggunakan kuesioner sebelum dan setelah pelatihan, persediaan obat di analisis dengan membandingkan nilai stagnant obat sebelum dan setelah implementasi Kartu Kanban. Terdapat perbedaan pengetahuan petugas sebelum dan setelah pelatihan dengan uji t-test (p value = 0,0000,05). Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan pelatihan sistem Kanban dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap petugas farmasi di Rumas Sakit Karitas. Pelatihan tidak meningkatkan praktik petugas farmasi di Rumas Sakit Karitas. Pelatihan tidak menurunkan persediaan obat stagnant di Rumas Sakit Karitas. Kata kunci: lean management, persediaan obat, RS, Kanban, NTT
Analisis Pengaruh Rekam Medis Elektronik Rumah Sakit Terhadap Peningkatan Kualitas Mutu dan Keselamatan Pasien di RSIA Permata Sarana Husada Tahun 2023 Tasha Gabriella; Cicilia Widiyaningsih; Ahdun Trigono
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 7, No 4 (2023): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v7i4.3568

Abstract

Rekam medis elektronik merupakan rekam medis yang dibuat dengan menggunakan sistem elektronik yang diperuntukkan bagi penyelenggaraan rekam medis sesuai dengan peraturan dari PERMENKES No 24 Tahun 2022 dan STARKES. Tetapi kenyataannya banyak rumah sakit yang belum menerapkan karena terkendala SDM, biaya, dan sarana prasarana atau bahkan belum ada karena ketidaktahuan informasi. RSIA Permata Sarana Husada sudah menggunakan Rekam Medis Elektronik walaupun masih belum optimal karena kendala aplikasi yang ada maupun kemahiran pengguna Rekam Medis Elektronik yang kurang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dengan rekam medis elektronik dapat membuat pekerjaan staf lebih efektif sehingga lebih fokus ke pelayanan dan dapat meningkatkan keselamatan pasien. Metode dilakukan dengan desain cross sectional study dan dilakukan di ruangan rekam medis pada bulan Februari 2023 dengan 40 responden non medis, perawat, farmasi, dokter dan dokter gigi lalu dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian tersebut didapatkan pengetahuan responden mengenai RME 100% sangat baik, karena seluruh tenaga kerja yang menggunakan RME sudah mengikuti pelatihan mengenai RME. Kualitas pelayanan meningkat karena adanya RME yaitu sebesar 92,5%, kualitas mutu RME di RSIA Permata Sarana Husada juga sudah baik yaitu sebesar 99,16%, dan keselamatan pasien dapat meningkat karena adanya RME yaitu sebesar 95,5%. Dari variable yang diuji yaitu kualitas pelayanan, kualitas mutu, dan keselamatan pasien semuanya berhubungan dengan tersedianya RME. Kesimpulan: dengan adanya kualitas pelayanan dan kualitas mutu RME akan mempengaruhi tingkat baik dan buruknya keselamatan pasien yang akan terjadi. Saran: Monitoring dan evaluasi secara rutin mengenai aplikasi yang sudah tersedia agar dapat mengurangi terjadinya gangguan pada saat memasukan data rekam medis, peningkatan kemampuan aplikasi agar tenaga medis dapat melakukan monitoring data di luar rumah sakit, pelatihan secara berkala mengenai RME harus tetap dilakukan terutama bagi tenaga kerja baru, Kata kunci: Rekam Medis Elektronik, Keselamatan Pasien
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Memilih Pelayanan Pada Pasien Umum Rawat Jalan RS Sari Asih Karawaci Evy Triana Imanda; Alih Germas Kodyat; Cicilia Widiyaningsih
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 7, No 4 (2023): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v7i4.3569

Abstract

RS Sari Asih Karawaci merupakan rumah sakit di kota Tangerang yang telah melayani 132.113 pasien umum rawat jalan pada tahun 2022, yang mengalami tren penurunan jumlah pasien umum rawat jalan, yaitu 22% pada tahun 2021 dan 15% pada tahun 2022, dari target yang ditetapkan sebesar 25%. Belum tercapainya target ini mendorong penelitian untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, fasilitas fisik, terhadap keputusan memilih pelayanan pada pasien umum rawat jalan di RS Sari Asih Karawaci. Penelitian menggunakan studi kuantitatif dengan desain cross – sectional, metode pengambilan sampel secara purposive sampling pada bulan Juli – Agustus 2023. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner kepada 94 responden yang merupakan pasien umum rawat jalan RS Sari Asih Karawaci. Dari penelitian ini didapatkan proporsi bauran pemasaran dengan persepsi respoden yaitu persepsi puas terhadap produk (50%), persepsi terjangkau terhadap harga (61%), persepsi sulit dijangkau terhadap tempat (62%), persepsi kurang memadai terhadap promosi (49%), persepsi kurang baik terhadap orang (49%), kurang sesuai terhadap proses (65%), kurang lengkap terhadap fasilitas fisik (69%), serta tidak memilih pelayanan sebesar 53%. Hasil analisis bivariat didapatkan seluruh bauran pemasaran memiliki hubungan signifikan terhadap keputusan memilih pelayanan. Hasil analisis multivariat didapatkan adalah terdapat hubungan signifikan antara bauran pemasaran produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, fasilitas fisik, secara simultan terhadap keputusan memilih pelayanan pada pasien umum rawat jalan RS Sari Asih Karawaci, serta bauran pemasaran produk merupakan faktor yang paling berpengaruh (B = 0,153). Kata kunci: bauran pemasaran, keputusan memilih pelayanan, pasien umum rawat jalan
Relationship Of Mother’s Knowledge About PHBS With Children Diarrhea Case In Jagasatru Public Health Center, Cirebon City Year 2019 Lasmaria Marpaung; Cicilia Widiyaningsih; Zainal Abidin
Journal of Ageing And Family Vol 2, No 1 (2022): Journal Of Ageing And Family
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM Universitas Respati Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/joaf.v2i1.2166

Abstract

The high morbidity due to diarrhea in children under five in Indonesia, including at the Jagasatru Public Health Center, Cirebon City, is above 30% in the last 3 years, and there is a tendency to increase every year. Diarrhea is still included in the top 10 most diseases at the Jagasatru Public Health Center, Cirebon City in the last two years. The coverage of household PHBS is still lacking, namely 51.7%, and from several research results there is a relationship between mother's knowledge and PHBS. Thus, we want to know how the relationship between mother/caregiver knowledge about PHBS and the incidence of diarrhea in toddlers at the Jagasatru Public Health Center, Cirebon City. This study is a quantitative study using a case-control design. The sample was 153 people, consisting of 51 cases and 102 controls. The case sample was a child under five who had diarrhea diagnosed by a health center doctor in the last 3 months which was obtained from the medical records of the Jagasatru Health Center and the control sample was a child under five who had not had diarrhea in the last 3 months whose residence was close to the house of the diarrhea sufferer. The number of sample cases: control is 1:2. The data analysis used was univariate, bivariate using chi square and multivariate using multiple logistic regression. The description of the incidence of diarrhea in this study, mothers with less knowledge 38.6, adult mothers 83%, mothers not working 92%, low income 62.7%, PHBS actions were not good 49.7%, mothers gave exclusive breastfeeding 60.8% , mothers wash their hands with soap 50.3%, family latrines meet the requirements 73.2%, treatment of drinking water is boiled until it boils 89.5%, littering 6.6% carry out measles immunization 85%. Variables related to the incidence of diarrhea include knowledge of PHBS mother/caregiver (p value < 0.001, OR 6.16, 95%, CI 2.94-12.86) PHBS measures (p value < 0.001, OR 5.09, 95 %, CI 2.47-10.49) exclusive breastfeeding (p value < 0.001, OR5.09, 95%, CI 2.94-12.86) washing hands with soap (p value < 0.001, OR 11.23 , 95%, CI 4.75-26.59) drinking water treatment (p value 0.004, OR 5.31, 95%, CI 1.558-9.811) landfill (p value 0.016, OR 5.31.95%, CI 0.132-21.54) and measles immunization (p value 0.005, OR 3,910.95%, CI 1.558-9.811. The dominant variable is drinking water treatment (p value 0.002, OR 14.66.95%, CI 2.94). -12.86). In preventing diarrhea, mothers need to increase knowledge about PHBS, promote the importance of PHBS in every Puskesmas activity, inspection of basic sanitation facilities, especially bottled water facilities circulating in the community. Regular development of drinking water refill depots to maintain the quality of water sold to the public.Keywords : Mother's knowledge, incidence of diarrhea