COVID-19 menjadi perhatian serius dalam kesehatan masyarakat setelah dinyatakan sebagai pandemi. Kasus pertama COVID-19 dilaporkan terjadi di Wuhan pada tahun 2019 (Pradana, Casman, & Nur’aini, 2020). Pada awalnya WHO menyebut penyakit ini dengan nama Novel Coronavirus 2019 atau 2019-nCoV (Pradana et al., 2020). Kemudian pada tanggal 11 Februari 2020, WHO mengumumkan secara resmi COVID-19 sebagai penyakit yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) Penelitian yang dilakukan oleh Elshafeey, dkk menyebutkan 368 orang ibu bersalin termasuk ke dalam kasus ringan, 14 orang memiliki kasus parah dan 3 orang lainnya termasuk kasus yang kritis. Pada saat melahirkan, dilaporkan masing-masing terdapat 20 kasus gawat janin dan berat badan bayi lahir rendah. Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa dari 256 kelahiran, terdapat dua kasus kematian bayi serta empat bayi dinyatakan positif berdasarkan hasil tes PCR (Elshafeey et al., 2020).Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui Hubungan antara ibu bersalin terkonfirmasi positif covid-19 dengan kejadian Asfiksia Bayi Baru Lahir di RSUD Labuang Baji Makassar. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di RSUD Labuang Baji Kota Makassar.Hasil penelitian Menggambarkan bahwa dari 60 jumlah ibu bersalin dan telah melakukan tes usap Covid-19 terdapat 30 ibu yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan 30 yang terkonfirmasi negative Covid-19, terdapat 18 orang (30%) BBL yang mengalami asfiksia dan 42 (70%) yang tidak mengalami asfiksia. Kesimpulan Tidak ada hubungan antara ibu bersalin terkonfirmasi Positif Covid-19 dengan kejadian Asfiksia pada BBL di RSUD Labuang Baji Kota Makasssar. Diharapkan kepada tempat penelitian yaitu RSUD Labuang Baji agar meningkatkan pelayanan pada kasus persalinan dengan positif Covid-19 serta penanganan Asfiksia pada BBL.