Pemulung mempunyai kemungkian tinggi terserang penyakit akibat dari pekerjaannya. Lingkungan kerja yang tidak beraturan, membuat pemulung mudah terjangkit penyakit seperti batuk, flu, gatal-gatal dan diare. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit akibat pekerjaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko terjadinya penyakit akibat kerja pada pemulung di lingkungan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Refused Derived Fuel (RDF) Kabupaten Cilacap. Penelitian menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu semua pemulung di TPST RDF Kabupaten Cilacap berjumlah 135 pemulung. Sampel penelitian 57 sampel berdasarkan rumus slovin dengn teknik purposive sampling. Pengambilan data dengan instrumen kuesioner. Analisa data dengan univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 68.4% pemulung menderita penyakit akibat kerja, kasus terbanyak penyakit kulit/ gatal-gatal. Massa kerja 95% C.I=1.335-2.217, p-value 0,003, PR= 1.720, lama bekerja/hari 95% C.I= 1.042-3.071, p-value 0,008, PR= 1.788 dan personal hygiene 95% C.I= 1.120-4.113, p-value 0,002, RP= 2.146 merupakan faktor risiko terjadinya penyakit akibat kerja, sedangkan pemakaian APD 95% C.I= 0.261-0.861, p-value 0.001, PR= 0.474 merupakan faktor protektif untuk mencegah penyakit akibat kerja atau meminimalisir menderita penyakit akibat kerja pada pemulung di TPST RDF Kabupaten Cilacap, maka disarankan agar pemulung mengurangi lama kerja harian, meningkatkan penggunaan alat pelindung diri dan personal hygiene saar bekerja.