Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERANCANGAN SISTEM DIGITAL MARKETING UMKM BARONGAN SEBAGAI UPAYA PERLUASAN TARGET PASAR DAN PENGENALAN BARONGAN KHAS BLITAR Dewi Puspa Arum; Hani Nur Adnin; Dewi Novitasari; Lilis Nurhalizah; Yeyen Andriana; Bagastya Budi Prakoso
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sabangka Vol. 2 No. 03 Mei (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Sabangka
Publisher : Pusat Studi Ekonomi, Publikasi Ilmiah dan Pengembangan SDM Azramedia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak generasi muda yang kurang peduli dengan budaya di Indonesia, dengan melihat permasalahan tersebut, pengabdian ini dilakukan untuk memperkenalkan budaya barongan khas Blitar kepada khalayak luas sekaligus membantu memperluas target pasar produk barongan. Dengan adanya pengabdian masyarakat yang dilakukan, kegiatan ini dapat memberikan kontribusi serta manfaat dalam meningkatkan daya saing dan memperluas target pasar Barongan Wisanggeni Art Gallery. Di setiap daerah memiliki jenis barong yang berbeda – beda, contohnya seperti di Blitar, barongan blitar sering disebut sebagai Barongan Kucingan. Barongan Khas Blitar memiliki karakter tegas, galak namun suka bercanda atau bermain yang dikenal dengan sifat “Ngucing”. Bahan baku pembuatannya berasal dari kayu yang ukurannya besar dan berat. Metode yang dilakukan yaitu dengan cara melakukan observasi dan wawancara untuk mengetahui kondisi dan keadaan yang ada pada UMKM Barongan selanjutnya kami melakukan identifikasi permasalahan untuk mengetahui dengan detail permasalahan yang sedang dihadapi UMKM Barongan yaitu kurang luasnya target pasar karena belum dikenalnya barongan khas Blitar ke khalayak luas. Setelah mengetahui permasalahan, kami melakukan penyelesaian masalah dengan menggunakan metode SOSTAC (Situation analysis, Objectives, Strategy, Tactics, Actions, and Control) sebagai alat ukur keberhasilan kami. Dalam proses pengabdian ini, penulis berhasil membuat sistem digital marketing dengan menyediakan berbagai plaftrom online seperti Shopee, TikTok, Instagram, dan Youtube sebagai media promosi, membuatkan konten yang menarik pelanggan, serta mendampingi dan memberikan pelatihan kepada pelaku atau pekerja UMKM Wisanggeni Art Gallery.
Menciptakan Kebijakan Inklusif Dalam Upaya Pengakuan Agama Nenek Moyang di Indonesia: (Studi Kasus Pada Agama Kaharingan di Kalimantan Tengah, Sunda Wiwitan di Jawa Barat, dan Hindu Bali) Ertien Rining Nawangsari; Hani Nur Adnin
Jurnal Penelitian Agama Hindu Vol 6 No 4 (2022)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/jpah.v6i4.3043

Abstract

This research presents a comprehensive analysis of the recognition of ancestral religion in Indonesia, focusing on the challenges and efforts of its adherents to attain official status. The research background involves the legal context of Indonesia, where the 1945 Constitution guarantees religious freedom. However, followers of ancestral religion continue to face stigmatization and legal uncertainty, necessitating this study. The research aims to identify the struggles of ancestral religion adherents, exploring their impacts on social, economic, and identity aspects. Literature and metadata study methods were employed to delve into the challenges faced by these adherents and their efforts to gain recognition, leading to crucial steps such as policy recommendations, community education, and interfaith collaboration to aid ancestral religion followers against discriminatory actions. The research findings depict various negative impacts of the non-recognition of ancestral religion, including difficulties in securing employment and issues related to identity document fulfillment. The efforts of ancestral religion adherents to gain recognition are analyzed in the context of policy recommendations that can improve the existing legal framework. The study's conclusion highlights the urgency of equal recognition for ancestral religion adherents, emphasizing the need for legal and policy reforms to create an inclusive environment. Involving all stakeholders, including the government, religious leaders, and civil society, this research is expected to contribute significantly to the discourse on religious freedom in Indonesia. Therefore, inclusive policy recommendations grounded in local cultural understanding are anticipated to serve as a foundation for positive change in supporting the religious rights of ancestral religion followers in Indonesia.