Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pertumbuhan Ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalmus) Dipelihara dalam Sistem Bioflok dengan Frekuensi Pemberian Molase yang Berbeda Muhammad Safir; Ni Made Widyawati; Achmad Rizal; Novalina Serdiati
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 12 No 2 (2023)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/jgt.v12i2.1065

Abstract

Biofloc technology requires an additional carbon source (molasses) to balance the C/N ratio to support the bacteria's performance. The application of molasses should be done with sufficient time and concentration to guarantee the excellent condition of the floc. This study aims to determine the appropriate frequency of molasses application for the growth of siamese catfish (P. hypophthalmus) using Biofloc System Technology. The study used a completely randomized design of flour treatments and five replications. The frequency of molasses application was aimed to find the optimum results of applying it once a day (A), every two days (B), every three days (C), and every four days (D), each in the corresponding experimental units. The experiment was carried out in 35 days. The feed given was 5% of body weight, with a feeding frequency of twice daily. The results showed no difference in growth (weight) and feed efficiency for all treatments. However, it was found that the amount and nutrient content of the formed floc were more stable when molasses was given at a frequency every two days (treatment B) until the sixth week compared to other treatments. In conclusion, the frequency of giving molasses for flock growth twice a day can be applied for siamese catfish using the Biofloc system.
Sosialisasi Alat Tangkap Ramah Lingkungan Di Desa Tambu Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah Andi Heryanti Rukka; Achmad Rizal; Irawati Mei Widiastuti; A. Masyahoro
TOLIS MENGABDI : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Madako Tolitoli

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56630/tolis mengabdi.v1i2.482

Abstract

Praktik penangkapan ikan  yang merusak seringkali disebabkan oleh banyaknya permintaan jenis ikan tertentu dipasaran, khususnya ikan hidup. Konsumen dan pasar memiliki kekuasaan yang besar untuk mengendalikan harga ikan hidup, meskipun informasi yang ada masih kurang dan  kesadaran konsumen mengenai cara menangkap ikan di pasar masih rendah. Selain itu, penderitaan masyarakat nelayan yang masih kurang sejahtera membuat mereka  mencari jalan untuk memperoleh banyak uang  dengan mudah dan singkat. Teknik penangkapan ikan destruktif, nelayan dapat mencapai hasil yang signifikan dalam waktu  singkat. Kurangnya pemahaman terhadap siklus hidup ikan dan ekosistem yang mendukungnya (tempat mereka hidup dan berkembang biak) serta kurangnya penegakan hukum terhadap penangkapan ikan yang merusak membuat nelayan sulit memperbaiki kondisi perikanan (khususnya perikanan karang). Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian  masyarakat ini adalah  observasi dan partisipasi dengan  pendekatan langsung penyadaran dan partisipasi masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya dapat mengembangkan  pemikiran masyarakat mengenai penggunaan alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan, namun juga memberikan kondisi bagi para nelayan dalam melakukan penangkapan ikan. Kegiatan ini  dilaksanakan dengan melibatkan 30  peserta yang merupakan anggota masyarakat pesisir, nelayan dan keluarganya.Kata kunci : Alat tangkap, ikan,  lingkungan