Di Negara berkembang seperti Indonesia banyak ditemukan Masalah kesehatan yang berkaitan dengan kekurangan kebutuhan mikronutrien, apalagi di umur anak masih balita (5 tahun kebawah). Di masa kritis ini menjadi fokus perhatian karena merupakan masa kritis serta menjadi golden age yang tidak dapat terulang kembali. Masalah gizi anak yang utama saat ini sedang dialami adalah tingginya angka stunting. Masalah ini bisa diatasi salah satunya dengan peningkatan pengehuan kader posyandu balita menggunakan media teknologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan quasy eksperimen dengan sasaran kader posyandu balita sejumlah 38 orang. Penentuan sampel ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasilnya ada peningkatan pengethuan kader pada kelompok yang menggunakan media aplikasi SKOPIA (Serikat Pendidikan Komplementer Ibu dan Anak) dengan p-value <0,05. Aplikasi ini dapat direkomendasikan sebagai media untuk meningkatkan pengethaun kader terkait terapi komplementer untuk pencegahan stunting pada anak