AbstrakSwamedikasi merupakan salah satu cara masyarakat untuk mengatasi keluhan penyakit yang tergolong ringan. Tren ini semakin meningkat selama pandemi COVID-19 berlangsung seiring dengan adanya berbagai aturan pembatasan yang membuat hampir seluruh lapisan masyarakat membatasi kegiatan di luar rumah. Sangat penting untuk masyarakat memiliki pengetahuan yang memadai, baik tentang obat modern dan tradisional, untuk menjamin efektivitas obat sehingga kesembuhan atau perbaikan kesehatan yang diharapkan dapat tercapai. Berdasar hal tersebut diselenggarakan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan guna meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai swamedikasi obat modern dan tradisional. Penyuluhan berbasis online dengan metode ceramah dan diskusi melalui webinar melibatkan 305 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Penilaian pemahaman masyarakat melalui pre-test sebelum dan post-test setelah materi webinar diberikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat umum meningkat signifikan (p < 0,05) yang ditandai dengan nilai rata-rata pre-test sebesar 54,47 dan nilai rata-rata post-test sebesar 74,89. Sama halnya dengan tingkat pengetahuan tenaga kefarmasian juga meningkat signifikan (p < 0,05) dengan nilai rata-rata pre-test sebesar 75,15 dan nilai rata-rata post-test sebesar 86,59. Berdasar hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengabdian kepada masyarakat ini berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan masyarakat umum dan tenaga kefarmasian mengenai obat modern dan tradisional sehingga dapat menjamin efektivitas pengobatan dan didapatkan mutu kesehatan yang maksimal. Kata kunci: COVID-19; kesehatan masyarakat; obat modern; obat tradisional. AbstractSelf-medication is one way for the community to deal with complaints of ailments that are classified as mild. This trend has increased during the COVID-19 pandemic along with various restrictions that have made almost all levels of society restrict activities outside the home. It is very important for the community to have adequate knowledge, both about modern and traditional medicine, to ensure the effectiveness of the drug so that the expected recovery or health improvement can be achieved. Based on this main problem, the author provides community service in the form of counseling to increase public understanding regarding modern and traditional drug self-medication. Online-based counseling using lecture and discussion methods via webinars involved 305 participants from various regions in Indonesia. Assessment of public understanding through pre-test before and post-test after the webinar material was given. The results of the analysis show that the level of knowledge of the general public has increased significantly (p < 0.05) as indicated by the average pre-test score of 54.47 and the average post-test score of 74.89. Likewise, the level of knowledge of pharmaceutical staff also increased significantly (p < 0.05) with an average pre-test score of 75.15 and an average post-test score of 86.59. Based on these results, it can be concluded that this community service influences the level of knowledge of the general public and pharmaceutical staff regarding modern and traditional medicine so that it can guarantee the effectiveness of treatment and obtain maximum health quality. Keywords: COVID-19; public health; modern medicine; traditional medicine.