Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS SWAMEDIKASI OBAT ANALGETIK PADA PENDERITA SAKIT GIGI DI MASYARAKAT CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO Anita Mursiany; Isna Nur Khasanah; Truly dian anggraini
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 2 No. 8 (2023): Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v2i8.1329

Abstract

Obat analgetik diketahui dapat mengurangi rasa nyeri yang disebabkan sakit gigi. Obat analgetik non narkotik bisa diperoleh di apotek dengan resep maupun tanpa menggunakan resep. Kemudahan dalam mengakses informasi di internet membuat masyarakat memilih untuk melakukan swamedikasi (pengobatan sendiri). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui swamedikasi penggunaan obat analgetik pada pasien sakit gigi di masyarakat cemani, kecamatan grogol, kabupaten sukoharjo. Penelitian menggunakan rancangan deskriptif observasional. Sampel penelitian dipilih secara purposive sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, jumlah responden sebanyak 100 orang. Instrument penelitian ini menggunakan teknik wawancara terstruktur. Kriteria inklusi adalah responden berusia > 17 tahun, responden pernah menderita sakit gigi, dan responden membeli obat di apotek tanpa resep. Hasil dari penelitian jenis obat analgetik yang banyak digunakan adalah asam mefenamat sebanyak 36 %, paracetamol sebanyak 19 %, kalium diklofenak sebanyak 23 %, natrium diklofenak sebanyak 12 %, ibuprofen 7 %, asetosal 1%, dan obat kombinasi paracetamol dan kafein sebanyak 1 %.
UPAYA PENINGKATAN EKSISTENSI PERAN FARMASIS MELALUI EDUKASI APOCIL KENAL DAGUSIBU Recta Olivia Umboro; Fitri Apriliany; Anita Mursiany; Dedent Eka Bimmaharyanto Sarsono; Dwi Monika Ningrum
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.19833

Abstract

ABSTRAKFarmasis atau yang lebih dikenal dengan nama apoteker merupakan salah satu profesi yang memiliki peran yang cukup signifikan dalam dunia kesehatan khususnya dibidang obat. Walau telah diakui secara undang-undang oleh negara,  namun masih banyak dari masyarakat Indonesia yang belum mengenal peran dan fungsi dari apoteker. Kegiatan edukasi dengan tema APOCIL kenal DAGUSIBU yang berlokasi di Madrasah Ibtidaiyah (MI) NW Karang Bata Mataram bertujuan untuk untuk memperkenalkan profesi apoteker sekaligus untuk menciptakan agen perubahan sadar obat sedini mungkin di masyarakat. Peserta edukasi merupakan siswa usia sekolah (6-12 tahun). Metode edukasi dilakukan menggunakan media pembelajaran audio-visual (power point, video animasi Acil-DAGUSIBU) dan Game Base Learning. Evaluasi dilakukan melalui kegiatan pretest dan posttest. Pelaksanaan kegiatan dihadiri oleh 40 orang peserta sekolah dasar kelas 3,4,5. Hasil kegiatan berupa terpilihnya duta apocil dan diperoleh nilai rata-rata evaluasi kegiatan pretest yang sebesar 40.00 dan nilai rata-rata posttest sebesar 90.00.  Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan edukasi ini berdampak pada perubahan sikap  pemahaman dan pengetahuan dari peserta, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai evaluasi sesudah diberikan perlakuan sebesar 125%. Kata kunci: edukasi; APOCIL; DAGUSIBU. ABSTRACTThe profession of pharmacists, or just pharmacists, is important to the health sector, particularly in the area of medicine. Many Indonesians are still unaware of the role and function of pharmacists, despite the fact that the state has officially recognised them. The goal of the educational programme with the title "APOCIL knows DAGUSIBU," which is held at Madrasah Ibtidaiyah (MI) NW Karang Bata Mataram, is to raise awareness of drugs early in society and promote the profession of pharmacy. Participants in education are students in school (6–12 years old). Game Base Learning and audio-visual learning resources (Power Points, Acil-DAGUSIBU animated movies) are used in the instructional approach. Activities for the pretest and posttest are used for evaluation. Forty primary school students in grades three, four, and five participated in the exercise. The activity resulted in the selection of Apocil ambassadors; the average score on the pretest activity evaluation was 40.00, and the average score on the posttest was 90.00. Therefore, it can be said that this educational exercise has an effect on how the participants perceive and feel about themselves, as seen by the evaluation ratings rising by 125% following treatment. Keywords: education; APOCIL; DAGUSIBU.
PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL INFUSA RAMBUT JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Sturt) MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS SECARA KOLORIMETRI Anita Mursiany; Recta Olivia Umboro; Truly Dian Anggraini
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 2 No. 12 (2023): jurnal locus penelitian dan pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v2i12.2354

Abstract

Rambut jagung manis selama ini dianggap sebagai limbah dan belum dimanfaatkan secara optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air rambut jagung muda umur 40 hari dan rambut jagung umur 60 hari mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan fenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan total flavonoid pada infusa rambut jagung manis (Zea mays Saccharata Sturt). Metode penelitian yang digunakan adalah penentuan kadar flavonoid total yang dilakukan secara Spektrofotometri UV-Vis secara kolorimetri. Kandungan total flavonoid dalam (mgQE/g ekstrak) berturut-turut adalah 0,0061, 0,0047, 0,0085, dan dalam persen (%) 0,61, 0,47, 0,85. Sehingga dapat disimpulkan bahwa infusa rambut jagung manis (Zea mays Saccharata Sturt) mengandung senyawa flavonoid dan rata-rata kadar flavonoid total sebesar 0,0064 ± 0,0019 mgQE/g ekstrak dengan persentase sebesar 0,6433 ± 0,1921%.