Perceraian suatu peristiwa yang sangat tidak diinginkan bagi setiap pasangan dan keluarga. Perceraian dalam keluarga manapun merupakan peralihan besar dan penyesuaian diri baru bagi anak-anak, mereka akan mengalami reaksi emosi dan perilaku karena kehilangan satu orang tua. Penelitian pengasuhan single parent dalam perkembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun dilakukan memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh perceraian terhadap perkembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini dilakukan di Desa Pondok Perasi Ampenan Kota Mataram Tahun 2023. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dan wawancara. Perbedaan pengasuhan oleh ibu tunggal dan bapak tunggal terlihat berbeda yaitu pada pengasuhan bapak mengguanakan pola asuh demokratis ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dengan anaknya. Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui bersama. Anak diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan, dan keinginannya. Dalam pengasuhan ibu menggunakan pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan yang diberikan pada anak untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri. Hasil penelitian pengaruh perceraian terhadap perkambangan sosial emosional anak terlihat cukup baik dikarenakan kurangnya peran dari salah satu anggota keluarga, di mana orangtua single parent menempatkan diri sebagai bapak dan ibu sekaligus dalam mengasuh perkembangan sosial emosional anak.