Miftahul Jannah
Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Padang, West Sumatera, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN PARE HIJAU (Momordica conchinchinensis) TERHADAP REPRODUKSI MENCIT BETINA (Mus musculus) Adinda Rizky Maulina; Della Trya Monica; Divia Yuda Meisya; Miftahul Jannah; Yuni Ahda; Yusni Atifah
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 9, No 10 (2023): Volume 10 Nomor 9
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v9i10.10403

Abstract

Abstrak: Pengaruh Pemberian Ektrak pare hijau (Momordica conchinchinensis) Terhadap sikl us estrus mencit betina (Mus Musculus L.). Kandungan zat aktif yang terdapat dalam buah pare yaitu triterpenoid yang berperan untuk memperbaiki sel-sel granulosa pada ovarium, dimana granulosa ovarium menghasilkan inhibidin yang menghambat sekresi hormone FSH dan LH. Pada mencit betina perubahan fisiologi terjadi secara berkala yang mempengaruhi hormon reproduksi, hal ini dapat dilihat dari siklus estrus nya Tujuan Penelitian untuk mengetahui siklus estrus mencit betina (Mus musculus) akibat pemberian ekstrak pare (Momordica charantia, L). Penelitian ini dilaksanankan pada bulan Maret sampai April tahun 2023 di laboratorium Biologi FMIPA UNP. Penelitian ini menggunakan 15 ekor mencit betina yang dibagi menjadi 3 perlakuan dan 5 ulangan yang masing-masing kelompok terdiri atas 5 mencit betina. Setiap kelompok diberi perlakuan ekstrak Pare dengan dosis 150 mg/BB, 300 mg/BB dan untuk kelompok kontrol tidak diberi ekstrak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis anova dengan RAL menggunakan uji experimental. Hasil penelitian didapatkan dengan mengamati preparat sederhana apusan vagina mencit. Pengamatan preparat menunjukkan bahwa siklus estrus tetap terjadi pada semua perlakuan. Perbedaan siklus estrus terlihat pada perlakuan P1, dimana terjadi fase diestrus, sedangkan pada P2 terjadi fase metetrus dan diestrus, dan pada kontrol terjadi fase estrus dan diestrus. Berdasarkan hasil yang didapatkan tidak ada siklus estrus yang dominan terhadap mencit yang diberi perlakuan maupun mencit kontrol. Kesimpulan dari pengamatan yang dilakukan yaitu ekstrak pare dengan jumlah dosis 150 mg/BB 300 mg/BB tidak berpengaruh terhadap terhambatnya siklus estrus pada mencit betina.